Virus Corona

AS Mulai Distribusikan Vaksin Covid-19 pada 1 November 2020

Waktu pemberian vaksin telah menjadi kepentingan politik karena Presiden Donald Trump berupaya terpilih kembali di negara yang paling terpukul

Editor: Wema Satya Dinata
ANTARA FOTO/REUTERS/ANDREW KELLY via KOMPAS.COM
Seseorang berjalan di bawah bendera Amerika Serikat di pantai Pulau Coney saat mewabahnya virus corona (Covid-19), di Brooklyn, New York, Amerika Serikat, Minggu (19/4/2020). Kini AS Mulai bersiap Distribusikan Vaksin Covid-19 pada 1 November 2020 

TRIBUN-BALI.COM - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) telah memberi tahu negara bagian untuk bersiap-siap mendistribusikan vaksin virus corona potensial pada 1 November 2020 atau dua hari sebelum pemilihan presiden di negara itu.

Waktu pemberian vaksin telah menjadi kepentingan politik karena Presiden Donald Trump berupaya terpilih kembali di negara yang paling terpukul di dunia, dengan beberapa pakar kesehatan masyarakat menyatakan keprihatinan bahwa vaksin mungkin diburu sebelum pemungutan suara yang sangat diantisipasi.

Dalam surat kepada gubernur tertanggal 27 Agustus, Direktur CDC Robert Redfield mengatakan negara bagian "dalam waktu dekat" akan menerima aplikasi izin dari McKesson Corp, yang memiliki kontrak dengan badan tersebut untuk mendistribusikan vaksin ke tempat-tempat termasuk departemen kesehatan negara bagian dan lokal serta rumah sakit.

"CDC segera meminta bantuan Anda dalam mempercepat aplikasi untuk fasilitas distribusi ini dan, jika perlu, meminta Anda mempertimbangkan untuk mengesampingkan persyaratan yang akan mencegah fasilitas ini beroperasi penuh pada 1 November 2020," tulis Redfield dalam surat tersebut, yang pertama kali dilaporkan oleh McClatchy dikutip Aljazeera.

Realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional di Bali Hingga Agustus 2020 Capai Rp 1,78 Triliun

Dibuka Setelah Tujuh Bulan Ditutup Akibat Pandemi,1,4 Juta Siswa di Wuhan Kembali Belajar di Sekolah

Bulan Ini Penerbangan ke Wuhan Mulai Dibuka Termasuk dari Jakarta

Dia menulis bahwa keringanan apa pun tidak akan membahayakan keamanan atau efektivitas vaksin.

Hingga saat ini, Amerika Serikat telah melaporkan lebih dari 6,1 juta kasus virus korona yang dikonfirmasi termasuk 863.445 kematian, menurut Universitas Johns Hopkins.(*)

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved