Penjelasan BMKG Soal Curah Hujan Tinggi di Jembrana yang Akibatkan Longsor dan Banjir

Curah hujan yang tinggi di Jembrana sejak Sabtu (10/10/2020) hingga Senin (12/10/2020) membuat beberapa wilayah terendam banjir.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Dok BMKG
Peta Iklim BMKG nampak wilayah Jembrana berwarna hijau di mana curah hujan dengan kategori tinggi hingga beberapa hari ke depan. 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Curah hujan yang tinggi di Jembrana sejak Sabtu (10/10/2020) hingga Senin (12/10/2020) membuat beberapa wilayah terendam banjir.

Paling parah, ialah wilayah Desa Pengambengan di mana dua Banjar terendam banjir karena hujan lebat dengan waktu yang lama.

Bahkan selain banjir beberapa daerah pun terkena dampak dengan terjadinya bencana longsor.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jembrana, Rahmat Prasetya mengatakan, berdasarkan update data per 10 Oktober lalu.

Memang terlihat wilayah Jembrana berwarna hijau dari peta iklim Bali milik BMKG Bali.

Artinya kondisi hujan cukup tinggi terjadi di awal Oktober.

Baca juga: Di Tengah Kondisi Pandemi, Asuransi Garda Medika Tetap Perhatikan Kebutuhan Pelanggan

Baca juga: Antisipasi Covid-19, Jro Mangku di DPRD Gianyar Pakai Masker Saat Mebanten

Baca juga: Tak Ada Pergerakan, Pemkab Gianyar Tunda Pembangunan Puspem

Atas hal ini, maka dari prediksi, wilayah Jembrana berpeluang mengalami hujan hingga 10 hari ke depan.

“Wilayah Jembrana berpeluang hujan masih berlanjut hingga 10 hari ke depan,” ucapnya, Selasa (13/10/2020) ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp mas senternya.

Rahmat menjelaskan, sebagai informasi juga bahwa bulan Oktober ini adalah transisi menuju musim hujan.

Di mana transisi itu ditandai hujan ekstrem harian.

Sehingga ketika terjadi bencana atau dampak dari hujan deras yang mengguyur wilayah Jembrana, maka itu karena kondisi lingkungan yang memang tidak mendukung.

Baca juga: BPBD Jembrana Distribusikan Air Bersih ke Warga Terdampak Banjir di Pengambengan

Baca juga: Pelayanan Kependudukan Terhambat di Masa Pandemi, Pemprov Bali Luncurkan Aplikasi GISA

Baca juga: Corona Belum Usai, Muncul Lagi Virus Baru di China Bernama Norovirus, 70 Orang Jadi Korban

Pendek kata berpotensi terjadi karena kondisi wilayah Bumi Makepung.

“Kalau terjadi (longsor atau banjir) itu memang karena kondisi lingkungan atau wilayah kabupaten itu sendiri,” bebernya.

Dari data yang dihimpun Tribun Bali, bencana baik longsor dan banjir yang terjadi di Jembrana diantaranya yaitu kamar mandi warga dindingnya roboh akibat longsoran tanah yang terjadi di Kawasan Gunung Selar Desa Mendoyo Dauh Tukad.

Kemudian, banjir di Banjar Tengah Desa Mendoyo Dauh Tukad.

Baca juga: Jalan Rusak Akibat Banjir di Tabanan Terjadi di 8 Kecamatan

Baca juga: Dikenal Pandai Bergaul hingga Mahir Merayu, Gemini Tak Cocok Disandingkan dengan 3 Zodiak Ini

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved