Menjadi Solusi Urban Farming, TMMD Kodim Badung Diharapkan Dapat Pacu Semangat Petani Garap Lahannya
"Ada beberapa catatan menarik yang kita dapatkan dari pelaksanaan TMMD yang berada di wilayah perkotaan, bahkan dapat kita sebut di wilayah urban
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Tentara Nasional Indonesia Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke 109 Kodim 1611/Badung Tahun Anggaran 2020 di Banjar Kertajiwa, Desa Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali mampu menjadi pemecah solusi urban farming di wilayah perkotaan.
"Ada beberapa catatan menarik yang kita dapatkan dari pelaksanaan TMMD yang berada di wilayah perkotaan, bahkan dapat kita sebut di wilayah urban metropolitan seperti Kota Denpasar," kata Dandim 1611/Badung Kolonel Infanteri I Made Alit Yudana kepada Tribun Bali, Senin (26/10/2020).
TMMD ke-109 di Kota Denpasar telah rampung 100 persen dan ditutup secara resmi pada Rabu (21/10/2020).
Ditiliknya, TMMD dengan segala sasaran fisik yang dikerjakan tidak semata-mata menjadi wujud nyata yang menjadi keinginan petani, tetapi pelaksanaan TMMD telah menjadi solusi bagi Urban Farming atau pertanian di kawasan perkotaan dengan menata sebaik mungkin kawasan yang ada yang dapat memberikan nilai tambah.
Baca juga: 39 Ribu Peserta JKN KIS di Buleleng Nunggak Iuran, BPJS Kesehatan Beri Relaksasi
Baca juga: Libur Akhir Oktober 2020, Nusa Penida Bali Bisa Jadi Pilihan Tujuan Wisata Spiritual
Baca juga: Ramalan Zodiak Karier Besok Selasa 27 Oktober 2020, Kreatif Dalam Bekerja, Aries Jangan Gegabah

"Penataan pertanian melalui TMMD di Banjar Kertajiwa, Desa Kesiman Kertalangu juga merupakan dukungan terhadap eksistensi Desa Kesiman Kertalangu sebagai Desa Budaya dan Desa Wisata. Pengembangan kepariwisataan yang digarap Pemerintah Kota Denpasar adalah memanfaatkan keberadaan alam pertanian yang tetap dipertahankan asri, hamparan sawah yang luas, aliran sungai yang juga ditata untuk pengembangan budidaya perikanan serta jalan usaha tani (JUT) yang bisa berfungsi sebagai jogging track," beber Dandim.
Masyarakat kemudian bisa memanfaatkan lingkungan yang ada dan masih alami, memiliki udara segar untuk berolahraga menikmati suasana persawahan, lalu dapat pula menikmati pembudidayaan ikan air tawar yang memang sengaja ditebar di sepanjang aliran sungai, sehingga nantinya dapat dimanfaatkan masyarakat.
"Semua yang sudah diwujudkan melalui TMMD ini sebagai bagian pemberdayaan terhadap alam dan bagi manusia penggunanya yang harus dipertahankan dan dijaga kelestariannya," tegasnya.
Walaupun Dandim mengaku tidak memiliki kapasitas langsung, tetapi pihaknya sangat berharap kawasan pertanian di Desa Kesiman Kertalangu tetap terjaga dan lestari.
"Nantinya tidak banyak beralih fungsi lahan. Kita meyakini semua pasti tetap diproteksi oleh aturan atau regulasi yang telah dibuat pemerintah dalam hal ini Pemerintah Kota Denpasar," terangnya.
Bagi Dandim, umumnya saat mendengar pelaksanaan TMMD, maka sasarannya tentu wilayah terpencil, terluar dan terisolir serta dapat dipastikan di wilayah pelosok atau pedesaan yang memang perlu dibuatkan akses pembangunan berupa infrastruktur sebagai solusi terhadap adanya hambatan atau kendala di wilayah tersebut.
"Tetapi pada kenyataan bila kita cermati lebih jauh sesungguhnya gambaran kondisi demikian tidak saja terjadi di pedesaan saja, wilayah urban atau perkotaan seperti di Denpasar memiliki kondisi kemiripan demikian ternyata juga butuh penanganan dalam rangka pemberdayaan dan adanya kemudahan akses yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat," ungkapnya.
TMMD Ke 109 Kodim 1611/Badung Tahun Anggaran 2020 di Benjar Kertajiwa, Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur menjadi contoh nyata TMMD dilaksanakan di wilayah urban perkotaan.
Masyarakat desa setempat pun mengaku telah mengidam-idamkan pelaksanaan TMMD sejak lama, bahkan lebih dari puluhan tahun lalu.
Mata pencaharian dan profesi masyarakat Desa Kesiman Kertalangu bersifat heterogen ada yang berprofesi sebagai pegawai, wira swasta, pedagang, namun banyak pula yang bertahan sebagai petani.
Baca juga: Ramalan Zodiak Karier Besok Selasa 27 Oktober 2020, Kreatif Dalam Bekerja, Aries Jangan Gegabah
Baca juga: 7 Pegawai Bank di Buleleng Dirawat karena Covid-19, Berikut Update Covid-19 Bali 26 Oktober 2020
Baca juga: Tak Perlu Mahal, Ini Banten dan Rentetan Upacara Ngaben di Bali
Lanjut Dandim, Wilayah Desa Kesiman Kertalangu dari dulu memang bisa dikatakan sebagai basis pertanian dengan hamparan sawah datar yang asri yang ada di wilayah Kota Denpasar.
"Mereka mampu bertahan di tengah himpitan modernisasi yang tidak bisa dipungkiri lahan yang luasnya hektaran telah banyak juga beralih fungsi lahan entah sebagai pemukiman atau yang lainnya," ucap dia.
Masih banyaknya petani warga setempat yang mau dan mampu bertahan dengan kehidupan pertaniannya maka pelaksanaan TMMD menjadi suatu jawaban panjang dari apa yang telah mereka niatkan dan inginkan sejak lama.
"TMMD Ke 109 ini adalah solusi perbaikan terhadap penataan kehidupan pertanian yang memang masih gigih untuk dipertahankan," katanya.
Dijelaskan Dandim, petani membutuhkan akses infrastruktur berupa jalan usaha tani (JUT), pembuatan senderan sungai dan juga jembatan penghubung yang akan digunakan mempermudah mobilitas para petani baik dalam rangka pengolahan maupun di saat pengangkutan hasil pertanian.
"Bayangkan dengan kondisi jalan lama yang tidak lebih dari satu meter dan berupa jalan setapak tentu tidak memberikan akses yang memadai dalam berbagai aspek termasuk aspek ekonomisnya," tuturnya.
"Sekarang semua terwujud, perbaikan akses jalan, pembuatan 2 unit jembatan penghubung, rabat beton dan kanan kiri sudah dilakukan pembuatan senderan maka di samping memudahkan akses petani juga telah menjadikan kawasan pertanian ini lebih baik dan tertata," imbuh Dandim.
Kondisi ini tentu membuat masyarakat setempat utamanya para petani terlihat senang dan bangga terhadap apa yang sudah diwujudkan oleh Pemerintah Kota Denpasar bersama Satuan Tugas TMMD Ke 109 Kodim 1611/Badung.
Melalui proses bottom-up, diawali usulan dari masyarakat Desa Kesiman Kertalangu, kemudian dibahas di tingkat pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Kota Denpasar dengan melibatkan TNI Kodim 1611/Badung akhirnya bisa disepakati dan terlaksanalah TMMD Ke-109 tersebut anggaran senilai Rp 1,25 Milyar dialokasikan dari dana APBD Kota Denpasar untuk mendukung pembiayaannya.
Ia mengungkapkan, salah satu alasan pelaksanaan TMMD di Desa Kesiman Kertalangu diantaranya untuk meningkatkan potensk Desa Kesiman Kertalangu sebagai Desa Wisata dan Desa Budaya yang semakin dikenal masyarakat luas.
"Percepatan akselerasi pembangunan desa tersebut menggerakkan potensi sosial ekonomi yang ada di Desa Kesiman Kertalangu. Memudahkan akses petani ke lahan persawahan karena lahan persawahan adalah lahan milik pribadi dan sekaligus mencegah terjadinya konflik antar pemilik lahan yang dilalui petani dengan para petani. Termasuk juga dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan desa melalui pembangunan infrastrukturnya," paparnya.
Kolonel Infanteri I Made Alit Yudana menjelaskan, semuanya berbuah dari proses dimana program TMMD ini diusulkan mayarakat kepada Pemerintah Kota Denpasar kemudian disetujui dan pelaksanaan di lapangan melibatkan kita Satgas TMMD Kodim 1611/Badung untuk dikerjakan bersama-sama masyarakat.
Melihat sasaran fisik yang dikerjakan tentu tidak selesai dengan pelaksanaan selama 30 hari dari tanggal 22 September 2020 sampai dengan 21 Oktober 2020, maka diawali dengan pelaksanaan Pra TMMD selama sebulan dari Bulan Agustus sampai September 2020, yakni seminggu menjelang waktu pelaksanan pembukaannya.
Dandim bersyukur dan berterima kasih atas keterlibatan semua pihak mulai dari Pemerintah Kota Denpasar, Satgas TMMD, Masyarakat Desa Kesiman Kertalangu beserta berbagai tokoh masyarakatnya yang telah saling mendukung bahu-membahu untuk mensukseskan TMMD kali ini mesik di tengah pandemi covid-19.
"Semua dapat terlewatkan dengan baik di tengah kondisi kita dihadapkan pandemi global Covid-19 yang setidaknya menjadi bayang-bayang yang sedikit membuat banyak pihak merasa takut karena jangan sampai TMMD menjadi kluster penyebaran. Tetapi kita patut bersyukur bahwa penerapan protokol kesehatan secara ketat dan bertanggung jawab di lapangan telah menjadi solusi jitu dari keraguan awal yang ada," ungkap dia.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Kesiman Kertalangu I Made Suena, S.T., mengapresiasi penuh pelaksanaan TMMD sebagai jawaban terhadap masalah sosial yang ada di wilayahnya.
"Penataan area pertanian yang ada saat ini akan menambah semangat dan kecintaan para petani untuk menggarap lahannya sebaik mungkin. Jika sudah semangat dan mencintai kepemilikan lahannya makanya dirinya meyakini para petani pun tidak akan mudah mengalihkan atau menjual lahannya," ujar Kades.
Pihaknya berharap adanya dukungan maksimal dari pemerintah untuk mempertahankan eksistensi lahan persawahan ini.
"Kami butuh dukungan pemerintah untuk mempertahankan eksistensi lahan persawahan ini, jika tidak maka bagaimana menjaga keberadaan Kesiman Kertalangu sebagai Desa Budaya dan Desa Wisata yang berbasis kearifan lokal yang didalamnya termasuk pelestarian area persawahan atau pertaniannya," pungkasnya. (*)