AWK Minta Maaf Didampingi Ida Pedanda, Mengaku Sudah Ngaturan Guru Piduka di Pura Besakih

Gusti Ngurah Arya Wedakarna (AWK), menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Bali dan umat Hindu.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Rizal Fanany
Anggota DPD RI Perwakilan Bali, I Gusti Ngurah Arya Wedakarna (AWK) meminta maaf didampingi oleh Ida Pedanda 

"Bukan karena AWK dekat dengan griya di sini, siapa pun dekat dengan ratu. Namun itu memang harus ditanggapi, tetapi tanggapi dengan cara Brahmana. Karena Brahmana tidak suka bila dipuji, apabila dihina juga tidak duka, maka Ratu hadapi dengan tenang," ujarnya.

"Dia ke sini terkait kegaduhan masyarakat Bali berawal dari ungkapannya itu. Makanya untuk di Bali secara nyata, Ratu arahkan agar segera dia minta maaf kepada umat. Kemudian menghaturkan guru piduka kepada Ida Bhatara yang ia sebut di dalam video, sesegera mungkin, dan kemarin dia bilang sanggup akan menggelar upacara itu," ucapnya.

Terkait kegaduhan saat ini, Ida berpesan supaya hal ini dijadikan sebagai instrospeksi diri.

Terkait tindak fisik yang diterima AWK beberapa waktu ini, Ida Pedanda pun mengatakan hal itu harus disyukuri oleh AWK.

"Tindakan fisik yang didapatkan oleh AWK dari pendemo beberapa waktu lalu, seharusnya disyukuri oleh AWK. Sebab sebagai peringatan jangan hanya mengeluh, bila pemimpin tangguh memang harus banyak dapat tamparan. Tamparan atau pukulan seperti itu tidak ada artinya. Seperti Pandawa memimpin Astina justru banyak tamparan, apabila dikelola dapat kita pakai untuk mendewasaan diri," tandasnya.

Mau Berubah

Sementara itu, Ketua PHDI Bali, Prof. Dr. I Gusti Ngurah Sudiana yang dikonfirmasi terpisah, Senin (9/11) siang mengatakan, jika dilihat dari sisi agama, permohonan maaf tersebut menunjukkan AWK mau berubah ke arah yang lebih baik.

“Itu artinya, kalau mau seperti itu, dari sisi agama, ya artinya mau berubah ke arah yang baik,” katanya.
Walaupun demikian, ucapannya tersebut harus direalisasikan dengan wujud perilaku sesuai dengan apa yang telah dikatakan.

“Dengan catatan tidak hanya kata-kata, harus direalisasikan dengan wujud perilaku sesuai dengan yang dikatakan. Kalau permintaan maaf, menurut saya sendiri adalah salah satu upaya untuk mengubah diri dan upaya untuk memberikan ketenangan bagi yang merasa tersinggung sehingga adanya hal ini AWK berharap dirinya diberi maaf,” ujar Prof Sudiana.

Namun terkait proses hukum yang berjalan, pihaknya mengaku tetap menjadi ranah pihak yang berwenang.

Dari PHDI telah memberikan pernyataan bahwa AWK harus minta maaf sekala dan niskala.

“Kalau proses hukum PHDI tidak bisa ikut campur. Proses hukum urusan aparat keamanan, dan diserahkan kepada aparat hukum,” katanya.

Pihaknya juga berharap, dengan adanya peristiwa ini akan menjadi pelajaran bagi AWK sendiri.

Tak hanya itu, juga akan menjadi pelajaran bagi tokoh maupun masyarakat lainnya sehingga hal seperti ini tak terulang lagi. (sui/weg/sup)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved