PHRI Badung Harapkan Menparekraf yang Terpilih Bisa Bekerjasama untuk Bangkitkan Pariwisata
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung berharap pariwisata di Bali kembali pulih
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Meski adanya pergantian Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung tetap berharap pariwisata di Bali kembali pulih.
Pasalnya ujung tombak pendapatan Bali termasuk devisa negara adalah pariwisata.
Bahkan Menparekraf yang terpilih ini diharapkan bisa bekerja sama untuk membangkitkan pariwisata.
Hal itu pun dikatakan Ketua PHRI Badung, I Gst Rai Suryawijaya, saat dikonfirmasi pada Selasa (22/12/2020) malam.
Baca juga: PHRI Sebut Sekitar 133.000 Orang Batal Berlibur ke Bali, Nilai Refund Mencapai Rp 48,4 Miliar
Baca juga: Calon Tunggal, Cok Ace Dimungkinkan Kembali Pimpin PHRI Bali
Baca juga: SE Gubernur Bali No.2021/2020 Diterbitkan, PHRI Badung Prediksi Akan Terjadi Penurunan Kunjungan
"Kami tentu tetap menginginkan adanya kerja sama antara daerah dengan pusat. Semua ini untuk memajukan pariwisata sehingga negara bisa memperoleh devisa lebih banyak kedepannya," ujarnya.
Pihaknya mengatakan, pergantian Menparekraf menurutnya hak Presiden.
Pasalnya Presiden yang menilai kinerja dari semua pembantu atau kabinetnya.
Bahkan semua itu, katanya, pasti ada pertimbangan politis dan profesional sehingga adanya pergantian.
"Kalau dilihat keduanya profesional. Bahkan keduanya pengusaha sukses dan pasti mempunyai plus dan minusnya. Termasuk latar belakang dan berpendidikan tinggi," jelasnya.
Terkait menteri yang baru, Suryawijaya mengatakan, Sandiaga Uno adalah orang yang profesional yang kini juga menjadi politisi.
Selain itu juga pernah menjadi ketua pengusaha muda yang kemungkinan akan bisa mengakomodir pariwisata di Indonesia.
"Mungkin banyak pertimbangan Bapak Presiden termasuk potensi-potensi kabinetnya. Menurut saya Pak Wisnu juga bagus, namun situasi yang tidak mendukung. Dalam Covid-19 ini situasi berubah total, sehingga kita tidak bisa mengukur kesuksesan saat menjabat," jelasnya sembari mengatakan saya sendiri belum tau seutuhnya tentang beliau.
Suryawijaya mengatakan, Menteri Pariwisata kini menjadi ujung tombak negara.
Pasalnya Pemerintah Pusat menginginkan devisa pariwisata menjadi devisa nomor satu.
Seperti diketahui di tahun 2019 devisa negara sebesar Rp. 280 Triliun bahkan Rp. 116 Triliun berasal dari Bali.