Pemangkasan Libur Cuti Bersama Dinilai Tak Terlalu Berdampak pada Travel Agent, Ini Sebabnya 

Menurutnya, saat itu sektor travel agent memang tak mengalami dampak yang cukup signifikan dari adanya libur panjang.

Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali/Rizal Fanany
Sejumlah wisatawan menikmati Pantai Melasti, Ungasan, Kuta Selatan, Badung, Rabu (21/10/2020). Dinas Pariwisata Bali mengingatkan agar obyek wisata meningkatkan protokol kesehatan untuk antisipasi libur panjang yakni 28 hingga 30 Oktober 2020. 

Namun menariknya, Pauline menjelaskan bahwa jika pemangkasan cuti bersama ini tetap dilakukan maka sebenarnya tak akan terlalu mempengaruhi mobilisasi masyarakat untuk liburan.

“Menurut kami libur panjang ini dengan atau tanpa cuti bersama sudah dimanfaatkan masyarakat memang untuk melakukan perjalanan,” papar Pauline.

Maksudnya, walaupun tak ada libur panjang karyawan swasta masih tetap bisa mengajukan cuti untuk liburan akhir tahun.

Pun dengan anak-anak sekolah. Mereka sudah memasuki masa libur sekolah dan tak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah.  

Sehingga walaupun mereka harus tetap masuk sekolah, dengan adanya pengajaran jarak jauh (PJJ) ini memungkinkan anak-anak untuk bersekolah dari mana saja.

Bahkan sambil liburan.

“Apalagi kalau mereka sudah merencanakan perjalanan ya pergi-pergi saja. Mau cuti bersama atau enggak cuti bersama itu enggak ada dampaknya,” imbuh Pauline.

Sarankan contact tracing

Perihal tujuan pemangkasan cuti bersama tersebut, Pauline menyetujui bahwa langkah ini mungkin bisa saja jadi cara untuk memutus mata rantai Covid-19.

Namun ia mempertanyakan perihal dugaan-dugaan yang menyebut peningkatan kasus positif selama beberapa waktu belakangan ini memang benar-benar terjadi pada wisatawan yang bermobilisasi ke luar daerah saat libur panjang akhir Oktober.

“Apakah mereka (pasien positif) melakukan perjalanan waktu Oktober kemarin? Itu maksudnya. Jadi jangan disalahkan long weekend yang bikin kasus (meningkat). Dicek apa enggak apa orang-orang ini memang keluyuran pas long weekend,” jelas Pauline.

Menurut dia, bisa jadi peningkatan tersebut bukan disebabkan mobilisasi masyarakat yang keluar daerah saat long weekend.

Bukan tidak mungkin, kata dia, pasien tersebut tidak keluar rumah sama sekali tapi mengadakan perkumpulan dengan banyak orang di rumahnya yang akhirnya jadi klaster baru.

“Jadi pemerintah harus mengecek apakah benar gara-gara long weekend. Itu bisa untuk menentukan langkah yang paling tepat seperti apa. Agar solusinya enggak hanya pemangkasan saja tapi enggak ada solusi buat pengusaha,” pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemangkasan Cuti Bersama Tak Berdampak Signifikan pada Travel Agent"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved