Indrayani Mengaku Trauma Setelah Jadi Korban Pelaku Perampokan Bersenjata di SPBU Benoa
Indrayani, salah seorang pegawai SPBU mengaku trauma setelah menjadi korban aksi penodongan diduga menggunakan senjata api disertai perampokan oleh
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Indrayani, salah seorang pegawai SPBU mengaku trauma setelah menjadi korban aksi penodongan diduga menggunakan senjata api disertai perampokan oleh pria beratribut ojek online, di SPBU tempatnya bekerja, Benoa, Denpasar Selatan, pada Rabu (11/11/2020) siang kemarin.
Meskipun tidak mengalami luka-luka, Indrayani dan kedua rekannya tak bisa lepas dari trauma psikis akibat peristiwa yang terekam CCTV milik SPBU tersebut.
Kendati demikian, saat ini Indrayani dan temannya masih tetap bisa bekerja seperti biasa.
Baca juga: Kronologi Dugaan Klaster Pernikahan dan Penguburan Jenazah, 28 Orang di Ubud Positif Covid-19
VIDEO: Situasi Bali Terkini November 2020, Pantai Berawa Dipadati Pengunjung
Baca juga: Suka Duka RSUP Sanglah Tangani Covid-19, Kehabisan Masker N95 Hingga Nakes Terpapar Covid-19
Baca juga: Tanggapi Pembelaan Tim Hukum Jerinx & Alat Bukti Talkshow Deddy Corbuzier, Jaksa Tetap pada Tuntutan
Ia masih tidak menyangka kejadian itu menimpa dirinya bersama kedua rekannya, bahkan aksi pelaku bisa mengancam nyawa ketiga pegawai SPBU perempuan itu.
"Selama ini belum pernah mengalami, baru kali ini mengalami kejadian seperti ini, kalau ditanya trauma ya saya trauma sekali, tidak menyangka," ungkap Indrayani kepada Tribun Bali.
Baca juga: RSJ Bali Peringati Hari Kesehatan Nasional, 83 Karya Lukis Pasien ODGJ Dipamerkan
Baca juga: Peringati Hari Kesehatan Nasional ke-56, Puskesmas 3 Densel Bagikan Ribuan Masker
Baca juga: Perampok di SPBU Benoa yang Terekam CCTV Gondol Uang Rp 3 juta, Polisi Dapatkan Titik Terang Pelaku
Di saat pelaku beraksi, kondisi SPBU tengah sepi tidak ada pelanggan lainnya yang mengisikan bahan bakar sehingga hanya ada Indrayani bersama dua orang rekannya yang sama - sama perempuan.
"Saat itu kondisinya memang lagi sepi," bebernya.
Indrayani menuturkan detik-detik kejadian, di mana saat itu pelaku masuk seperti pelanggan SPBU biasa, lalu berhenti di bagian tengah dalam area pom bensin, pelaku turun dari sepeda motor dan langsung menodongkan pistol.
Baca juga: Orderan Sepi Selama Pandemi, Mariani Tetap Bertahan Membuat Kerajinan dari Batok Kelapa
Baca juga: Indonesia Dapat Pinjaman Rp 15 Triliun dari Australia, Ini Kata Sri Mulyani
Sembari menodongkan pistol, pelaku berjalan mengarah ke sebuah tas yang berada di lokasi, yang diketahui milik salah satu temannya, tas itu kemudian dibawa kabur oleh pelaku.
"Tas itu isinya handphone milik teman saya pegawai bernama Luh Desi Ratnasari, tidak ada isi uang di dalam tas itu," ucapnya.
Setelah mengambil tas itu, pelaku langsung bergegas pergi meninggalkan lokasi menuju pintu keluar.
Saat disinggung mengenai ciri-ciri pelaku, Indrayani tidak mengetahui jelas, sebab saat itu dirinya bersama dua orang pegawai lainnya langsung berlari demi menyelamatkan nyawanya.
Ia hanya melihat atribut ojek online dan menggunakan masker.
Indrayani dan rekannya pun berlari secara terpisah, dirinya ke ruang istirahat dan temannya ke toilet.
"Saat melihat dia menodongkan pistol kami langsung lari, tidak begitu jelas melihat ciri-cirinya, yang jelas memakai jaket ojol, masker dan helm," bebernya.
Sementara itu, SPBU tersebut menempatkan pegawai laki-laki saat malam hari sehingga pada siang hari menempatkan pegawainya mayoritas perempuan.
"Laki-laki ada tapi kerjanya malam," terangnya.
Baca juga: Cerita Perempuan Pegawai SPBU di Benoa, Detik-detik Pria Todongkan Pistol, Hingga Lari Kocar Kacir
Sementara Alfianto Domy Aji, Head Regional Corporate Affairs Gojek wilayah Jatim & Bali Nusra mengatakan, "Kami belum dapat berkomentar saat ini mengingat aparat kepolisian tengah menyelidiki lebih lanjut kejadian ini. Namun demikian kami akan terus berkoordinasi dengan aparat Kepolisian terkait hal ini". (*)