Objek Wisata Sangeh Mulai Diserbu Wisatawan Domestik, Rata-Rata 100 Orang Perhari
Libur panjang yang ditetapkan pemerintah membawa dampak positif untuk pulau Bali.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Libur panjang yang ditetapkan pemerintah membawa dampak positif untuk pulau Bali.
Pasalnya semenjak libur panjang di akhir Oktober 2020 ini, Bali mulai didatangi wisatawan domestik.
Hal itu pun terlihat dari tingkat kendaraan lalulintas mulai meningkat, termasuk jumlah kunjungan di beberapa tempat pariwisata yang ada.
Seperti halnya di Objek Wisata Alas Pala yang dikenal dengan Objek Wisata Sangeh mulai diserbu wisatawan.
Kunjungan wisatawan mulai dirasakan pada Rabu (28/10/2020) lalu.
Kendati demikian jumlah kunjungan belum dinilai mendongkrak jumlah kunjungan sebelum adanya pandemi Covid-19.
Baca juga: Update Corona Buleleng: Kasus Baru Terkonfirmasi Bertambah 14 Orang
Baca juga: Malaria Hingga Radang Ginjal, Ini Tamba Tradisional Bali Non Kimia
Baca juga: Berawal dari Kehabisan Bensin, Siswi SMP Buleleng Dirudapaksa 10 Orang, Pacar Jadi Pelaku Pertama
Pengelola Objek Wisata Sangeh, I Made Mohon mengatakan wisatawan dari luar Bali atau wisatawan domestik mulai datang pada Rabu (28/10/2020) lalu.
Kendati demikian pihaknya mengaku tidak terlalu banyak, lantaran wisatawan mancanegara belum dibuka.
"Dari libur panjang ini ada pengunjung dari luar Bali, tapi tidak terlalu banyak, kisaran 100 orang per hari," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (30/10/2020)
Dengan adanya wisatawan domestik, pihaknya pun berharap mampu memulihkan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 ini.
Sehingga perekonomian di Badung bisa kembali pulih.
Baca juga: Kontraksi Palsu Kehamilan Berbahaya jika Ditandai dengan Hal Ini
Baca juga: Diskop Tabanan Terima Laporan Satu Koperasi Kesulitan Dana Selama Pandemi
Baca juga: Kenali Tanda Kontraksi Palsu Saat Kehamilan dan Cara Meredakannya
"Tentu kami berharap agar ke depan agar lebih ramai. Pasalnya luas tempat pariwisata bisa menampung ribuan wisatawan," akunya.
Kendati demikian, pihaknya mengaku sudah menerapkan protokol kesehatan. Bahkan semua pengunjung yang datang dicek suhu tubuhnya.
Selain itu diwajibkan menggunakan masker saat masuk Objek Wisata Sangeh.
"Di beberapa taman kami juga menyediakan tempat cuci tangan. Sehingga wisatawan bisa di mana saja dan kapan saja mencuci tangan," jelasnya.
Baca juga: 8 Destinasi Touring Wisata Favorit Ala YRFI Bali, Salah Satunya Asyik Untuk Motocamp
Baca juga: Pernikahan dengan Rizki DA Sempat Dikabarkan Retak, Nadya Mustika Ngaku Akan Tinggal Serumah Lagi
Mohon mengakui saat pandemi Covid-19 hampir tidak ada kunjungan dari luar Bali.
Pengunjung yang datang menurutnya hanya masyarakat lokal Bali saja.
"Biasanya kalau wisatawan lokal yang datang hanya beberapa, itu pun biasanya di hari Sabtu dan Minggu, hari-hari biasa kami cuma mengandalkan prewedding saja," bebernya.
"Syukur ada program dari kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif yang ada program We Love Bali pada bulan Oktober ini. Jadi Sangeh dapat 5 trip, mudah-mudahan dengan adanya program tersebut mulai ada kunjungan kembali," imbuhnya.
Dihubungi terpisah, Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung Cokorda Raka Darmawan membenarkan beberapa wisatawan domestik sudah ada yang ke Bali.
Kendati demikian pihaknya berharap semua itu menjadi awal mula berkembangnya pariwisata di Bali.
"Memang dari tanggal 28 kemarin sudah ada yang datang. Beberapa jalan ada yang sampai macet," jelasnya.
Disinggung mengenai Surat Edaran Nomor 4253 Tahun 2020, yang isinya juga mengarahkan para pengelola tempat wisata untuk melakukan pembatasan jumlah kunjungan wisatawan hanya 50 persen dari kapasitas, di masa libur panjang dan cuti bersama akhir Oktober 2020 ini, pihaknya mengaku sudah dilakukan.
Namun sementara ini jangankan membatasi, beberapa pengelola tempat wisata tampaknya masih berharap untuk bisa mencapai angka 50 persen.
"Sebetulnya beberapa tempat pariwisata di Badung berusaha mencari sampai 50 persen itu, namun kayaknya belum bisa tercapai. Nah untuk pembatasan ini menurut kami, pembatasan yang dimaksud adalah lebih kepada tempat wisata dalam ruangan. Karena jika tempat terbuka, pembatasan tentu akan sulit untuk dilakukan melihat luas wilayah," katanya
Meski demikian pada intinya, kata birokrat asal Gianyar itu protokol kesehatan harus tetap menjadi perhatian pihak pengelola ataupun pengunjung.
Baik itu terkait dengan pemakaian masker, pengecekan suhu tubuh, cuci tangan, serta berkenaan dengan social distancing atau physical distancing-nya.
"Itu wajib untuk jadi perhatian dan diterapkan. Namun untuk kami di Badung yang sudah lolos verifikasi sudah ditetapkan dan dilaksanakan kepada para pengelola tempat wisata, yakni agar menerapkan protokol kesehatan secara disiplin, baik kepada para pengunjung ataupun karyawan masing-masing. (*)