Hingga Oktober 2020, Sebanyak 26 Orang Meninggal Akibat Lakalantas di Jembrana
Angka kecelakaan mencapai ratusan ini terjadi dalam 10 bulan terakhir atau dimulai dari bulan Januari hingga Oktober 2020 ini.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Satlantas Polres Jembrana mendata bahwa angka kecelakaan di Jembrana hingga Selasa (27/10/2020) ini mencapai 124 kasus.
Dari 124 kasus ini sebanyak 26 orang meninggal dunia.
Angka kecelakaan mencapai ratusan ini terjadi dalam 10 bulan terakhir atau dimulai dari bulan Januari hingga Oktober 2020 ini.
Kasatlantas Polres Jembrana, IPTU Shinta Ayu Pramesti mengatakan, angka lakalantas di Jembrana memang mencapai ratusan hingga Oktober 2020 ini.
Baca juga: Diikuti 578 Orang, Poltekpar Bali Gelar Wisuda Bersama PTNP di Bawah Kemenparekraf RI
Baca juga: Update Covid-19 Bali, 27 Oktober: Kasus Positif Bertambah 65 Orang, 76 Pasien Sembuh & 4 Meninggal
Baca juga: Buronan Kasus Pencurian Burung Murai di Denbar Ditangkap,Polisi Ungkap Pelaku Telah Beraksi di 7 TKP
Dan 26 pengguna jalan diketahui meninggal dunia.
Untuk luka berat nihil terjadi. Sedangkan dari data pihaknya juga diketahui sebanyak 163 orang mengalami luka ringan.
Meski demikian angka lakalantas ini jauh menurun dibanding dengan tahun 2019 lalu.
“Hingga Oktober ini ada 124 kasus. Dan 26 diantaranya pengendara atau pengguna jalan meninggal dunia,” ucapnya Selasa (27/10/2020) dihubungi melalui pesan singkat WhatsApp massengernya.
Shinta menjelaskan, untuk tahun 2019 di periode yang sama, angka kasus lakalantas di 71 kilometer lebih Jalan Raya Denpasar Gilimanuk, ada sekitar 174 kasus kecelakaan.
Dan untuk data pengendara atau pengguna jalan meninggal dunia mencapai 48 atau hampir dua kali lipat dibanding tahun 2020 ini.
Pendek kata terjadi penurunan angka kecelakaan meninggal dunia hampir 100 persen.
Kemudian untuk pengguna jalan mengalami luka berat ada empat orang dan pengendara luka ringan ada 200 orang.
“Namun untuk penindakan pelanggaran lebih tinggi dibanding tahun lalu. Di 2020 ini ada 8.615 baik pelanggaran dan teguran yang kami lakukan. Sedangkan di tahun 2019 ada 6.835 baik teguran dan tilang yang kami lakukan,” jelasnya.
Shinta menegaskan, bahwa angka kecelakaan tinggi memang sebagian besar terjadi karena human error.
Dan di Jembrana hampir mencapai 100 persen kejadian terjadi di sepanjang Jalan Nasional Denpasar-Gilimanuk.
Baca juga: Buntut Lockdown Lapas Kerobokan, Sidang Disetop Sementara
Baca juga: Gagal Salib Truk, Ibu Rumah Tangga Tewas Dilindas Truk, Alami Cedera Kepala Berat
Baca juga: 5 Insiden Layangan Jatuh di Bandara Ngurah Rai Bali, Awas Ada Sanksi 3 Tahun Penjara dan Rp 1 Miliar
Di bulan Oktober 2020 ini sendiri ada sekitar delapan kejadian dimana satu kejadian lakalantas berakibat meninggal dunianya seorang pengendara.
Kejadian itu, dijelaskannya, terjadi pada Rabu (21/10/2020) lalu.
Kejadian terjadi sekitar pukul 03.00 WITA dan baru dapat ditangani pada pukul 03.30 WITA karena informasi di Jalan Raya jurusan Denpasar-Gilimanuk KM 85-86 Desa Penyaringan Kecamatan Mendoyo.
Sepeda motor Honda Supra X 125 DK 1428 CF yang dikemudikan Nur Hawi (43) asal Dusun Krajan B RT 002 RW 007 Desa Curah Kalong Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember-Jawa Timur mengalami kecelakaan.
Korban mengalami kondisi tidak sadar, dengan kondisi lain yakni kaki kiri patah, lutut kaki kanan luka, tangan kanan patah, luka pada bibir dan meninggal dunia dalam perawatan di RSU Negara.
Korban bertabrakan dengan kendaraan Honda Mobilio P 1653 VK dikemudikan Candra Julian Zakaria (29) asal Dusun Krajan RT 001 RW 001 Desa Pendarungan Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Candra dalam kondisi sehat. Awal kejadian sendiri, saat itu motor korban datang dari arah timur ke barat atau dari arah Denpasar ke Gilimanuk bergerak dengan kecepatan sedang, melewati tikungan tajam ke kanan dari arah Denpasar.
Kemudian, memasuki jalan lurus datar beraspal baik dilengkapi dengan marka jalan utuh, cuaca cerah, dini hari, dengan kondisi gelap karena tidak ada lampu penerangan jalan.
Tiba-tiba motor bergerak kekanan masuk jalur kanan pada saat bersamaan dari arah barat ke timur datang Ran Honda Mobilio, yang bergerak pada jalurnya sehingga terjadi tabrakan pada posisi jalur jalan sebelah kanan dari arah timur.
“Kami selalu mengimbau bahwa banyak kejadian kecelakaan lalu lintas dikarenakan human error. Maka dari itu, kami selalu meminta ketika memang mengantuk beristirahat terlebih dahulu. Banyak tempat peristirahatan untuk pengendara di sepanjang jalur atau jalan Denpasar-Gilimanuk khususnya di Jembrana,” bebernya. (*)