Surya Darma Gelar Pameran Bertajuk Timeless, Terinspirasi dari Kepercayaan Bangsa Ibrani
Di penghujung tahun 2020 ini, seniman I Gede Made Surya Darma menggelar pameran bertajuk Timeless Art Exhibition & Culinare.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Di penghujung tahun 2020 ini, seniman I Gede Made Surya Darma menggelar pameran bertajuk Timeless Art Exhibition & Culinare.
Pameran yang digelar Senin (21/12/2020) hingga Jumat (1/1/2021) ini dilaksanakan di Konderatu Beach Club, Pantai Kelan, Tuban, Badung.
Food Beverage, Cocktail, Artefact & Textile, Handicraft, Foot Massage, Haircut, Fashion, Virus Keeper, melebur menjadi satu dalam satu kesatuan acara ini.
Baca juga: Bagus Kahfi Potong Rambut Kribonya dan Sebut Menyesal, Begini Penampilan Barunya
Baca juga: Rizky Febian Bongkar Kejanggalan Perilaku Teddy, Dari Jual Kos-kosan Hingga Minta Transfer Uang Ini
Baca juga: Band Asal Bali, HarmoniA Launching Album Ke-3 Bertajuk Lampaui Batasmu, Siapkan Konser Tunggal
Termasuk dihadirkan pula karya dari dua maestro yakni I Nyoman Gunarsa, dan I Wayan Bendi.
Dalam pameran kali ini, Surya Darma menampilkan 7 karya lukisan yang bertemakan Buah-buahan, untuk merespon tema Timeless tersebut.
“Dalam kepercayaan spiritualitas, angka 7 merupakan simbol dalam kisah hari penciptaan, sebagaimana saya seorang pelukis mempersiapkan pameran ini selama 7 hari, terinspirasi oleh kepercayaan bangsa Ibrani, Tuhan menciptakan alam semesta ini selama 7 hari, 6 hari, mulai dari terang yang menerangi kegelapan, pada hari pertama, dan berakhir pada penciptaan manusia pada hari ke 7,” kata Darma kepada Tribun Bali.
Baca juga: Mengenal Ajag atau Asu Kikik, Binatang Beringas yang Memangsa Puluhan Ekor Kambing di Kuningan
Baca juga: DeGym Platinum Bali Sediakan Fasilitas Berstandar Internasional dan Jamin Protokol Kesehatan
Adapun karya seni lukis yang dipamerkan berjudul, Hot in Three, merupakan satu substansi dalam tiga warna, menjadi satu pribadi yang dianalogikan dengan interpretasi mengenai keyakinan, bermanifestasi dengan tiga aspek warna kehidupan yang tidak bisa dipisahkan yang disimbolkan dengan keabadian Trinitas.
Sementara karya Hot in Six, menggambarkan bahwa dalam kitab kejadian, Genesis Creation Narrative terdapat enam waktu yang tidak bisa terpisahkan dalam proses penciptaan lukisan ini, dengan mengkomposisikan objek paprika dan cabe yang beraneka ragam warna.
“Karya berjudul Out of the Box menyikapi musibah yang sedang melanda dunia yaitu Covid -19, banyak sekali orang berpikir dari sisi negatif, saya selaku seniman, mencoba berpikir dari sisi positif, untuk menyemangati diri untuk beradaptasi dengan keadaan ini,” katanya.
Juga ada karya Go Green yang terinspirasi dari alam yang sudah terkontaminasi polusi, limbah industri, hingga sampah.
Sebagai pelukis, dirinya pun menyuarakan pentingnya lingkungan hijau untuk umat manusia di masa depan.
Sedangkan karya Cave To Heaven merupakan karya metaphora untuk menyemangati diri dalam menuju kebahagiaan metafora yang merupakan jalan mencapai suatu tujuan hidup.
Karya Red Wine merupakan simbol suatu proses untuk mencari inti sari dari buah anggur yang difermentasi sehingga akhirnya menjadi wine.
“Sebagai metafora kita menjalani kehidupan, kita mengalami banyak proses sehingga mengerucut untuk suatu tujuan hidup, dianalogikan Red Wine sebagai puncak dari proses kehidupan,” katanya.