Serba Serbi

Usada dan Fungsinya dalam Ajaran Agama Hindu di Bali

Fungsi kearifan lokal pengobatan tradisional atau usada, dalam pembangunan kesehatan

Istimewa
Anak Agung Putu Agung Mediastari, ketika sedang mejaya-jaya saat yudisium dan setelah dinyatakan lulus untuk karya disertasinya sebagai dosen di UNHI.  

Manusia (bhuana alit) pada hakekatnya adalah mahluk ciptaan Tuhan  (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) yang paling sempurna memiliki Tri Pramana yaitu Sabda, Bayu, Idep (akal pikiran).

Dengan akal pikiran, manusia dituntun menjaga kesimbangan kehidupan alam semesta dalam konsep Tri Hita Karana.

Sehingga alam dapat berdaya guna bagi berlangsungnya kehidupan harmonis, menuju pembangunan bangsa yang sehat dan sejahtera sesuai ajaran agama.

Pada zaman postmodern ini, kembali disadari bahwa alam telah menyediakan obat untuk meningkatkan kesehatan lahir (stula sarira) dan batin (suksma sarira).

Selanjutnya, fungsi kesehatan yakni pengobatan tradisional usada milik masyarakat Bali, berfungsi untuk pencegahan, pengobatan, dan pemeliharaan kesehatan dengan tanaman obat. 

Hasil uji klinis ramuan etnomedisin, menggunakan tanaman obat pada tikus menunjukkan bahwa rimpang kunyit efektif untuk mengatasi radang pasca operasi, mengurangi 50 persen udim, radang rahim, nyeri perut, demam kuning, kepala pusing, menghambat pertumbuhan jamur, sembelit, mencret dan demam nifas pasca persalinan. 

Hal ini ia tuangkan dalam disertasi berjudul ‘Pengobatan Usada Dalam Perawatan Bayi dan Ibu Pasca Persalinan Pada Era Postmodern di Kota Denpasar’.

Kemudian fungsi sosial budaya tradisi pengobatan umat Hindu.

Pengobatan tradisional usada, berupa tradisi budaya lokal masyarakat Bali menjunjung tinggi nilai-nilai agama Hindu.

Upacara ritual menjadi bagian dari metode pengobatan untuk penyembuhan penyakit psikologis, penyakit niskala dan penyakit-penyakit yang ada hubungannya dengan sosial budaya dan bio budaya masyarakat Hindu.

Di tengah-tengah dukungan Pemerintah dan partisipasi masyarakat, terhadap pemanfaatan kearifan lokal pengobatan tradisional usada.

“Realitanya masih ditemui adanya kendala dalam penatalaksanaan perawatan, dengan memanfaatkan tanaman sebagai obat dan nutrisi dalam perawatan bayi dan ibu pasca persalinan, terutama untuk mengatasi gizi buruk pada balita,” sebutnya.

Diperlukan pengetahuan kearifan lokal usada, yang dapat dipakai sebagai pedoman penatalaksanaan asuhan yang tepat untuk mencegah resiko kematian dan meningkatkan derajat kesehatan bayi dan ibu pasca persalinan pada era postmodern di Kota Denpasar.

Kemudian jika dilihat dari fungsi ekonomi, obat tradisional juga memiliki nilai ekonomi.

Ia menjelaskan, di negara China obat tradisional merupakan salah satu sumber devisa negara.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved