Pencarian Hari Keenam ABK KM Tanjung Permai di Perairan Jembrana Terhalang Gelombang Tinggi
11 orang masih belum ditemukan menyusul karamnya KM Tanjung Permai, pencarian di perairan Jembrana terhalang gelombang tinggi
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - 11 orang masih belum ditemukan menyusul karamnya KM Tanjung Permai di Selat Uluwatu, Kuta Selatan, Badung, Bali, enam hari lalu.
8 personel Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana melakukan penyisiran di sepanjang pantai teritorial Kabupaten Jembrana, Bali.
Sayangnya, upaya membantu Basarnas Bali itu terkendala kondisi cuaca ekstrem di laut.
Kepala Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana, I Komang Sudiarsa mengatakan, pihaknya terus melakukan pencarian terhadap 11 awak kapal yang hingga hari keenam ini belum ditemukan.
Pencarian akan dilakukan sesuai protap, yakni tujuh hari atau sepekan.
Namun, pencarian yang dilakukan pihaknya tidak maksimal akibat cuaca ekstrem di laut.
Pihaknya tidak ingin mengambil risiko karena curah hujan yang teramat tinggi sejak dua hari terakhir ini.
“Masih kami lakukan pencarian. Hanya saja tidak maksimal karena kendala cuaca ekstrem,” ucapnya, Minggu (11/10/2020), melalui sambungan selulernya.
Sudiarsa mengaku, penyisiran dilakukan sejauh 71 kilometer sepanjang pantai kabupaten ujung barat Pulau Bali ini.
• Hari Ketiga Operasi SAR, Satu ABK KM Tanjung Permai Ditemukan Selamat di Perairan Dekat Uluwatu
• KM Tanjung Permai Hilang Kontak, Basarnas Kerahkan Helikopter untuk Pencarian
Pencarian dilakukan seiring dengan belum ditemukannya 11 ABK KM Tanjung Permai di perairan Uluwatu, Kuta Selatan, Badung, Bali, enam hari lalu.
Biasanya pihaknya bisa dua hingga tiga kali melakukan pencarian.
Namun, karena cuaca dan gelombang tinggi membuat pencarian tidak sampai satu putaran sudah dihentikan.
“Karena gelombang tinggi, juga jarak pandang kurang baik. Jadi yang kami lakukan hanya saling mengontak dengan relawan di sepanjang pantai, apabila ada tanda-tanda maka kami akan langsung lakukan evakuasi,” ungkapnya.
Ia menyebut, pencarian oleh pihaknyavini merupakan koordinasi dengan Basarnas Bali, yang meminta bantuan pemantauan dan pencarian 11 orang korban KM Tanjung Permai yang masih belum diketahui informasinya sejak KM Tanjung Permai karam, Senin (5/10/2020) lalu.
Sementara seorang ABK KM Tanjung Permai ditemukan selamat di perairan Uluwatu.
8 personel yang melakukan penyisiran, baik di laut atau pinggiran pantai masih belum mendapati hasil positif alias Nihil.
Namun, dari pencarian di sepanjang pantai itu, pihaknya juga menyebarkan informasi kepada nelayan atau warga tepian pantai, mengenai hilangnya awak dan nakhoda KM Tanjung Permai.
Sehingga akan memudahkan pihaknya ketika memang ditemukan di sepanjang pantai Jembrana.
• BREAKING NEWS: KMP Dharma Rucitra Hanyut di Selat Bali
• Sempat Dikabarkan Hilang, 2 Nelayan Akhirnya Ditemukan di Muncar Banyuwangi Dalam Keadaan Selamat
Diberitakan sebelumnya, kapal ikan dengan 12 POB dikabarkan hilang kontak, Selasa (6/10/2020).
Kapten KM Tanjung Permai terakhir berkoordinasi dengan PT Lianiti Abadi ketika berada di Selat Badung, di mana posisi koordinatnya 08°55'S - 115°1'5."E.
Gede Darmada selaku Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar dalam keterangannya mengungkapkan, rute kapal ikat tersebut dari Benoa menuju Selat Badung.
"Laporan kami terima Selasa 6 Oktober 2020 pukul 10.00 Wita tadi, dari Ibu Lili, sempat katanya kontak terakhir kemarin pada pukul 21.00 Wita, namun sampai saat ini sudah tidak bisa dihubungi lagi," jelas Darmada.
Dalam sambungan terakhir malam itu dengan Sohidin (kapten kapal), dikatakan kapal kemasukan air dan sedang berupaya diatasi.
Diketahui ciri-ciri kapal berwarna biru dengan panjang 17,89 meter dan lebar 4,60 meter.
Darmada menyayangkan kapal dengan kapasitas itu tidak dilengkapi alat pendukung keselamatan berupa EPIRB dan telepon satelit.
"Tidak adanya kelengkapan alat untuk pemancar sinyal darurat ataupun alat komunikasi membuat kami tidak bisa mengetahui lokasi terakhir," tegasnya.
Seringkali kelengkapan ini diabaikan, sementara dalam keadaan darurat sangatlah penting fungsinya.
Basarnas Bali melakukan pencarian dengan menggunakan helikopter dan KN SAR Arjuna.
"Fokus searching area di seputaran posisi terakhir kapten kapal kontak dengan pihak perusahaan," terang Darmada.
Heli terbang dari Hanggar Kelan pukul 12.45 Wita dengan 5 personel untuk melakukan pencarian melalui udara.
Sementara KN SAR Arjuna lepas sandar dari Pelabuhan Benoa pada pukul 13.02 Wita, yang membawa 28 personel dari tim SAR gabungan.
(angga/zaenal)