Corona di Bali

Kariyasa Adnyana Usul Tes Swab Massal untuk Antisipasi Melonjaknya Angka Penularan Covid-19 di Bali

Pemprov Bali harus melakukan uji swab kepada seluruh rakyat Bali untuk memastikan tertular virus Covid-19 apa tidak.

Penulis: Ragil Armando | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/dwi suputra
Ilustrasi tes SWAB covid-19 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Peningkatan kasus penularan Covid-19 semakin tinggi saja.

 Bahkan, angka meninggal dunia melesat jauh saat ini sudah mencapai 147 orang meninggal.

Terkait dengan hal ini, Pemprov Bali didorong untuk berani mengambil kebijakan yang ekstrim guna menghentikan penularan pandemi tersebut, khususnya melalui transmisi lokal.

Pemprov Bali harus melakukan uji swab kepada seluruh rakyat Bali untuk memastikan tertular virus Covid-19 apa tidak.

Bio Farma Pastikan Terima Pasokan 50 Juta Dosis Konsentrat Vaksin Covid-19 dari Sinovac

Pembangunan Kantor MDA Buleleng Dimulai, Target Selesai Desember dengan Anggaran Rp 3 Miliar Lebih

Jadi Gong Koalisi Jembrana Maju, Ini Alasan PKB Putuskan Usung Tamba-Ipat di Pilkada Serentak 2020

Pemprov Bali harus bergerak cepat apalagi angka pasien di rumah sakit sudah mencapai 100 persen, tertinggi di Indonesia.

 Langkah sekarang, Pemprov harus berani bertindak ekstrim dan harus berani menyiapkan anggaran dengan melakukan efesiensi anggaran di semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Usulan itu disampaikan anggota Komisi IX DPR RI Ketut Kariyasa Adnyana saat dikonfirmasi, Kamis (10/9/2020). 

Menurut politisi PDIP asal Busungbiyu Buleleng ini,  Pemprov Bali selama pandemi Covid-19 sudah bekerja keras. Berbagai kebijakan sudah dibuat sesuai arahan presiden Joko Widodo. 

Dengan harapan ekonomi masyarakat Bali bisa bertahan ditengah pandemi Covid-19.

 "Masyarakat Bali sebagian besar bekerja di sektor jasa pariwisata, Bali terdampak ekonomi yang paling parah apalagi wisatawan asing dilarang ke Bali. Kalau pandemi Covid-19 berkepanjangan masyarakat akan makan apa? Saya percaya dengan kerja cepat gubernur, Pemerintah Provinsi Bali dibawah komando Gubernur Bali Wayan Koster harus berani melakukan tes swab massal kepada seluruh warga, "pintanya.

Menurutnya dengan tes swab secara massal ini, Bali bisa melakukan tindakan mengantisipasi penularan transmisi lokal di Bali yang belakangan ini semakin meningkat tajam.

Hanya itu yang bisa dilakukan sebelum vaksin massal dilakukan dan waktunya juga belum dapat dipastikan.

 Apalagi produksi vaksin merah putih baru bisa diproduksi tahun 2022.

"Saya usulkan tes massal, 75 persen bisa dilakukan tindakan antisipasi. Sebab orang tanpa gejala (OTG) juga sangat banyak yang bisa menyebarkan virus pada keluarganya, "ujarnya.

Desa Wisata Bakas Terus Berbenah, Upaya Maksimalkan Kunjungan Wisatawan Lokal saat Umanis Galungan

Sampah Organik di Denpasar Diolah Jadi Pupuk Kompos, Hasilkan 15 Ton Kompos per Bulan

Pria Tewas Tersengat Listrik Jebakan Babi, Telungkup Kondisi Tak Berbusana

Kariyasa Adnyana yang juga mantan Ketua Komisi IV DPRD Bali mengakui setelah New Normal diterapkan, masyarakat telah menganggap remeh Virus Covid-19 ini.

Belum lagi sekarang ditemukan mutasi virus corona D614G atau G614 yang telah ditemukan di Indonesia.

Diindikasikan memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi dari virus aslinya.

"Ada yang menyebutkan penyebarannya 10 kali lebih cepat dari Covid-19, virus ini lebih berbahaya lagi dari penyebaran Covid-19, masyarakat harus waspada sebab kita khawatirkan sepuluh kali lebih menular,"pintanya.

Kariyasa menambahkan, pandemi Covid-19 diyakini akan berkepanjangan, para ahli juga belum  bisa memastikan kapan masa puncaknya, sama sekali tidak diketahui.

Sehingga diharapkan masyarakat harus patuh, taat dan penuh disiplin melaksanakan apa yang menjadi anjuran, arahan pemerintah.

Pemprov Bali sudah bekerja keras, banyak hal sudah diperbuat oleh Gubernur Bali bersama bupati dan walikota di Bali.

Tujuannya jelas, agar tetap ekonomi Bali bisa berputar dan semakin mengheliat. Banyak bantuan sudah diberikan ke masyarakat termasuk kepada masyarakat adat di Bali.

Demikian juga pemerintah pusat sudah banyak menggelontorkan dana seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat miskin, bantuan lewat program keluarga harapan (PKH), BLT kepada pekerja yang mendapatkan gaji dibawah Rp 5 juta lewat program BPJS Ketenagakerjaan, Kartu Pra Kerja bagi tenaga kerja yang kena PHK termasuk bantuan modal usaha kepada UMKM di Bali.

Selain dilakukan tes swab massal, masyarakat diharapkan tetap desiplin melaksanakan protokol kesehatan (prokes), pintu masuk Bali juga harus tetap dijaga ketat.

Hal ini sangat penting dengan harapan ekonomi Bali segera dapat bangkit dan pulih kembali.

Sebab, Bali menghandalkan pada sektor pariwisata.

 Tumpuan harapan dan kehidupan ekonomi masyarakat Bali ada disektor pariwisata.

 "Kalau kita tidak mau desplin, susah pariwisata Bali bisa bangkit apalagi 59 negara di dunia sudah melarang warganya bepergian keluar termasuk tujuan Bali. Artinya untuk sekarang ini kesehatan menjadi faktor utama, kalau Bali bisa bebas Covid, ekonomi Bali akan segera bisa bangkit kembali,"pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved