Corona di Bali

91 Narapidana Lapas Kerobokan Terkonfirmasi Covid-19 Diisolasi di Aula dan Wisma Kuta

91 Narapidana Lapas Kerobokan Terkonfirmasi Covid-19 Diisolasi di Aula dan Wisma Kuta

Penulis: Putu Candra | Editor: Aloisius H Manggol
Istimewa
Foto : Swab test kembali dilakukan terhadap warga binaan Lapas Kerobokan yang hasil rapid testnya reaktif, dan belum menjalani swab test. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sebanyak 91 orang warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kerobokan menjalani isolasi.

Para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang terkonfirmasi Covid-19 setelah menjalani swab test itu diisolasi di aula dan wisma Kuta di Lapas Kerobokan.

Demikian dikatakan, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali, Jamaruli Manihuruk ditemui di Lapas Kerobokan, Senin (26/10).

"Untuk penanganannya kami buat isolasi tersendiri. Mereka ini tidak bisa diisolasi di luar. Misalnya tempat isolasi yang disediakan pemda. Itu tidak bisa, karena mereka menjalani masa hukuman. Jadi mereka tetap di dalam," jelasnya.

Dikatakannya, para warga binaan yang terkonfirmasi Covid-19 itu akan menjalani isolasi selama 14 hari kedepan.

Nantinya mereka pun akan kembali melakukan swab test.

Jika hasil negatif maka warga binaan akan dikembalikan ke dalam selnya masing-masing.

"Setelah 14 hari menjalani isolasi serta dipastikan negatif, mereka kami kembalikan ke sel masing-masing," ujar Maruli.

"Kalau ditempatkan di blok justru berbahaya. bercampur dengan warga binaan yang sehat. Jadi kami tempatkan tersendiri yakni di wisma Kuta dan di aula. aula sangat besar dan memadai.

Yang pasti mereka dipisahkan dengan warga binaan lainnya agar tidak tercampur dan tidak kena," imbuhnya.

Jamaruli juga mengatakan, telah mengecek para warga binaan tersebut dan kondisinya sangat baik.

Dan sebagian besar, mereka dalam kondisi tidak ada gangguan kesehatan atau Orang Tanpa Gejala (OTG).

"Saya cek barusan sebenarnya semua kondisi dalam keadaan baik. Rata-rata OTG. Jadi tidak ada dari mereka yang flu atau sakit lainnya," cetusnya.

Selain warga binaan asal Indonesia, dikatakannya ada Warga Negara Asing yang juga terkonfirmasi Covid-19.

Mereka pun diisolasi dengan warga binaan lainnya dalam satu tempat.

"Warga asing ada juga yang kena. jumlahnya tujuh orang.

Mereka juga diisolasi menjadi satu. kami tidak ada diskriminasi atau memberikan perlakuan khusus. Sama saja," ucap Jamaruli

Selain melakukan isolasi, pihaknya menyatakan akan memberikan asupan vitamin.

Itu dilakukan agar para warga binaan tersebut kondisi terus membaik.

Selain itu, mereka diwajibkan mengikuti kegiatan olah raga.

"Kami sudah menyiapkan vitamin agar mereka bisa lebih baik dan percaya diri bahwa dirinya sehat. Dan di dalam itu kami wajibkan mereka harus olahraga.

Biar berkeringat sehingga cairan dalam tubuh bisa berganti. selain itu mereka harus berjemur.

Meski kondisi mereka bagus, itu harus kami jalankan. Mereka wajib memakai masker, wajib juga menjaga kebersihan," tegas Jamaruli.

Pula, dikatakan Jamaruli akan melakukan penelusuran terkait dari mana sumber penyebaran virus tersebut di lapas.

Untuk mengantisipasinya, langkah lain yang dilakukan adalah mewajibkan petugas yang akan masuk lapas mandi terlebih dahulu.

"Kami tadi juga sudah berbicara dengan Kalapas Kerobokan. Mulai hari ini, pegawai yang masuk ke dalam harus membersihkan diri, mandi.

Kami siapkan fasilitas mandi untuk pegawai, karena mereka sering masuk dan keluar lapas," tuturnya.

Ditanya apakah ada wacana pemindahan, pihaknya menyatakan belum berfikir ke arah sana.

Ini lantaran pemindahan para warga binaan itu dibutuhkan kehati-hatian.

"Terkait pemindahan, kami harus berhati-hati. Pemindahan itu kami harus menyiapkan kendaraan khusus.

Jangan sampai nanti kami pindahkan, malah masyarakat di jalan yang kena.

Kami pun harus konsultasi dengan pihak kesehatan. Semuanya harus berhati-hati," kata Jamaruli. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved