Driver Pariwisata Kecewa Kebijakan Masuk Bali Wajib Swab Test, Yogi: 80 Persen Cancel

Perkumpulan sopir pariwisata yang tergabung dalam United Bali Driver (UBD) kecewa dengan kebijakan masuk Bali via udara wajib Swab Test.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi - Wisatawan mulai berdatangan di kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, Ungasan, Badung, Jumat (4/12/2020). GWK dibuka kembali setelah sempat ditutup sejak Maret 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. 

"Dengan adanya kebijakan test PCR ini, dia harus menambah biaya. Dampaknya, cancelation meningkat, wisatawan beralih ke destinasi daerah lain. Informasi sementara yang saya tahu, baru Bali yang mengeluarkan kebijakan seperti ini. Karena itu, banyak yang saya dengar dari teman-temen, mereka pindahnya ke Jogja dan destinasi lain di Jawa yang tidak ada kebijakan seperti ini," tandasnya.

Meskipun dampak kebijakan ini berdampak signifikan terhadap akomodasi pariwisata, Adit menegaskan pihaknya tetap mendukung pihak pemerintah. Sebab bagaimanapun, kata dia, hal ini merupakan persoalan kesehatan versus ekonomi. 

"Saya tidak bisa berbuat banyak. Sebab saya mengerti, Pak Gubernur dan Pemerintah ingin menyelamatkan masyararakat dari covid-19, mungkin supaya nanti bisa secepatnya menerima kunjungan wisatawan mancanegara. Tapi satu sisi, momentum sekarang inikan sebenarnya bagus untuk kita yang sudah puasa tamu. Ini satu-satunya momen di tahun ini. Dengan adanya kebijakan seperti ini, ya agak berat. Tapi kita mau tidak mau harus bisa menerima," tandasnya. (sup/ful/weg)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved