100 Dokter Gugur di Masa Pandemi, Satgas Penanganan Covid-19 Singgung Jam Kerja hingga Kualitas APD

jumlah rasio antara tenaga medis dan pasien di sebuah rumah sakit juga harus diatur sedemikian rupa agar tak menimbulkan beban kerja berlebih

Editor: Wema Satya Dinata
Humas BNPB
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito 

TRIBUN-BALI.COM - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta jam kerja tenaga kesehatan dibatasi sehingga tidak sampai menyebabkan kelelahan.

Oleh karena itu, jumlah rasio antara tenaga medis dan pasien di sebuah rumah sakit juga harus diatur sedemikian rupa agar tak menimbulkan beban kerja berlebih.

Hal ini disampaikan Wiku menanggapi 100 dokter yang gugur selama pandemi Covid-19.

“Jumlah rasio dokter dan pasien yang ditangani di rumah sakit juga harus dikendalikan dengan cara waktu jam kerja juga dibatasi agar tidak timbul kelelahan pada tenaga kesehatan,” ujar Wiku dalam konferensi pers dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (1/9/2020).

UMK 2021 Berpotensi Turun, Buruh di Jatim Tak Sepakat Gunakan Rumus Pertumbuhan Ekonomi

Kapolri Pastikan Polwan Punya Kesempatan Sama untuk Duduki Jabatan Strategis

Diduga Terima Suap, Raja Salman Pecat Komandan Pasukan Elit Arab Saudi

Selain itu, menurut dia pemerintah juga terus mendorong seluruh rumah sakit dan juga layanan kesehatan agar dokter dan tenaga kesehatan dilindungi dengan alat pelindung diri yang berkualitas.

Seluruh tenaga medis pun harus mengenakan alat pelindung diri saat menangani pasien.

Wiku menambahkan, saat ini memang terjadi peningkatan jumlah penggunaan tempat tidur di beberapa rumah sakit, khususnya di DKI Jakarta.

Pada 28 Agustus kemarin misalnya, persentase keterpakaian tempat tidur isolasi mencapai 69 persen.

Sementara persentase keterpakaian tempat tidur ICU dari 67 rumah sakit rujukan mencapai 77 persen.

Pemerintah mendorong agar tingkat keterpakaian tempat tidur ini dapat diturunkan hingga di bawah 60 persen.

Yakni dengan cara memindahkan pasien dengan kasus sedang dan ringan ke RS Wisma Atlet sehingga tempat tidur baik untuk ICU dan ruang isolasi dapat dimanfaatkan untuk pasien Covid lainnya.

“Demikian pula untuk yang positif dengan gejala ringan dirawat di RS Wisma Atlet, dan untuk isolasi mandiri yang terpusat juga ditempatkan di RS Wisma Atlet apabila tidak ada tempat isolasi mandiri untuk masyarakat,” jelas dia.

Wiku pun turut menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya para tenaga medis yang semakin meningkat saat menangani pandemi Covid-19.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengabarkan bahwa 100 dokter sudah gugur dalam perjuangan melawan Covid-19.

Kroasia Ubah Jadwal Turnamen Timnas Indonesia U-19, Ketua PSSI: Tak Masalah

Bercumbu dengan Terapis Pria Ini Ngamuk Saat Digerebek Satpol, Terus Berkilah Tapi Lupa Lepas Kondom

Pria 56 Tahun Ini Tewas Dianiaya 1 Keluarga, Disebut Ogah Bertanggung Jawab setelah Hamili Kakaknya

Kabar tersebut disampaikan melalui akun Twitter resmi IDI, @PBIDI pada Senin (31/8/2020).(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved