Senjata Nuklir China Disebut akan Saingi AS, Kemampuan Hulu Ledak Diprediksi Berlipat Ganda
laporan tersebut juga menyebutkan tujuan China melipat gandakan jumlah hulu ledak nuklirnya adalah untuk kesetaraan teknologi dengan Amerika Serikat
TRIBUN-BALI.COM - Senjata nuklir milik China disebut-sebut akan menyaingi milik Amerika Serikat (AS).
Hal ini lantaran China dalam 10 tahun terakhir telah melipat gandakan jumlah hulu ledak nuklirnya.
Infromasi ini berdasarkan laporan terbaru Pentagon pada Selasa (1/9/2020).
Selain itu, laporan tersebut juga menyebutkan tujuan China melipat gandakan jumlah hulu ledak nuklirnya adalah untuk kesetaraan teknologi dengan Amerika Serikat (AS)
• Penyebaran Virus Corona di Dunia Semakin Masif, Berikut 8 Saran WHO untuk Cegah Penularannya
• Bayi Kembar 3 Asal Petang Lahir di Tengah Pandemi Covid-19, Proses Bersalin Libatkan 5 Dokter
• RESMI - ini Jadwal Pekan Keempat Liga 1 2020
Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China juga fokus untuk melakukan operasi bersama, bahkan berniat untuk dapat mencegah atau mengalahkan upaya AS turun tangan atas nama Taiwan.
Melansir AFP pada Selasa (1/9/2020), dikatakan bahwa PLA telah menyamai atau melampaui militer AS di beberapa bidang, termasuk pembuatan kapal, rudal balistik dan jelajah darat, serta sistem pertahanan udara.
Laporan tahunan dalam perkiraan publik pertama dari kapasitas nuklir China, disebutkan bahwa negara itu memiliki hulu ledak yang berjumlah di bawah 200.
Tapi dalam persediaan nuklirnya, China memiliki kurang dari 300 atau lebih yang diperkirakan oleh analis independen.
Laporan Pentagon mengatakan jumlah hulu ledak dan nuklirnya diperkirakan akan berlipat ganda selama 10 tahun.
China sudah dapat meluncurkan senjata nuklir dengan rudal balistik dari darat dan laut, dan sedang mengembangkan kapasitas untuk mengembangkan rudal balistik yang diluncurkan dari udara juga.
"Tampaknya Beijing akan berusaha mengembangkan militer pada pertengahan abad yang setara dengan, atau dalam beberapa kasus lebih unggul dari militer AS, atau kekuatan besar lainnya yang dipandang China sebagai ancaman," kata laporan itu.
Jika China mencapai tujuan itu dan AS gagal menanganinya, laporan itu mengatakan, "akan memiliki implikasi serius bagi kepentingan nasional AS dan keamanan tatanan berbasis aturan internasional."
Seorang pejabat Pentagon mengatakan bahwa meskipun China masih jauh di belakang AS, dalam hal hulu ledak nuklir, percepatan tersebut menunjukkan Beijing bergerak dari "postur pencegahan minimum" tradisionalnya ke persaingan penuh.
"Dikombinasikan dengan kurangnya transparansi mengenai maksud strategis mereka dan kebutuhan akan kekuatan nuklir yang jauh lebih besar dan lebih beragam, perkembangan ini menimbulkan perhatian yang signifikan bagi AS," kata Wakil Asisten Menteri Pertahanan Chad Sbragia.
• Baru Jadi Bagian Setan Merah, Rio Ferdinand Yakin dengan Kontribusi Donny van de Beek
• Janji Petronas Yamaha, Balikan Performa Moncer Valentino Rossi
• Puluhan Pamedek Terjebak Hujan Deras di Gunung Batukau, Sempat Ada yang Keram Hingga Kelelahan
Sbragia mengatakan ekspansi militer adalah bagian dari strategi keseluruhan China untuk modernisasi besar-besaran dan untuk memantapkan dirinya sebagai kekuatan global terkemuka pada 2049.
China telah memperjelas bahwa mereka melihat AS berusaha mempertahankan supremasi militer secara global, dan mengatakan Washington, dengan pangkalan militer di tepi Pasifik barat dan kehadiran angkatan laut yang kuat di seluruh kawasan, adalah sumber ketegangan di Asia.
Laporan itu mencatat bahwa China sudah memiliki angkatan laut terbesar di dunia, dengan 350 kapal dan kapal selam, dibandingkan dengan 293 Angkatan Laut AS.
Pentagon telah menyoroti defisit itu karena China berusaha memperluas armadanya menjadi 355 kapal.
Laporan itu juga menyoroti keunggulan China, yang tidak dibatasi oleh perjanjian senjata yang dimiliki AS dan Rusia, dalam rudal balistik yang diluncurkan dari darat.
Namun, AS memimpin dalam peluncuran rudal balistik kapal selam dan yang diluncurkan dari udara.
Sedangkan informasi terakhir, China masih bekerja untuk melakukan pengembangan.
Laporan tersebut menggambarkan China bertekad untuk memproyeksikan kekuatannya ke Pasifik timur di luar Taiwan, dan untuk menekan AS keluar dari wilayah tersebut.
Laporan itu mengatakan bahwa ketika China berusaha untuk membawa Taiwan, sekutu Washington di bawah kendalinya, Beijing mencari kemampuan untuk memenangkan kemungkinan perang dengan AS atas pulau itu.
China Geram Pesawat Mata-mata Amerika Serikat Masuki Wilayah Militernya
Sebelumnya, China mengungkapkan kegeramannya karena pesawat mata-mata milik Amerika Serikat memasuki wilayah militernya.
Terlebih lagi pesawat mata-mata Amerika Serikat itu terbang saat militer China sedang melakukan latihan perang.
Merasa latihan perangnya terganggu, China pun malayangkan protes.
China menuduh Amerika Serikat melakukan provokasi terang-terangan dengan menerbangkan pesawat mata-mata ke zona larangan terbang di Distrik Militer Utara China.
Menurut juru bicara Kementerian Pertahanan, Selasa (25/8/2020), China telah mengajukan protes keras ke pihak AS setelah pesawat mata-mata U-2 AS terbang ke zona larangan terbang selama latihan militer China digelar.
"Hari ini, sebuah pesawat pengintai AS U-2 memasuki zona larangan terbang di wilayah komando tempur utara Tentara Pembebasan Rakyat China, tempat amunisi hidup ditembakkan," tulis Kemenhan China dalam siaran persnya.
Kementerian telah menunjukkan tindakan AS telah menciptakan hambatan serius bagi latihan militer reguler China, dan telah melanggar protokol keamanan udara dan laut antara kedua negara.
Kementerian Pertahanan China mencatat tindakan AS dapat dengan mudah menyebabkan kesalahpahaman dan bahkan insiden di laut atau di udara.
"Ini murni provokasi. Pihak China sedang memprotes ke pihak AS.
China menuntut agar AS segera menghentikan tindakan provokatif ini dan mengambil langkah praktis untuk melindungi perdamaian dan stabilitas di kawasan," kata pihak Kemenhan.
Awal bulan ini, China melakukan dua latihan di Provinsi Hainan. Latihan itu dilakukan di tengah kehadiran militer AS yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut.
Sebuah lembaga pemikir China telah mencatat 67 penerbangan intelijen AS melalui Laut China Selatan pada Juli saja.
Penasihat Negara China serta Menteri Luar Negeri Wang Yi mengatakan kepada Kantor Berita Xinhua dalam wawancara 5 Agustus, paruh pertama tahun ini saja, AS mengirim pesawat militer lebih dari 2.000 kali.(*)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Senjata Nuklir China Disebut akan Saingi Amerika Serikat, Total Hulu Ledak Diprediksi Berlipat Ganda,