Setahun Menjabat Jarang Muncul di Publik, Ma'ruf Amin: Tak Ada Dua Matahari

Selama satu tahun menjabat, banyak yang bertanya-tanya terkait Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang jarang muncul ke publik.

Editor: Widyartha Suryawan
KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG
Dok. Joko Widodo dan Maruf Amin saat masih menjadi bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden, bersiap menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (12/8/2018). 

Setelah itu, Najwa pun mempertanyakan kemungkinan Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinet.

Baca juga: Polisi Amankan 3 Pelajar yang Jadi Admin Medsos, Hasut Bikin Kerusuhan Saat Demo Tolak Omnibus Law

Ma'ruf mengaku tak tahu menahu terkait reshuffle kabinet.

"Saya belum tahu karena Pak Jokowi yang tahu. Itu hak prerogatif beliau. Kinerja menteri memang belum ada evaluasi, kalau ada hal penting baru diajak bicara, tentu saya memberikan saran. Tetapi soal reshuffle itu hak prerogatifnya," beber Ma'ruf.

Komentar Ma'ruf Amin terkait isu reshuffle kabinet
Wakil Presiden KH Maruf Amin ikut menanggapi soal isu reshuffle kabinet yang berembus belakangan ini di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan dirinya selaku wapres.

Hal itu ditengarai lantaran Presiden Jokowi marah kepada sejumlah menteri saat rapat kabinet paripurna pada 18 Juni lalu.

Ketika publik menilai ada reshuffle, Ma'ruf justru bicara lain.

"Kalau saya melihatnya, itu adalah teguran kepada para menteri. Saya belum melihat adanya reshuffle, belum muncul rencana itu. Teguran kepada menteri yang lambat," kata Ma'ruf dalam wawancara bersama Tribun-Network, Kamis (9/7/2020).

Baca juga: Seorang Bocah Bawa Bom Molotov, 182 Orang Diamankan Sebelum Demo Tolak Omnibus Law di Surabaya

Maruf memahami selama pandemi Covid-19, perekonomian di Indonesia sempat terhenti, sebelum akhirnya kembali dibuka dengan protokol kesehatan.

Belanja pemerintahan pun, dikatakan Ma'ruf, harus segera dilakukan.

"Untuk menyerap itu harus ada kreativitas. Harus ada keberanian, harus ada inovasi. Biar bisa cepat, tapi tetap akuntabel, supaya jangan jadi masalah di kemudian hari," katanya.

Dinilai Gagal
Sementara itu, bertepatan dengan satu tahun pemerintahan Joko Widodo - Ma'ruf Amin, BEM SI kembali menggelar aksi demo tolak omnibus law UU Cipta Kerja.

BEM SI melakukan aksi di sekitar Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Selasa (20/10/2020).

Massa BEM SI dalam demonstrasi tolak UU Cipta Kerja Membawa Piagam Kegagalan yang diberikan Bagi Pemerintah. Aksi diselenggarakan Selasa (20/10/2020), di sekitar Patung Kuda Arjuna Wijaya.
Massa BEM SI dalam demonstrasi tolak UU Cipta Kerja Membawa Piagam Kegagalan yang diberikan Bagi Pemerintah. Aksi diselenggarakan Selasa (20/10/2020), di sekitar Patung Kuda Arjuna Wijaya. (Kompas.com/Sonya Teresa)

Dalam aksi tersebut, massa dari BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) memboyong piagam kegagalan untuk pemerintah.

"Piagam kegagalan diberikan kepada Pemerintah atas gagalnya mengelola negara. Tertanda, rakyat yang menggugat," demikian bunyi "piagam kegagalan" yang dibawa oleh massa dari BEM SI.

Selain memboyong piagam kegagalan, massa aksi juga membawa poster yang mengecam tindakan represif aparat terhadap massa pada aksi unjuk rasa sebelumnya.

Di samping itu, massa berorasi menuntut agar pemerintah mencabut omnibus law UU Cipta Kerja. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Dianggap Jarang Muncul, Ma'ruf Amin Ungkap Pembagian Kerja Wapres Jokowi: Tak Ada 2 Matahari dan Kompas.com dengan judul  "Kembali Demo Tolak Omnibus Law, Massa BEM SI Bawa Piagam Kegagalan untuk Pemerintah"

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved