Pilkada Serentak

Giriasa di Atas Angin, Masih Ingat Kejadian Unik Saat Giri Prasta Dilantik pada Periode Pertama Ini?

Langkah Giriasa untuk kembali berkantor di Puspem Badung tampaknya sangat lapang. Ada kejadian unik saat Giriasa dilantik pada periode pertama.

Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
Insiden tanda pangkat Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta terjatuh mewarnai prosesi pelantikan serentak enam pasangan Bupati-Wakil Bupati dan Wali Kota-Wakil Wali Kota di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Rabu (17/2/2016) pagi. 

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Langkah Nyoman Giri Prasta-Ketut Suiasa (Giriasa) untuk kembali berkantor di Puspem Badung tampaknya sangat lapang. Ada kejadian unik saat Giriasa dilantik pada periode pertama.

Jagoan PDI Perjuangan itu mendapat 279.190 setara 95 persen dalam Pilkada Badung 2020.

Sedangkan, kolom kosong meraih suara 15.653 suara setara 5 persen.

Raihan suara tersebut berdasarkan hasil perhitungan cepat berdasarkan formulir C1 Plano yang dilakukan Badan Saksi dan Pemilu Nasional (BSPN) DPD PDIP Bali hingga pukul 20.00 Wita pada Rabu (9/12/2020).

Pasangan GiriAsa setelah mendapatkan rekomendasi dari PDIP pada Jumat (28/8/2020).
Pasangan GiriAsa setelah mendapatkan rekomendasi dari PDIP pada Jumat (28/8/2020). (Dok)

Hasil penghitungan suara yang dilakukan oleh PDIP mirip dengan rekapitulasi sementara yang dilakukan KPU dan diunggah di situs pilkada2020.kpu.go.id pada pukul 21.00 Wita.

Paslon besutan PDIP, Golkar, dan Demokrat yakni I Nyoman Giri Prasta dan I Ketut Suiasa unggul dengan perolehan 112.092 suara atau 94,2 persen melawan kolom kosong yang meraih 6.868 suara atau 5,8 persen.

Kejadian Unik Saat Dilantik Periode Pertama
Acara pelantikan serentak kepala daerah dari enam kabupaten/kota pada Rabu (17/2/2016) di Gedung Wisma Sabha, Renon, Denpasar, Bali, diwarnai sejumlah kejadian menarik.

Mulai dari bupati dan wakil bupati yang terlihat tegang saat pelantikan, topi yang terpasang miring, sampai tanda pangkat Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta yang sempat dua kali jatuh dari pundak.

Insiden jatuhnya tanda pangkat Giri Prasta paling menyita perhatian. Kejadian di luar dugaan ini pun sontak membuat petugas protokoler kelimpungan dan buru-buru memperbaiki.

Baca juga: Hasil Sementara Pilkada Tabanan: Jaya-Wira Berjaya, Ini Kata Sanjaya Soal Janji Politik & Satu Jalur

Insiden ini berawal ketika Gubernur Bali waktu itu, Made Mangku Pastika, menyematkan tanda pangkat di pundak kanan dan kiri Giri Prasta.

Sesaat setelah disematkan tiba-tiba tanda pangkat di pundak kanan jatuh.

Insiden tanda pangkat Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta terjatuh mewarnai prosesi pelantikan serentak enam pasangan Bupati-Wakil Bupati dan Wali Kota-Wakil Wali Kota di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Rabu (17/2/2016) pagi.
Insiden tanda pangkat Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta terjatuh mewarnai prosesi pelantikan serentak enam pasangan Bupati-Wakil Bupati dan Wali Kota-Wakil Wali Kota di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Rabu (17/2/2016) pagi. (Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa)

Mangku Pastika terpaksa harus memungut tanda pangkat tersebut lalu disematkan kembali.

Kejadian serupa kembali berulang.

Saat akan menandatangani pakta integritas, giliran tanda pangkat di pundak kiri Giri Prasta yang jatuh.

Atas kejadian ini Giri Prasta menanggapi santai.

Menurutnya, insiden tersebut semata-mata soal teknis karena perekat tanda pangkat yang tidak melekat secara baik.

Ia pun meminta tidak perlu diterjemahkan aneh-aneh.

Namun di sisi lain, Giri Prasta melihat insiden dua kali pangkatnya jatuh secara politik sebagai pertanda dirinya dua periode akan memimpin Badung.

“Dua kali jatuh bisa berarti nanti dua periode memimpin Badung,” kata Giri Prasta sembari tersenyum.

Kepala Protokoler Pemerintah Provinsi Bali Sutha Diana enggan berkomentar banyak mengenai peristiwa ini.

Apalagi perlengkapan pelantikan semuanya disiapkan kabupaten/kota masing-masing.

“Masalah teknis saja, perlengkapan disiapkan kabupten/kota masing-masing,” kata Diana.

Untuk diketahui, Giri Prasta terpilih sebagai Bupati Badung lewat usungan PDIP.

Pada Pilkada Badung 2015, Giri Prasta mengalahkan Wakil Bupati incumbent, I Made Sudiana, yang diusung Koalisi Bali Mandara pimpinan Mangku Pastika.

Dilansir dari laman KPU Badung, saat itu Giriasa memperoleh suara sebanyak 146.066 (seratus empat puluh enam ribu enam puluh enam) atau 60,28% (enam puluh koma dua delapan persen) dari total suara.

Lampaui Target
Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa (Giriasa) serasa sudah di atas angin pada Pilkada Serentak  2020.

Pasalnya target kemenangan yang dicanangkan tim Pemenangan paslon sudah terlampaui.

Tim pemenangan paslon Giriasa menargetkan 90 persen kemenangan.

Baca juga: Hasil Sementara Pilkada Per Kabupaten/Kota di Bali: Jagoan PDIP Unggul di 5 Daerah, Keok di Jembrana

Sementara itu, dari data tim pemenangan paslon Giriasa, secara rinci sebagai berikut; Kecamatan Abiansemal Giriasa memperoleh suara 64.378 suara serta Koko 2.903 suara.

Selanjutnya di Kecamatan Kuta, Giriasa mendapat 16.241 suara dan Koko 611 suara.

Kecamatan Kuta Selatan Giriasa mendapat 44.019 suara dan Koko mendapat 4.139 suara.

Begitu juga di kecamatan Kuta Utara, Giriasa mendapat 43.277 suara dan Koko mendapat  3.306 suara.

Untuk di Kecamatan Mengwi, Giriasa mendapat 85.570 suara dan Koko 3.756 suara, serta di Kecamatan Petang Giriasa mendapat 21.921 suara dan Koko 731 suara.

Total suara untuk pasangan Giriasa 275.406, sedangkan Koko memperoleh suara 15.446.

Sekretaris Tim Pemenangan Giriasa, I Putu Parwata, mengucap syukur atas capaian dan partisipasi masyarakat yang telah memberi kepercayaan tinggi kepada Giriasa.

Pihaknya mengatakan kemenangan Giriasa itu berkat dukungan dari partai lain yang merupakan pengusung paslon.

“Kami sangat bersyukur, harapan masyarakat masih sangat tinggi kepada Giriasa. Ini kemenangan masyarakat Badung,” kata Parwata, Rabu (9/12) malam.

Sekretaris DPC PDI Perjuangan Badung itu mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, termasuk masyarakat yang telah bersama-sama memenangkan Giriasa untuk periode kedua ini.

“Semua karena tim, partai pengusung, partai pengusul, dan seluruh kader, bergerak bersama,” tambahnya.

“Inilah yang disebut PDIP solid bergerak bergotong royong. Seperti yang dikatakan Ibu Mega pada kongres di Bali pada 2019 lalu, bahwa partai ini partai pelopor. Dia harus solid dengan struktur dan instruksi partai dengan kegotong royongannya,” imbuhnya.

Disinggung adanya pemilih kolom kosong yang mencapai belasan ribu pada Pilkada 2020 ini, pria yang juga menjabat Ketua DPRD Badung ini menanggapi santai. Menurutnya hal itu merupakan bagian dari demokrasi.

“Itu warna-warni saja. Tapi dia tidak banyak bisa mempengaruhi. Sehingga Giriasa pasti menang,” tandasnya sembari mengatakan data ini masih terus bergerak. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved