Corona di Bali
Jadi Klaster, 39 Nakes dan Staf RSUD Buleleng Terpapar Covid-19 Sejak Awal Agustus
Dalam kurun waktu satu bulan ini (Agustus) tercatat sebanyak 39 tenaga kesehatan beserta staf di RSUD Buleleng, positif terpapar virus corona atau Cov
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Dalam kurun waktu satu bulan ini (Agustus) tercatat sebanyak 39 tenaga kesehatan beserta staf di RSUD Buleleng, positif terpapar virus corona atau Covid-19.
Namun dari jumlah tersebut, ada 36 orang yang sudah dinyatakan sembuh, sementara yang masih dirawat sisa tiga orang.
Hal ini lantas menjadikan RSUD Buleleng sebagai klaster penyebaran virus corona.
Sekda Buleleng, juga sebagai Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa ditemui Senin (24/8/2020) tidak menampik akan hal tersebut.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Buleleng ini menyebut, wajar jika RSUD Buleleng menjadi klaster.
Sebab, rumah sakit tersebut telah menjadi rujukan pasien Covid-19 di Buleleng, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kemenkes RI.
• Ternyata Otak Penembakan di Kelapa Gading Seorang Wanita, NL Ngaku Sakit Hati
• TP PKK Provinsi Bali Lakukan Program Gebrak Masker Selama Pandemi Covid-19
• Libur Panjang Cuti Bersama Pekan Lalu, 18.603 Penumpang Masuk Bali Melalui Bandara Ngurah Rai
Terlebih, saat Kemenkes mengeluarkan peraturan revisi ke lima, dimana pasien yang dirawat di rumah sakit saat ini hanya yang memiliki gejala sedang dan berat, Bupati Buleleng memutuskan untuk menjadikan ruang Lely dan Mahotama di RSUD Buleleng sebagai tempat perawatan pasien Covid-19.
Sementara RS Pratama Giri Emas kini hanya dijadikan sebagai cadangan, apabila pasien Covid-18 di RSUD Buleleng membludak.
Ini dilakukan mengingat peralatan medis yang dimiliki di RS Pratama Giri Emas belum optimal untuk merawat pasien Covid-19 yang memiliki gejala sedang, berat hingga yang memiliki penyakit penyerta.
• Dirancang dengan Perhitungan Realistis, Giri Prasta Jelaskan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2020
• Tekan Penyebaran Covid-19, Satgas Desa Dangin Puri Kelod Rutin Laksanakan Patroli Keliling
• KEMBALI2020: Satukan Ubud Writers Festival dan Ubud Food Festival
"RS secara dinamis tetap jadi klaster, karena setiap hari pasien datang. Tidak mungkin tidak jadi klaster, karena mereka melayani pasien. Begitu menerima pasien di IGD, kemudian tertular dan menularkan lagi ke nakes yang lain. Walaupun sekarang terpapar, besok sembuh, kemudian kerja lagi, akan berpeluang tertular lagi karena melayani pasien. Jadi secara dinamis rumah sakit tetap jadi klaster," ucap Suyasa.
Sementara Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga medis, sebut Suyasa hingga saat ini masih cukup, dan jumlahnya mencapai ratusan.
Kendati demikian, Suyasa mengimbau kepada BPBD Buleleng untuk segera mengamprahkan, apabila dalam dua minggu ke depan dirasa tidak cukup.
"Untuk APD tidak ada masalah," katanya.
• Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Ingin Pusat dan Daerah Sejalan Pulihkan Ekonomi Bali Lewat UMKM
• Pembukaan Bali untuk Wisatawan Mancanegara Ditunda, Pemkab Badung Akan Lakukan Reborn Ekonomi
Di sisi lain, terkait perkembangan Covid-19 di Buleleng pada Senin (24/8/2020), Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng, I Ketut Suweca mengatakan, terjadi penambahan enam kasus positif Covid-19.
Dengan rincian satu kasus dari Kecamatan Sukasada. Satu kasus dari Kecamatan Seririt. Satu kasus dari Kecamatan Kubutambahan. Dan tiga kasus dari Kecamatan Buleleng.