Corona di Indonesia

Ingat Ya, Belum Ada Vaksin Covid yang Punya Izin Edar

Badan POM tentunya menjunjung tinggi asas kehati-hatian sebagaimana sudah diarahkan oleh Bapak Presiden.

Editor: Kander Turnip
khybernews.tv
ilustrasi vaksin Covid-19 

"Kita (BPOM) pastikan bahwa memang memenuhi persyaratan aspek-aspek khasiat keamanan. Kita tidak akan merasa dapat tekanan harus cepat, tetapi yang paling penting adalah keamanan dan efektivitas dari vaksin ini sehingga dapat digunakan oleh masyarakat untuk penanggulangan konsisten Covid-19," ujar Togi.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Prof Dr dr Cissy Rachiana Sudjana menerangkan, beberapa vaksin telah terbukti dan diakui dapat mencegah penyakit yang disebabkan virus atau bakteri tertentu.

Vaksin merupakan antigen atau zat aktif pada virus dan bakteri yang apabila disuntikkan, menimbulkan reaksi sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus atau penyakit tersebut.

“Jadi kalau vaksin itu adalah zatnya. Proses pemasukkannya ke dalam tubuh disebut vaksinasi," kata dia.

Sementara, imunisasi adalah reaksi dari tubuh setelah mendapatkan vaksin.

Badan akan dirangsang untuk membentuk anti bodi pada sistem kekebalan tubuh.

"Selain anti bodi, badan akan menghasilkan sel memori, jadi sistem kekebalan kita bisa memproduksi anti bodi untuk segala macam penyakit yang tidak baik,” terangnya.

Dirinya memaparkan, dampak imunisasi terhadap turunnya penularan penyakit tercatat besar.

Seperti penyakit haemophilus, influenza, radang paru, gondok, rubella, hingga tifus, yang mampu ditekan penyebarannya oleh vaksin.

"Semua penyakit tersebut menurun jumlah penularannya, seiring dengan dilakukannya imunisasi," ungkap dia.

dr Cissy berharap, masyarakat tidak perlu meragukan keamanan vaksin, lantaran ada jaminan keamanan vaksin yang terus dilakukan pada tiap fase uji klinik, sehingga produk akhirnya dipastikan aman, efektif, dan berkhasiat.

Pada tahap awal, produsen vaksin mengidentifikasi dahulu calon vaksin yang hendak dibuat.

Calon vaksin yang terpilih adalah yang mampu menghasilkan zat antibodi terbaik.

"Saat sudah aman dan menghasilkan zat antibodi yang kuat, terutama pada uji pra klinik yang diujicobakan pada hewan, barulah pengujian diteruskan ke uji klinik pada manusia," terang dr Cissy.

Ia melanjutkan, fase uji klinik pada manusia terbagi menjadi tiga tahap.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved