Corona di Bali
Bisnis Ukir Buah untuk Resepsi di Tengah Pandemi, Ketut Alit Terima Banyak Pesanan
Permintaan ukiran buah sebagai hiasan hidangan resepsi dan pesta relatif banyak
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Irma Budiarti
Dimana biasanya, pihak pemesan ini mengingatkan ukiran buah yang relatif besar.
Baca juga: Cerita Bisnis Tanaman Hias Monstera Raup Belasan Juta Per Bulan, Awalnya Dirumahkan karena Pandemi
Baca juga: Bisnis Sugar Glider, Seekor Terjual Hingga Rp 3,6 Juta
Karena itu, iapun harus menyambung sejumlah buah agar didapatkan bentuk sesuai yang diinginkan.
Tak hanya itu, pembuatannya juga harus malam hari.
Sebab ketika acara resepsi, buah itu harus tetap segar usai diukir.
"Kendalanya hanya pada besaran buah dan waktu pembuatan. Biasanya, kalau dalam acara pernikahan, harus kerja malam hari. Karena paginya saat resepsi buah harus sudah selesai diukir dan kondisinya masih seger. Selama ini saya sangat menikmati, karena itu, kendala seperti ini tidak begitu memusingkan," tandasnya.
Sebelum pandemi Covid-19, ia merupakan penyedia jasa transportasi dan mengelola penginapan.
Meskipun saat ini ia bisa bertahan hidup dengan mengukir buah dalam pesta perkawinan, namun ia tetap berharap supaya Bali kembali normal dan bisa bekerja seperti biasanya.
"Saya berharap situasi pariwisata kita tetap pulih, dan bisa kembali bekerja seperti biasa," tandasnya.
(*)