Terdampak SE Gubernur Bali, 20 Travel Agent Batal ke Danu Beratan
Banyak travel agent dari Jawa yang terpaksa batal membawa tamunya mengunjungi daerah tujuan wisata (DTW) di Pulau Dewata.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Eviera Paramita Sandi
Kebijakan itu dituangkan dalam Surat Edaran (SE) Gubernur Bali tentang Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat Selama Libur Hari Raya Natal dan Menyambut Tahun Baru 2021 dalam Tatanan Kehidupan Era Baru di Provinsi Bali.
Penggunaan surat keterangan hasil negatif uji rapid test antigen terbilang baru diterapkan oleh Pemprov Bali karena sebelumnya diterapkan surat keterangan hasil negatif uji rapid test antibodi.
Lalu apa bedanya rapid test antigen dengan antibodi?
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya, menjelaskan rapid test antibodi dipakai untuk mengecek antibodi dan dasarnya memakai darah serta hasilnya berupa reaktif atau non-reaktif.
Kemudian untuk rapid test antigen dilakukan seperti tes swab dan bisa mendeteksi keberadaan virus.
"Akurasinya 80 persen dadi akurasi PCR. Makanya lebih akurat dia. Kalau rapid test antibodi kan tidak akurat dia, tidak bisa menentukan dia tertular atau tidak. Tidak tahu kita apakah dia sedang ada virus atau tidak," kata Suarjaya.
Sementara untuk rapid test antigen sudah bisa mengetahui sedang ada virus atau tidak.
Sehingga jika hasilnya positif maka ada virus di dalam tubuh manusia yang melakukan rapid test antigen.
Suarjaya menuturkan, penerapan rapid test antigen dipakai guna lebih memperketat PPDN ke Bali.
Melalui cara itu, kedatangan wisatawan yang datang ke Bali memang berkualitas dan benar-benar diyakini tidak membawa virus.
Upaya ini, kata Suarjaya, sebenarnya adalah sebagai salah satu langkah untuk menekan kasus Covid-19 di Bali.
Sebab kalau orang membawa virus ke Bali tetapi tanpa gejala bisa saja menularkannya kepada orang lain.
Padahal Bali terus berupaya dan sudah memiliki rencana untuk membuka pariwisata.
"Ini bukan (teknologi) baru, sudah lama sih sebenarnya. Antigen ini kan sudah ada lama. (Diterapkan baru sekarang) karena ketersediaan sarananya baru (ada saat ini)," jelasnya.
Mengenai masalah harga, Suarjaya menegaskan bahwa rapid test antigen lebih mahal dibandingkan dengan rapid test antibodi.