Bencana di Bali
Ratusan Rumah Warga di Karangasem Berdampingan dengan Bencana Tanah Longsor, Ini Kata Kalaksa BPBD
Jarak rumah dengan tebing dan bebukitan hanya sekitar dua meter. Ditambah kondisi tanah di sekitar yang labil.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Rumah warga di Karangasem yang berdampingan dengan bencana longsor diperkirakan mencapai 100 unit. Terdiri rumah permanen dan semi permanen.
Tersebar di Kecamatn Rendang, Kecamatan Bebandem, Kecamatan Selat, Karangasem, serta Kecamatan Sidemen.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Karangasem, IB Ketut Arimbawa, mengungkapkan, rumah warga yang berdampingan dengan longsor rata - rata di sekitar pegunungan, bebukitan, & bawah tebing.
Jarak rumah dengan tebing dan bebukitan hanya sekitar dua meter. Ditambah kondisi tanah di sekitar yang labil.
• Cegah Penyebaran Covid-19, Kapolsek Kota Singaraja Ajak Masyarakat Disiplin Terapkan 3M
• Pasca Jebol Kemarin, Pembangunan Pagar Permanen Rutan Bangli Diupayakan Bisa Tahun Ini
• Desa Sanggulan Tabanan Sediakan Dapur Umum Bagi Warga Tedampak Banjir dan Jembatan Putus
"Dari pemetaan BPBD, rumah warga yang berdampingan dengan bencana diperkirakan sekitar 100 unit. Seperti di Duda Timur, Kecamatan Selat & beberapa daerah di Kecamatan Sidemen serta Rendang. Apalagi kondisi tanah disana labil,"ungkap Arimbawa, Minggu (11/10/2020).
Ditambahkan, rumah warga yang berdampingan dengan bencana longsor sebagian besar merupakan rumah baru.
Mereka bangun rumah di dekat bukit atau tempat treking lantaran tak ada pilihan.
Biasanya tanah bebukitan diratakan serta pohon ditebang untuk membangun rumah. Seperti di Kecamatan Sidemn & Rendang.
"BPBD Karangasem menyarankaan agar rumah yang berdampingan dengan bencana longsor untuk pindah. BPDB Kabupaten bisa mengajukan bantuan ke Provinsi. Tapi pemilik rumah tidak memilik pilihan karena tidak ada lahan, sehingga tetap tinggal,"jelas IB Arimbawa, pejabat yang berasal dari Kabupaten Buleleng.
BPBD Karangasem tetap mempertegas dengan memperkuat kapasitas masyarakat yang tinggal dekat dengan bencana longsor.
Minimal warga pindah sementara disaat musim hujan lebat.
"Kita juga terus koordinasi dengan desa dan kecamatan. Agar tetap siaga saat musim hujan,"imbuhnya.
"Warga yang tinggal berdampingan dengan bencana longsor harus waspada dan hati - hati saat hujan datang. Bencana longsor yang menimpa rumaah rata - rata lokasinya dekat dengan teebing, serta bebukitan,"aku Arimbawa, mantan Kabid Pemadam Kebakaran (Damkar),Dinas Perhubungan Karangasem.
Untuk diketahui, pemetaan BPBD Karangasem, dari 78 Desa / Kelurahan di Karangasem, sekitar 50 desa berpotensi mengalami longsor saat musim hujan.
• Berkreasi saat Pandemi, The Shampoo Lounge & Bali Barber Siapkan Layanan datang ke Kantor dan Rumah
• 6 Drama Korea Seru yang Tayang di Viu, Cerita Para Tokohnya Bakal Mengaduk Perasaan Penonton
• Inggris vs Belgia, Setan Merah Hadapi Tim Nomor Satu Dunia
Daerah yang berpotensi terjadi longsor tersebar di 8 Kecamatan. Terbanyak yakni Kecamatan Rendang, Kecamatan Abang, Kecamatan Selat, beserta Kecamatan Sidemen.
Daerah yang berpotensi longsor karena lokasi dekat dengan pegunungan.
Seperti di Duda Timur Kecamatan Selat, Temukus Kecamatan Rendang, Bunutan Kecamatan Abang, Jungutan Kecamatan Bebandem, & beberapa desa di Kecamatan Kubu yang berdekatan dengan gunung & bebukitan.
Pemetaan BPBD terkait daerah berpotensi longsor yakni, Kecamatan Sideman dengan 10 desa yang berpotensi rawan Longsor.
Kecamatan Selat 8 Desa, Kecamatan Abang & Bebandem masing – masing 7 Desa, Kubu sebanyak 4 Desa, Rendang 5 desa, Manggis 5 Desa serta Kecamatan Karangasem 6 Desa.(*)