Badung Gelar Gathering Kepariwisataan, Tekankan Pentingnya Prokes CHSE Menuju Pariwisata Berkualitas
Dinas Pariwisata Kabupaten Badung menggelar Gathering Kepariwisataan 2020 bertajuk Implementasi Protokol Kesehatan CHSE
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - Dinas Pariwisata Kabupaten Badung menggelar Gathering Kepariwisataan 2020 bertajuk Implementasi Protokol Kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment) Menuju Pariwisata Kabupaten Badung Berkualitas di Kecamatan Kuta Selatan, Selasa (1/12/2020) di The Westin Resort Nusa Dua.
Kegiatan gathering digelar secara hybrid (offline dan online) dihadiri sejumlah stakeholder pariwisata Kecamatan Kuta Selatan.
Bagi peserta yang ikut secara offline atau tatap muka langsung pihak penyelenggara menerapkan protokol kesehatan (Prokes) ketat mulai dari 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak), selain itu seluruh peserta dilakukan tes cepat Covid-19 atau Rapid Test sebelum masuk ke ruangan kegiatan.
Dan hanya yang hasil rapid tesnya non reaktif diperbolehkan memasuki ruangan dan mengikuti kegiatan acara, peserta berasal dari stakeholder pariwisata di Kecamatan Kuta Selatan.
Baca juga: Kasus HIV-AIDS di Buleleng Telah Mencapai 2.700 Orang, Bertambah 200 Penderita per Tahun
Baca juga: Bentuknya Unik, Bakso Volcano Buatan Putu Eka Laku hingga 20 Porsi per Hari
Baca juga: Update Covid-19 di Bali: Kasus Positif Bertambah 109 Orang, 54 Pasien Sembuh dan 3 Meninggal
Hadir pada kegiatan ini Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Putu Astawa, Kabid Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Dewa Ngurah Bhayudewa mewakili Plt. Kepala Dinas Pariwisata Badung, Pjs. Bupati Badung diwakili oleh Sekretaris Dispar Badung AA. Yuyun Hanura Enny.
Gathering Kepariwisataan dibagi kedalam dua sesi talkshow dengan menghadirkan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa, Ketua DPC PHRI Badung, I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya mewakili Kepala Dinas Pariwisata Badung, Sang Nyoman Sutena mewakili Kepala BPBD Kabupaten Badung di sesi pertama.
Sesi kedua talkshow menghadirkan M. Setyawan Santoso selaku Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, I Ketut Jaman selaku Tim Ahli Pembangunan Provinsi Bali Bidang Pariwisata dan Ketua DPC PHRI Badung, I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya.
Tujuan pertama pelaksanaan kegiatan ini adalah meningkatkan kompetensi pemangku kepentingan bidang pariwisata, dalam hal ini yaitu pemerintah, swasta atau penguasa pengusaha dan masyarakat dalam memahami menguasai dan menerapkan konsep-konsep pariwisata yang sustainable atau berkelanjutan.
Tujuan kedua membangun koordinasi komunikasi, diantaranya pelaku pariwisata, asosiasi industri pariwisata dan pemerintah dalam memulihkan, memajukan kepariwisataan di masa pandemi Covid-19 saat ini.
Selanjutnya untuk mengevaluasi kebijakan strategis di bidang pariwisata, utamanya terkait dengan keamanan dan kesehatan wisatawan pada saat melakukan perjalanan wisata dan tujuan.
Lalu keempat meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan protokol kesehatan CHSE kepada stakeholder pariwisata dan seluruh lapisan masyarakat, khususnya masyarakat pelaku pariwisata dalam rangka mempercepat pemulihan kepariwisataan Provinsi Bali pada umumnya dan Kabupaten Badung pada khususnya.
Sehingga hal ini akan berimbas terhadap meningkatnya kepercayaan wisatawan, bahwa Bali aman untuk dikunjungi.
"Pelaksanaan kegiatan Gathering Kepariwisataan ini dilaksanakan sebanyak enam kali kali kegiatan di tiga kecamatan di wilayah kabupaten Badung. Yaitu dua kali kegiatan dilaksanakan di Kecamatan Kuta Selatan, dua kali di Kecamatan Kuta dan dua kali di Kecamatan Kuta Utara," jelas Bhayudewa.
Yuyun Hanura mewakili Pjs. Bupati Badung menyampaikan kegiatan ini untuk membangun koordinasi dan jugq sebagai momentum untuk mengevaluasi kebijakan strategis di bidang pariwisata.
Baca juga: Terbukti Jual Sabu & Ekstasi, Deni dan Astawa Menerima Dihukum 12 Tahun Penjara
Baca juga: Gedung Balai Budaya Bertaraf Internasional di Badung Digunakan Tempat Tes Swab Pegawai Pemkab
Baca juga: Joe Biden dan Sekjen PBB Bahas Kemitraan Menangani Pandemi Covid-19
Termasuk pula implementasi kepada masyarakat dan juga kepada pelaku pariwisata, para stakeholder yang telah memberikan dampak positif dan memberikan daya dukung yang kuat dan kebijakan pemerintah.
Disamping untuk mendapatkan masukan, aspirasi dari masyarakat, pelaku pariwisata sebagai aspirasi dari masyarakat, sebagai dasar untuk membuat kebijakan kedepan yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada serta cocok dengan kebutuhan yang diharapkan.
Dengan demikian kebijakan dari sisi manfaat dapat memberikan dampak positif, tidak hanya bagi pemerintah tetapi juga kepada asosiasi, masyarakat dan pelaku usaha pariwisata.
Saat ini dunia dilanda pandemi Covid-19 termasuk Bali yang memberikan dampak begitu signifikan terhadap kesehatan, yang kemudian berimbas kepada ekonomi.
"Terlebih Bali sektor ekonominya yang sangat bertumpu pada pariwisata, untuk itu sebagai langkah perlu dilakukan dalam mengatasi hal tersebut. Khususnya membangun pariwisata diera pandemi ini dengan mengajak seluruh stakeholder pariwisata di Bali untuk bekerjasama dalam meningkatkan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Karena dalam melakukan perjalanan wisata masyarakat atau para wisatawan saat ini lebih menginginkan kepercayaan bahwa di tempat tersebut adalah aman dan disiplin dalam menerapkan protokol," tegasnya.
Dalam mendukung upaya penerapan protokol kesehatan Covid-19 khususnya berbasis CHSE dengan baik dan benar di obyek wisata, hotel, restoran, akomodasi dan lainnya Pemkab Badung melakukan sertifikasi.
Yuyun menuturkan hingga saat ini hampir 300 industri lebih telah tersertifikasi Protokol Kesehatan Covid-19 berbasis CHSE, tetapi belum semuanya tersertifikasi.
"Kalau CHSE ini tidak menjadi kunci pegangan kita dalam berpromosi, tentunya kepercayaan wisatawan tidak bisa cepat kita raih. Sehingga kita berharap pelaku usaha di Kuta Selatan, Kuta dan Kuta Utara baik juga mitra-mitra kita, SDM-SDM kita semuanya ini harus (CHSE) jadi pegangan patokan utama kita bahwa Bali siap tentunya dengan protokol kesehatan yang kuat," tegasnya.
Bagi yang belum tersertifikasi protokol kesehatan diharapkan segara cepat menyiapkannya jangan sampai ada yang menurunkan citra keamanan dan kenyamanan wisatawan itu dengan tidak menerapkan prokes.
Semua stakeholder pariwisata yang hadir pada gathering ini merupakan bagian dari penguatan kita seperti apa penerapan CHSE kedepan menjadikan harga mati untuk kita terapkan.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa menambahkan untuk tingkat Provinsi sementara terbaru sudah mencapai 850 industri telah tersertifikasi karena mengelola pariwisata dalam era pandemi Covid-19 ini, tentu kita harus memposisikan diri kita supaya market kita juga merasa safe ke Bali melalui penerapan protokol kesehatan itu.
Selain kita memberikan sertifikasi, kita tetap juga memediasi dan mengedukasi masyarakat karena pariwisata itu mustahil kalau kita bangun oleh Dinas Pariwisata itu sendiri.
Keterlibatan dari semua pihak untuk menjaga agar ekonomi tetap jalan, sosial tetap jalan dan ekonomi tumbuh.
Oleh karena itulah kita mohon peran pentahelik termasuk peran dari media termasuk bagaimana kita mengedukasi masyarakat dan juga menginformasikan hal-hal yang positif tentang Bali sebagai daerah wisata internasional.
"Karena kalau ini (protokol kesehatan) kita tidak bagus tentu akan sulit untuk kita memulihkan ekonomi. Dengan diselenggarakannya acara seperti saat ini dan hadir dari beberapa stakeholder mari kita berkolaborasi bersama untuk menciptakan image Bali paling siap di Indonesia kalau kita akan menerima wisatawan mancanegara," imbuh Putu Astawa.
Wisatawan domestik ke Pulau Dewata menurutnya saat ini sudah mulai membaik atau tumbuh, mungkin diakhir tahun yakin akan lebih banyak lagi wisatawan domestik yang akan datang ke Bali.
Oleh karena itu betul-betul harus kita selalu sosialisasikan secara masif penerapan protokol kesehatan Covid-19 berbasis CHSE ini.
"Yang penting bagaimana kita mengelola supaya jangan ada wisatawan terpapar Covid-19, atau pun penambahan kasus baru Covid-19 dapat kita tekan sekecil mungkin. Makanya protokol kesehatan itu menjadi sangat penting sekarang," tegasnya.
Program pemulihan pariwisata dari Pemkab Badung difokuskan pada tiga hal, yaitu pertama program pemasaran, pengembangan destinasi wisata dan terakhir adalah pengembangan kemitraan.
Wisatawan domestik saat ini merupakan pangsa pasar yang dapat disasar namun harus diimbangi dari industri pariwisata melakukan peningkatan infrastruktur dengan protokol kesehatan.
Program We Love Bali untuk pemulihan ekonomi dibarengi dengan mengutamakan faktor kesehatan dalam pariwisata merupakan suatu aktifitas implementatif yang konkrit terkait dengan program CHSE.
"Kalau tidak ada 'We Love Bali' kita mungkin tidak tahu kalau itu (CHSE) adalah pola pariwisata diera adaptasi kebiasaan baru yang perlu kita sosialisasikan, dan kita implementasikan dan kuatkan di masyarakat," tuturnya.(*)