Sejumlah Petugas Medis di AS Enggan Jadi 'Kelinci Percobaan' Vaksin Covid-19

Sejumlah petugas medis di Amerika Serikat mengaku skeptis dengan vaksin Covid-19 yang dikembangkan dalam waktu singkat.

Editor: Widyartha Suryawan
tribun.travel.com
Ilustrasi vaksin 

Kepala pemeriksa medis untuk Asosiasi Pejabat Kesehatan Negara Bagian dan Wilayah (ASTHO) Marcus Plescia mengatakan, sikap semacam itu biasa terjadi di antara 20 juta pekerja medis di AS.

Menurut dia, keengganan ini bisa menjadi masalah besar, terutama karena rumah sakit kemungkinan besar tidak dapat memaksa karyawannya untuk divaksin.

Jajak pendapat yang dilakukan oleh Gallup pada akhir Oktober-awal November 2020 menemukan, hanya 58 persen warga AS yang akan menggunakan vaksin Covid-19 jika tersedia, naik dari 50 persen pada September 2002.

Keengganan itu telah menyebabkan New York dan enam negara bagian lain membentuk komisi mereka sendiri untuk mengevaluasi keamanan vaksin.

Kendati demikian, Plescia menyebut petugas medis memiliki kewajiban etis untuk menerima vaksin.

"Sebagian besar dari kami merasa ada kewajiban etis untuk divaksinasi. Kami tidak hanya menjadi tenaga kerja yang sangat penting, petugas kesehatan juga merawat orang-orang yang sangat rentan," kata Plescia.

Ahli radiologi New Jersey Mohamed Sfaxi termasuk di antara mereka yang berusaha meyakinkan rekan-rekannya agar mau divaksin.

"Kami memiliki orang-orang yang waspada, kami harus berbicara dengan mereka dan menjelaskan datanya kepada mereka," jelas dia.

Sfaxi mengaku berencana untuk mendapatkan vaksinasi secepat mungkin tanpa ragu-ragu, karena terganggu oleh gambar paru-paru rusak dari pasien Covid-19 yang ia lihat setiap hari. (Kompas.com/Ahmad Naufal Dzulfaroh)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejumlah Petugas Medis di AS Enggan Jadi Pihak Pertama yang Terima Vaksin Covid-19"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved