Cok Ace Nilai Bali Punya Potensi Luar Biasa sebagai Destinasi Pariwisata Kesehatan Global
Tantangan terbesar yang dihadapi yakni membangun rasa percaya wisatawan pada pariwisata Bali, apalagi jika berkenaan dengan aspek kesehatan
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Membangun pariwisata Bali di masa kenormalan baru (new normal) pasca-pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) dianggap bukanlah hal yang mudah.
Tantangan terbesar yang dihadapi yakni membangun rasa percaya wisatawan pada pariwisata Bali, apalagi jika berkenaan dengan aspek kesehatan.
Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mengajak agar masyarakat dapat memandang tantangan membangun pariwisata Bali bukan sebagai beban.
Ia berpandangan, hal ini sebenarnya sebagai peluang untuk mengembangkan pariwisata Bali agar dapat kembali bangkit dan bahkan menjadi lebih baik lagi di masa depan.
• Petugas Damkar Berjibaku Melewati Asap Pekat untuk Padamkan Api di TPS Milik Poltekkes Denpasar
• Cerita Luna Maya Dijauhi Orang saat Syuting Karena Baru Pulang dari Brasil: Gak Ada Mau Deketin Gue
• Biaya Materai Naik Jadi Rp 10 Ribu Mulai 1 Januari 2021, Tagihan Kartu Kredit Bakal Kena Bea Materai
"Jika kita ambil sisi positifnya, pandemik ini justru mendorong kita untuk berpikir lebih kreatif, inovatif, dan strategis dalam mengembangkan pariwisata Bali, misalnya dalam memasarkan potensi destinasi yang dimiliki," kata Cok Ace saat menjadi salah satu pembicara utama dalam Webinar Health Tourism dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Bali dan Fakultas Teknik Universitas Udayana (Unud), Jumat (4/9/2020).
"Salah satu ide pengembangan pariwisata Bali yaitu pariwisata kesehatan atau health tourism," imbuh Cok Ace yang juga sebagai Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali itu.
Dirinya menegaskan, bahwa Bali memang memiliki potensi luar biasa sebagai destinasi pariwisata kesehatan global, terutama dari segi wellness (kebugaran).
Saat ini terdapat sekitar 3.200 wellness centre di Bali seperti pusat pengobatan herbal tradisional dan spa.
Namun, baru segelintir saja yang memenuhi standar fasilitas kesehatan.
Oleh karena itu, Bagi Cok Ace, hal ini sebagai catatan penting yang harus dipikirkan ke depan jika ingin membangun pariwisata kesehatan di Bali.
Pariwisata kesehatan, kata dia, sebenarnya merupakan bentuk tren pariwisata yang menggabungkan aspek kesehatan dan hiburan/leisure.
Wisatawan pariwisata kesehatan melakukan perjalanan wisata karena didorong motivasi untuk meningkatkan kesehatan mereka (recover) dan memulihkan kebugaran (rejuvenate).
Baginya, potensi utama Bali sebagai destinasi wisata kesehatan terletak pada keindahan alam dan posisinya yang strategis sebagai destinasi wisata eksotis dengan budaya yang unik.
Selain itu, biaya pengobatan di pusat kesehatan Bali terbilang lebih terjangkau daripada negara lain, terutama negara maju.
• Baru Jalani Dua Pertandingan, Tim Expatriat Wanen FC Langsung Juara Trofeo Buduk
• Hari Pelanggan, PLN Luncurkan Layanan Super Merdeka UMKM/IKM
• Berbagi Kuota Pendidikan 10.000 GB, XL Axiata Luncurkan Layanan Online XL Center