Bocah Asal Buleleng Meninggal Akibat DBD, Demam 4 Hari, Dibawa ke RS Saat Kondisinya Sudah Lemah

Bocah asal Banyuning Tengah, Buleleng itu sudah demam selama empat hari. Karena kondisinya kian lemah, barulah dilarikan ke RS.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Widyartha Suryawan
Dok. Istimewa
Kadek Dikis Satya Darma, bocah asal Banyuning Tengah, Buleleng yang meninggal dunia akibat DBD. 

Tiga Kabupaten tersebut meliputi, Kabupaten Buleleng sebanyak 3.313 orang, Badung 2.547 orang, dan Gianyar 1.717 orang.

Jika dilihat dengan data yang ada sebelumnya, yaitu pada bulan Januari hingga April 2020, Kabupaten Buleleng memang menjadi Kabupaten yang tingkat penyakit DBD nya tertinggi, yang dimana pada periode tersebut mencapai 2.057 kasus. 

Ilustrasi - Nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD.
Ilustrasi - Nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD. (pixabay.com)

Mengenai hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya mengatakan, akan melakukan beberapa antisipasi yang meliputi pencegahan penyakit DBD.

Ia mengatakan, antisipasi yang pertama dengan tetap mengajak masyarakat agar selalu melakukan kegiatan 3 M. 

"Antisipasinya, yang pertama tetap mengajak seluruh masyarakat untuk melaksanakan kegiatan 3M plus di masing-masing rumah tangga. Kegiatan ini kita sebut dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J)," ungkapnya, Minggu (6/12/2020).  

Ia menambahkan, sejak tahun lalu gerakan ini sudah disosialisasikan di seluruh Kabupaten atau Kota di Bali.

Untuk antisipasi yang kedua ia akan memastikan seluruh ketersediaan yang berupa insektisida dan larvasida untuk DBD

"Lalu yang kedua kami akan memastikan ketersediaan logistik untuk pengendalian vektornya yaitu berupa Insektisida dan Larvasida untuk DBD," tambahnya. 

Terakhir ia akan menyiapkan seluruh Fasyankes untuk melakukan tata laksana kasus DBD, serta melakukan promosi kesehatan di berbagai media. 

"Yang ketiga kami akan menyiapkan seluruh fasyankes untuk mampu melakukan tata laksana kasus DBD. Yang keempat kami juga akan melakukan promosi kesehatan baik di media massa, media sosial dan melalui petugas promosi kesehatan baik di tingkat Provinsi, Kabupaten atau Kota dan Puskesmas. Hal ini kita lakukan mengingat DBD belum ada vaksin maupun obatnya," tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved