Driver Pariwisata Kecewa Kebijakan Masuk Bali Wajib Swab Test, Yogi: 80 Persen Cancel
Perkumpulan sopir pariwisata yang tergabung dalam United Bali Driver (UBD) kecewa dengan kebijakan masuk Bali via udara wajib Swab Test.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
Akan tetapi, menurut Yogi sampai saat ini tamu asing juga belum bisa keluar dari negaranya.
Sehingga mau tak mau Bali masih tetap mengandalkan wisatawan domestik.

“Kalau rapid test okelah, tapi dengan swab itu kan tak masuk akal. Tiket pesawat saja lebih murah dari biaya swab. Bahkan hotel berlomba-lomba kasih potongan. Kenapa tak memanfaatkan tamu domestik dulu, toh kemarin teman pariwisata bikin sertifikasi protokol kesehatan, terus gunanya apa?” tanyanya.
Selama 9 bulan ini, Yogi mengaku banyak anggota dari UBD yang banting setir ke sektor lain mulai dari menjual sembako, menjadi pedagang bermobil, menjual dupa, hingga menjual arak.
Hal itu dilakukan agar mereka bisa tetap bertahan hidup di masa paceklik ini.
Baca juga: Masuk Bali Via Udara Wajib Swab Test, Ini Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Wisatawan
Dengan keluarnya kebijakan terbaru ini, mereka pun mengaku tak bisa berbuat banyak selain tetap menanti ada kebijakan baru yang berpihak pada mereka.
Namun jika bisa mereka berharap bisa dibuka seperti biasa, apalagi setiap hotel sudah melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat.
“Ya kenapa tidak dibuka saja, kan semua hotel, restoran sudah menerapkan 3M, artinya kan pemerintah sudah siap, kita sudah ready istilahnya kita sudah rapi-rapi di rumah sebelum kedatangan tamu,” katanya.
Ratusan Wisdom Batalkan Bookingan Hotel
Diberitakan sebelumnya, ratusan wisatawan domestik (wisdom) yang berencana akan menginap di wilayah Karangasem, Bali, menjelang libur Hari Raya Natal dan tahun baru (Nataru) membatalkan bookingan hotel.
Hal itu menyusul keluarnya Surat Edaran (SE) Gubernur Bali tentang Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat Selama Libur Hari Raya Natal dan Menyambut Tahun Baru 2021 yang dikeluarkan pada Selasa (15/12/2020).
Manager Hidden Paradise Cottages, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Made Audi menjelaskan, wisatawan domestik yang cancel bookingan cukup banyak.
"Di Hotel Hidden Paradise ada sekitar 30 wisatawan dari Jakarta yang sudah booking. Tapi kemarin ada 9 wisatawan yang meng-cancel bookingan. Alasannya sama kaarena adanya SE dari Gubernur. Mungkin akan terus ada wisatawan domestik yang cancel," prediksi Made Audi, Rabu (16/12/2020).
Bagi wisatawan, kata Audi, persyaratan administrasi tersebut cukup membebani. Terlebih lagi, biaya swab test bisa mencapai Rp 1 juta hingga Rp 1,5 jutaan. Seandainya dalam satu keluarga ada 4 orang, berarti biaya untuk swab test saja bisa mencapai Rp 6 juta.
Itulah yang menyebabkan calon tamu hotel merasa terbebani.
Hal serupa diungkapkan Manager Ashyana Hotel, Candidasa, Kecamataan Karangasem, Wayan Kariasa. Sampai sekarang sudah banyak wisdom membatalkan bookingan hotel.