Bencana di Bali
Atap Kelas SDN 2 Padang Bai di Karangasem Ambruk, 4 Ruangan Alami Kerusakan
Perbekel Padang Bai, Wayan Sudiarta, mengatakan, atap sekolah ambruk siang hari. Tidak ada warga yang melihat kejadian.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Atap ruang kelas Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Padang Bai, Kecamatan Manggis, Karangasem, ambruk pada Rabu (4/11/2020) siang. Genteng berjatuhan hingga pecah. Kerangka atap juga rusak dan porak - poranda.
Sebagian kayunya serta bambu patah, dan sudah tidak bisa digunakan kembali.
Perbekel Padang Bai, Wayan Sudiarta, mengatakan, atap sekolah ambruk siang hari. Tidak ada warga yang melihat kejadian.
Kondisi sekolah juga sepi lantaran pandemi COVID. Penyebabnya belum diketahui. Mengingat saat kejadian tak ada hujan. Sedangkan angin bertiup landai, tidak kencang.
Baca juga: Koster Apresiasi Langkah Pemerintah Pusat Terkait Penerbitan UU Omnibus Law Cipta Kerja
Baca juga: Update Covid-19 Bali,5 November: Kasus Positif Bertambah 60 orang, 102 Pasien Sembuh dan 3 Meninggal
Baca juga: Minus 6,80 Persen, Bali dan Nusa Tenggara Kontraksi Ekonomi Terdalam di Kuartal III 2020
"Tidak ada tanda apapun sebelum kejadian. Tiba - tiba atap sekolah bagian tengah ambruk, dan berdampak ke kelas lain. Kerangka bangunan banyak yang patah. Bangunan tidak bisa ditempati,"ungkap Perbekel Padang Bai, Wayan Sudiarta, Kamis (5/11/2020).
Untuk diketahui, gedung yang mengalami kerusakan terdiri dari empat ruangan.
Satu ruangan kelas yang berada di bagian tengah atapnya ambruk, hingga berdampak ke ruangan lain.
Bekas atap seperti genteng & kerangka bangunan belum dibersihkan oleh petugas.
"Untung tidak ada korban jiwa atau luka saat kejadian. Siswa & murid belajar dalam jaringan (daring) karena pandemi COVID . Kondisi sekolah kosong. Beberapa jam sebelum kejadian guru & wali murid sempat mengelar rapat diruang yang lain,"aku I Wayan Sudiarta, pria asli Desa Adat Padang Bai.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem, Gusti Ngurah Kartika, mengatakan, ruang kelas yang ambruk usianya sudah tua.
Terakhir dilakukan renovasi ringan sekitar tahun 2010. Kepala sekolah serta guru lainnya juga terus waspada dengan kondisi ruang kelas tersebut.
"Kondisi ruang kelas memang sudah rusak. Makanya ruang kelas tak digunakan. Barang - barang yang berada di dalam kelas, seperti bangku serta meja, dipindah sebelum ambruk. Kilometer listrik juga dipindah ke ruangan lain," aku Gusti Ngurah Kartika.
Pihaknya mengaku sudah mengecek ke lokasi serta merapatkan dengan beberapa pejabat berwenang.
Hasil rapat yakni Disdikpora memerintahkan pihak sekolah segera membersihkan reruntuhan atap yang ambruk.
Baca juga: Kalahkan Celepuk FC, Bebean FC Juarai Padangtegal Cup 2020
Baca juga: Pilpres Amerika Serikat: Polisi Mulai Lucuti Senjata Demonstran, Penangkapan Mulai Berlangsung
Baca juga: Tingkatkan Disiplin Prokes, Satpol PP Denpasar Gelar Sidak Masker
Petugas dari disdikpora mengecek kondisi bangunan dekat atap ambruk.