25 Peserta Ikuti Sekolah Lapang Cuaca Nelayan dari BMKG Wilayah III Denpasar
25 orang peserta mewakili nelayan dari 8 Kabupaten dan 1 Kota se-Bali hari ini mengikuti kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) Provinsi Bali
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - 25 orang peserta mewakili nelayan dari 8 Kabupaten dan 1 Kota se-Bali hari ini mengikuti kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) Provinsi Bali Tahun 2020 yang diadakan oleh BMKG Wilayah III Denpasar.
Mengambil tema "Dengan Informasi Cuaca, Melaut Aman, Nelayan Sejahtera, Dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru" SLCN Provinsi Bali Tahun 2020 dibuka langsung oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati ditandai dengan pemukulan gong.
Kegiatan digelar di ruang serbaguna Kantor Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar, Jl. Raya Tuban, Kuta, Badung dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
Baca juga: Berkat JKN-KIS Penyakit Stroke Sak Nyoman Terlewati
Baca juga: 30 Jenazah Terlantar Dikremasi oleh RSUP Sanglah, Dilanjutkan Prosesi Nganyut ke Segara
Baca juga: Dulu Hanya Rp 10 Ribu, Kini Lesti Kejora Dapat Honor Fantastis Ratusan Juta Saat Diundang Pengusaha
"Program SLCN ini sudah kami adakan rutin tiap tahun sejak 2016 melihat akhir-akhir ini sebagai dampak dari perubahan iklim global dan juga semakin meningkatnya frekuensi kejadian dan intensitas cuaca ekstrem. Hal itu juga tentunya sangat membahayakan untuk kegiatan di laut, bahkan di Samudera Hindia," jelas Dwikorita Karnawati, Senin (9/11/2020).
Jadi kita harus menjaga agar para nelayan kita ini aman dalam menangkap ikan dan kita juga harus menginformasikan prediksi ketinggian glombang dan prediksi kecepatan arus.
Baca juga: Desa Taman di Badung Tangani Covid-19 Secara Gotong Royong, Warga Bantu Beri Makan Ternak
Baca juga: Bocah Perempuan Terkena Peluru Nyasar Bandar Narkoba di Banyuasin, Begini Kronologinya
Baca juga: Lawan Kotak Kosong, Besok Pasangan GiriAsa Kembali Ikuti Debat Terbuka Pilkada Badung
Maka akan diketahui zona mana yang kira-kira ikannya akan berkumpul sehingga nelayan bisa melakukan perencanaan langsung menuju ke tempat sasaran tadi dimana kumpulan ikan berada disitu.
"Dan bisa tahu kapan harus segera melayar dan kapan harus segera balik. Jadi dari segi keamanan dengan memanfaatkan informasi cuaca iklim akan terjaga bahkan dari segi produktivitas juga akan semakin meningkat. Itu tujuan diadakannya SLCN yang kita selenggarakan," tambahnya.
Dimana setiap provinsi SLCN diikuti kurang lebih oleh 25 peserta dan yang menggelar ada 22 provinsi sehingga total peserta secara Nasional mencapai 500 orang.
Baca juga: Dubes RI di Arab Saudi Sebut Habib Rizieq Shihab WNIO Alias WNI Ora Duwe Paspor
Baca juga: Penyanyi Alfin Alberto Gelar Roadshow di Bali, Moncerkan Lagu Agar Kau Bahagia
Diharapkan dari para peserta ini menjadi agen penerus informasi yang dikeluarkan oleh BMKG baik cuaca ekstrem maupun cuaca-cuaca lain terkait dengan keselamatan nelayan dalam melaut.
"Masyarakat nelayan harus bisa mampu memahami informasi-informasi yang dikeluarkan BMKG," imbuh Dwikorita.
Kepala BMKG Wilayah III Denpasar M. Taufik Gunawan menyampaikan tujuan utama kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan para nelayan terutama dalam hal bagaimana kondisi cuaca di laut sebelum mereka melaut mencari ikan.
Selain itu merubah paradigma mereka tidak mencari ikan tapi menangkap ikan artinya informasinya sudah diketahui nelayan keberadaan ikan dimana tapi juga nelayan sudah tahu potensi gelombang tinggi di sebelah mana.
"Di samping nelayan mencari ikan tapi juga aman dari gelombang. Pesertanya ada kelompok ketua nelayan, penyuluh ada juga nelayan itu sendiri jadi semua dilibatkan. Walaupun ikan banyak di satu wilayah tapi gelombang tinggi ya harus dipikirkan beberapa kali oleh mereka. Nelayan kita ajarkan untuk dapat menganalisa secara sederhana informasi dari BMKG," paparnya.(*)