Satrio Welang Luncurkan Album Danumaya, Diluncurkan Virtual Melalui Sound Cloud
Danumaya, merupakan album berwujud musikalisasi puisi yang diluncurkan oleh Teater Sastra Welang di penghujung tahun 2020.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR –Danumaya, merupakan album berwujud musikalisasi puisi yang diluncurkan oleh Teater Sastra Welang di penghujung tahun 2020.
Di tengah pandemi Covid-19, Penyair, Moch Satrio Welang akhirnya memutuskan untuk meluncurkan album ini secara virtual melalui platform aplikasi Sound Cloud.
Danumaya yang artinya dalam Bahasa Sansekerta berarti menyala diharapkan dapat menjadi satu penanda agar dalam situasi apapun, kita tetap berjuang untuk tetap menyala dalam daya kreasi, daya juang dan daya hidup.
Baca juga: Menurut Feng Shui, 3 Tanaman Ini Tak Baik Bila Diletakkan di Dalam Rumah
Baca juga: 5 Hal Sepele Ini Bikin Kulit Kusam namun Sering Tak Disadari
Baca juga: 4 Zodiak Ini Bisa Jadi Teman Curhat yang Baik, Pisces Bisa Merasakan Emosi Lawan Bicaranya
Seluruh puisi dalam album Danumaya ini ditulisnya sendiri. Ia pun mengaku menghadapi banyak tantangan dalam menggarap album ini.
"Menulis puisi saat bekerja di kapal pesiar memang bukan perkara mudah, saat ide itu muncul, kerap diterpa gelombang pekerjaan dan riuhnya kehidupan kapal. Pernah juga mendapat ide yang seketika saya tulis di kertas kotak baterai, dan sempat hilang terbuang, hingga ditemukan di tumpukan sampah," ungkapnya pada, Sabtu (19/12/2020).
Puisi-puisi yang lahir tidak hanya dari pergulatan batin, namun juga pertarungan di ambang batas kesadaran manusia.
Antara siapa aku, untuk apa aku dan mengapa.
Baca juga: 7 Tanaman yang Bisa Diletakkan di Kamar Tidur, Dari Melati hingga Lidah Buaya
Baca juga: 3 Jenis Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari demi Kesehatan
Baca juga: Ini 6 Cara Melatih Sikap Bersyukur, Meditasi hingga Membuat Jurnal Syukur
Kehidupan yang jauh dari tanah air, jauh dari daratan, jauh dari akar kehidupan asal.
Tema- tema yang dihadirkan pun beragam mulai dari tema kehidupan , kematian, tema ibu, tak luput juga tema cinta kisah asmaranya dengan pria - pria Eropa timur, yang menjadi sumber inspirasi terciptanya album ini.
"Beberapa tema tertuang dalam Puisi ‘Ia Yang Datang Tiap Malam’, ‘ Di Laut, Percakapan Tak Usai’, ‘Jalan Pulang’, 'Ibu', 'Biar Kupilih Ingatanku Tentangmu', 'Hukuman' dan 'Kita Menari Hingga Subuh Jatuh'," tambahnya.
Pembuatan album ini dimulai dari pertengahan tahun 2019.
Baca juga: Tips Menyimpan Kue Kering agar Tetap Renyah, Bisa Digunakan untuk Siapkan Stok Saat Natal
Baca juga: Ini 5 Cara Meningkatkan Kualitas Tidur yang Baik Demi Meredakan Stres, Apa Saja Itu?
Beberapa karya dalam album ini juga diambil dari para pemenang Lomuisi Tetra Welang 2019, sebuah ajang lomba musik puisi Teater Sastra Welang di tahun yang sama.
Adapun para musisi teater muda yang mengaransemen lagu-lagu dalam album ini antara lain Heri Windi Anggara, Wendra Wijaya, Risma Putri, Komang Adi Wiguna, Yoga Anugraha, Adiprana Kusuma, Gyan Satria dan Septian Efendy
Satrio Welang pun turut menyampaikan bahwa ia menyakini bahwa jalan sastra dalam hal ini puisi, yang apabila dijalankan dengan kesungguhan, akan kerap melahirkan kemurnian.