Virus Corona

Angka Kematian Akibat Covid-19 Tembus 1 juta, Sekjen PBB: Ini pencapaian yang buruk

“Dunia kita tengah mencapai pencapaian yang buruk. Jumlah kematian tersebut bukan sekadar angka, namun nyawa manusia, nyawa ayah, ibu, istri, suami,

Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa/daily mirror
Pemandangan dari udara pemakaman massal korban covid-19. Brasil kini menjadi nomor dua kasus corona dan kematiannya. 

TRIBUN-BALI.COM - Pandemi global Covid-19 kini telah merenggut lebih dari 1 juta korban jiwa di seluruh dunia.

Meningkatnya korban jiwa seiring, melonjaknya jumlah orang terinfeksi di sejumlah negara.

Angka kematian ini mencapai dua kali lipat dari angka kematan tahunan akibat malaria.

“Dunia kita tengah mencapai pencapaian yang buruk. Jumlah kematian tersebut bukan sekadar angka, namun nyawa manusia, nyawa ayah, ibu, istri, suami, kakak, adik, teman, dan kolega kita,” kata Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres dalam pernyataan seperti dikutip Reuters, Selasa (29/9/2020).

Bocoran, Oppo Reno4 F Bakal Meluncur di Indonesia 12 Oktober Mendatang, Ini Spesifikasinya

VIDEO: Resep Donat Ala JCo, Lembut di Dalam, Garing di Luar

Pemerintah Kabupaten Jembrana Mengucapkan Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan

4 Zodiak Ini Dikenal Berhati Lapang dan Selalu Sabar, Siapa Saja Mereka ?

Hanya butuh waktu tiga bulan buat Covid-19 menggandakan jumlah kematian dari sebelumnya sebanyak 500.000 jiwa.

Sementara kematian pertama tercatat di China awal Januari lalu.

Dari kalkulasi Reuters, setidaknya ada 5.400 orang yang meninggal akibat Covid-19 per harinya pada September ini.

Ini setara 226 orang meninggal per jamnya atau 1 orang tiap detik.

“Banyak orang yang meninggal, banyak orang bahkan tak sempat mengucapkan perpisahan karena harus meninggal. Kondisi ini benar-benar mengerikan,” kata Juru Bicara Badan Kesehatan Dunia (WHO) Margaret Harris.

Sementara itu, sejumlah ahli mengingatkan, di lapangan angka kematian berpotensi jauh lebih besar mengingat beberapa negara belum melakukan tes dan pencatatan yang laik.

Di sisi lain, melesatnya laju infeksi disebabkan sejumlah negara yang mencabut kebijakan lockdown lantaran efek buruknya terhadap ekonomi.

Negara seperti Amerika Serikat (AS), Brasil, India yang bersama-sama menyumbang 45% dari total kematian secara global telah melonggarkan ketentuan pembatasan sosialnya.

“Masyarakat mesti mengantisipasi melonjaknya angka infeksi dalam beberapa waktu ke depan,” kata Wakil Presiden AS Mike Pence Senin (28/9/2020).

AS telah mencatat kematian sebanyak 205.312 jiwa, dan angka terinfeksi mencapai 7,18 juta orang.

Termasuk 5 Dokter dari Bali, 228 Tenaga Kesehatan Meninggal Dunia Akibat Covid-19, Data Terbaru IDI

Update Covid-19 di Bali 29 September 2020, Kasus Positif Bertambah 107 Orang, 123 Sembuh

Mutia Ayu Lakukan ini pada Putri Semata Wayang, Glenn Fredly Langsung Tegur Istrinya Lewat Mimpi

Sementara, India mencatat pertumbuhan angka infeksi paling tinggi di dunia, rata-rata ada 87.500 kasus baru yang terjadi sejak awal September.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved