Akibat Sampah Kiriman, DLHK Denpasar Angkut 90 Meter Kubik Sampah Dalam Sehari
Beberapa hari belakangan, pantai di Kota Denpasar, Bali mulai dipenuhi sampah kiriman. Sampah ini terbawa arus laut ke pantai karena cuaca dan angin
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Beberapa hari belakangan, pantai di Kota Denpasar, Bali mulai dipenuhi sampah kiriman.
Sampah ini terbawa arus laut ke pantai karena cuaca dan angin kencang.
Dalam sehari setidaknya 90 meter kubik sampah yang diangkut Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar.
Hal tersebut diungkapkan Plt Kadis LHK Kota Denpasar, IB Putra Wirabawa saat dikonfirmasi, Selasa (6/10/2020).
• Diduga Rangkap Jabatan, DKPP RI Sidang Ketua KPU Karangasem
• BREAKING NEWS - Ketut Jimi Rugi Ratusan Juta Akibat Rumah Terbakar
• Kecam Disahkannya RUU Omnibus Law Cipta Kerja, Masyarakat Bali Siap Turun ke Jalan
Ia mengatakan, sampah kiriman tersebut sudah terjadi sejak seminggu lalu.
Namun menurutnya yang paling parah terjadi sejak, Sabtu (3/10/2020) lalu.
"Sampah-sampah kiriman tersebut terbawa arus akibat cuaca ekstrem dan angin kencang selama sepekan ini. Akibatnya, seluruh Pantai di kawasan Denpasar dari Pantai Pandanggalak hingga Pantai Mertasari dipenuhi sampah pagi hingga sore hari," katanya.
Ia menambahkan, walaupun sudah dibersihkan, sampah-sampah tersebut kembali datang terbawa arus dan menyisakan sampah di pesisir.
"Sampah yang terbawa arus saat ini kebanyakan sampah kayu gelontongan, rumput laut, dan ranting. Walaupun ada sampah plastik, namun volumenya tidak begitu banyak. Yang paling banyak menurut Gustra yakni sampah kayu gelontongan dan ranting," katanya.
Untuk pembersihan, DLHK mengerahkan sebanyak 19 armada berupa 8 truk, 1 bison, 3 kijang dan 7 moci untuk mengangkut sampah yang akses jalannya terlalu kecil.
Dari upaya tersebut, DLHK mengangkut sebanyak 90 meter kubik.
Sebab, sampah setiap harinya yang datang dipastikan selalu meningkat.
Ia berharap hari selanjutnya sampah yang ada lebih sedikit. (*).