Dampak Covid-19, Disperindag Gianyar Tak Gelar Pasar Murah Jelang Nataru
Pasar murah yang biasanya digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gianyar menjelang hari raya, ditiadakan dalam menyambut Hari Natal
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Pasar murah yang biasanya digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gianyar menjelang hari raya, ditiadakan dalam menyambut Hari Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Meskipun sejumlah komoditi saat ini mengalami kenaikan, misalnya cabai yang sebelumnya di kisaran Rp 10-15 ribu per kilogram, saat ini sudah menyentuh ke angka Rp 45 ribu akibat ketersediaan yang relatif minim akibat musim penghujan.
Kepala Disperindag Gianyar, Ni Luh Gede Eka Suary, Selasa (22/12/2020) membenarkan menjelang Nataru, pihaknya tidak mengadakan pasar murah.
Baca juga: Pengendalian Gratifikasi BPJAMSOSTEK Kembali Terima Penghargaan KPK
Baca juga: Pertamina Kawal Distribusi Energi Selama Natal 2020 dan Tahun Baru 2021
Baca juga: Pemprov Bali Klarifikasi Terkait Larangan Pesta Miras kecuali Arak Bali Saat Natal dan Tahun Baru
Begitu juga dengan Bulog, yang biasanya diajak kerja sama menggelar pasar murah tersebut, saat ini belum ada informasi bahwa mereka juga akan mengadakan pasar murah tersebut.
Eka mengatakan, kondisi ini disebabkan karena Covid-19.
"Kalau dari kita gak ada, karena pandemi Covid, dari Bulog juga enggak ada karena suasana Covid juga katanya," ujarnya.
Lebih lanjut, Eka Suary menyampaikan harga sembako hingga saat ini masih tetap stabil.
Baca juga: Selama Libur Natal dan Tahun 2021, Kapolda Bali Fokus Penegakan Prokes di Tempat Wisata
Baca juga: Dishub Denpasar Siapkan 3 Kapal untuk Patroli Laut Selama Natal dan Tahun Baru
Baca juga: 5.370 Pekerja di Nusa Penida Bali Dirumahkan dan PHK, Pemkab Klungkung Gelar Pasar Murah
Meskipun secara umum sejumlah bahan pokok ada yang mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
"Pada umumnya banyak komoditi yang mengalami peningkatan harga karena permintaan lebih banyak daripada hari-hari biasanya" ujarnya.
Selain itu, kenaikan harga ini juga disebabkan faktor cuaca.
Cuaca mengakibatkan produk sulit didapatkan.
Mulai dari karena gagal panen atau sebagainya.
Baca juga: Kejari Badung Raih Predikat Wilayah Birokrasi Bersih Melayani Tahun 2020
Baca juga: Pengendalian Gratifikasi BPJAMSOSTEK Kembali Terima Penghargaan KPK
Baca juga: Pertamina Kawal Distribusi Energi Selama Natal 2020 dan Tahun Baru 2021
"Faktor penyebab kenaikan harga tersebut yaitu faktor musim dan cuaca (gagal panen), saat ini kita memasuki musim hujan tanaman yang tidak kuat dengan air pasti gagal panen," ujarnya.
Pandemi Covid-19 telah merusak tatanan ekonomi ini bukan hanya menyebabkan pihaknya tak mengadakan pasar murah.
Namun kata Eka, pasar gotong royong yang bertujuan untuk gotong royong ekonomi antara masyarakat dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) saat ini juga ditiadakan.
Dalam pasar gotong-royong tersebut, PNS berperan sebagai pembeli.
Namun karena permasalahan ekonomi juga dialami para PNS, menjadi alasan pasar ini ditiadakan.
"Itu pasar gotong-royong untuk PNS sekarang juga ditiadakan. PNS biar belanja sendiri-sendiri saja sesuai dengan kebutuhan mereka," tandasnya. (*)