Dukung Pendidikan Lingkungan, Suwirta Buka Lokakarya Multistakeholder Program Ecologic Nusa Penida
Kegiatan ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi terkait energi terbarukan, pendidikan lingkungan dan pengelolaan sampah serta pengembangan
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Wema Satya Dinata
Adapun kegiatan yang sudah dan akan berjalan diantaranya pemetaan partisipatif dan profil desa, sosialisasi pembuatan kebun rumah tangga, penanaman penghijauan pakan ternak dan tanaman pewarna, pembinaan pengerajin produk tenun dan lukisan, budidaya jaringan rumput laut, ternak dan biogas, kampanye lingkungan hidup, sosialisasi pengelolaan sampah terpadu dan energi terbarukan (biogas dan solar panel) serta pendidikan lingkungan hidup.
Sejak tahun 2018, Yayasan Wisnu bersama mitra telah melakukan berbagai kegiatan antara lain pemetaan partisipatif di 4 lokasi awal yakni Banjar Mawan-Desa Batu Madeg, Dusun Batu Kandik II-Desa Batu Kandik, Banjar Tanglad-Desa Tanglad, Banjar Semaya-Desa Suana dan Desa Adat Nyuh Kukuh-Desa Ped.
Ada juga kegiatan terkait dengan pertanian organik, kebun pekarangan rumah tangga, agro forestry untuk tanaman pangan, upakara dan juga untuk kebutuhan pakan kera.
"Ada juga kegiatan untuk pengembangan rumput laut dan produk turunan, kegiatan mengembalikan pewarna alami untuk pewarna kain tenun cepuk dan rangrang serta produk turunan, kegiatan silvopastoral/ peternakan untuk penanggulangan kelangkaan pakan ternak saat musim kering, meningkatkan gizi dan kesehatan ternak," jelas Ni Made Denik Puriati.
Pada bulan September 2020, ada 4 lembaga mitra yang masih bekerja untuk program Ecologic Nusa Penida.
Beberapa kegiatan yang masih intensif dilakukan pendampingan, yakni PPLH Bali untuk pendidikan lingkungan dan pengelolaan sampah, I Ni Timpal Kopi untuk kegiatan penerapan energi bersih (energi surya dan biogas), Yayasan Taksu Tridatu untuk pengembangan Umah Melajah Bukit Keker sebagai tempat belajar tentang ecologic Nusa Penida
Lokakarya sesi pertama akan memberikan sebuah jawaban kesulitan energi di Nusa Penida. Seperti yang disampaikan oleh pakar PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) IGN Agung Putradhyana, bahwa PLN mensegel beberapa bisnis akomodasi di Nusa Lembongan karena mereka tidak mampu membayar tagihan. Sedangkan untuk akomodasi yang menggunakan PLTS, tetap memiliki aliran listrik.
Diana Surya berprofesi sebagai arsitek, menceritakan pengalamannya dalam menggunakan PLTS.
Dia merasa sangat terbantu sejak menggunakan PLTS. .
“Biaya instalasi yang lumayan besar, bisa diangsur melalui kredit energi di salah satu koperasi di Denpasar dan besarnya angsuran bisa disesuaikan dengan jumlah tagihan listrik rata-rata perbulan.” Imbuh seorang arsitek yang selalu meyakinkan kliennya untuk menggunakan PLTS tersebut.
Dia juga menambahkan, tentang dengan menggunakan PLTS ini juga mengajarkan kita untuk menghitung konsumsi riil kebutuhan akan listrik.
Lalu dilanjutkan membahas pengolahan sampah dan ekowisata desa, oleh Direktur PPLH Bali Catur Yudha Hariani.
Ia menjelaskan tentang problematika masyarakat dalam membuang sampah.
Menurut Catur, kebiasaan masyarakat belum berubah hingga sekarang dalam membuang sampah di tegalan, bahkan secara sembarangan membakar sampahnya.
Sampai saat ini belum ada perusahaan ikut bertanggungjawab atas produksi sampahnya di Nusa Penida.