Kisah Kulkul Pejenengan Puri Agung Klungkung, Jika Berbunyi Sendiri Tanda Tak Baik Ini Bakal Terjadi

Dua buah kulkul berselimut kain kuning tampak di bale kulkul Puri Agung Klungkung.Kulkul lanang dan istri inilah yang dinamakan kulkul pejenengan

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Kulkul Pejenengan di Pura Pejenengan Puri Agung Klungkung 

Di Puri Agung Klungkung terdapat kulkul yang dipercaya memiliki kekuatan gaib. Jika kulkul ini berbunyi sendiri, tanda bencana bakal terjadi.

TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG -- Dua buah kulkul berselimut kain kuning tampak di bale kulkul Puri Agung Klungkung.

Kulkul lanang dan istri inilah yang dinamakan kulkul pejenengan Puri Agung Klungkung.

Jero Mangku Pura Pejenengan Puri Agung Klungkung, I Nyoman Sastrawan, menjelaskan, kulkul pejenengan ini berasal dari tanah Jawa, yakni Blambangan.

“Ini dari sabda atau wahyu Ida Bhtara Pejenengan Agung Puri Klungkung,” kata Jro Mangku kepada Tribun Bali, Minggu (29/11).

Asal muasal kulkul ini dari kayu khusus bernama Silagui. Taru ini sekitar tahun 1960an masih bisa dijumpai di banyak tempat. Namun sekarang hampir tidak ada.

Pohon Silagui ini agak rendah dan berbuah.

“Namun pohon ini tumbuh cukup besar, dan itu adalah tanda kebesarannya atau keajaiban beliau. Padahal pohon Silagui ini biasanya hanya 15 cm,” sebutnya.

Kulkul sakral ini telah hadir sejak zaman Majahaphit hingga ke zaman Dalem Samprangan di Bali.

Sampai ke zaman Kerajaan Gelgel di Klungkung.

Pada era penjajahan, ketika Jepang dan Belanda datang ke Indonesia termasuk Bali, kulkul ini sempat berpindah tempat sementara. Waktu itu terjadi perang hebat tahun 1908 di Klungkung.

Lalu dibawalah kulkul pejenengan ini ke Pura Dalem Kresek, yang masih berada di wilayah Klungkung.

“Masyarakat yang memindahkan ke sana, karena zaman itu kacau saat perang rakyat pribumi dan Belanda,” jelasnya.

Lama-kelamaan setelah kejadian kelam itu, akhirnya suasana menjadi kian kondusif. Namun kulkul pejenengan masih berada di Pura Dalem Kresek.

Akhirnya entah mengapa, pihak puri mengalami kabrebehan atau malapetaka. Ada yang sakit-sakitan dan sebagainya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved