Serba Serbi
Mengenal Cetik, Racun Tradisional Bali, Dua Jenis Cetik Ini Paling Berbahaya
Mengenal cetik atau racun tradisional Bali, dari banyak jenis cetik, dua cetik ini paling berbahaya dan sangat mematikan
Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM - Mengenal cetik atau racun tradisional Bali.
Dari banyak jenis cetik, dua cetik ini paling berbahaya dan sangat mematikan.
Jika tidak ditangani dengan tepat, masyarakat percaya bisa mengakibatkan kematian baik dalam waktu yang cepat maupun lama.
Keberadaan cetik dipercaya masyarakat dari mulut ke mulut atau lewat buku.
Maupun dari pendapat seseorang yang 'ahli' kata cetik ini menyebar dalam kehidupan masyarakat Bali.
Baca juga: Kerikan Gangsa Hingga Reratusan, Kenali Ciri Kena 3 Cetik Ini dan Cara Mengobatinya
Baca juga: Cetik Crongcong Polo Bikin Sakit Kepala, Ini Obatnya
Bahkan jika ada seseorang yang mengalami sakit keras.
Maka penyakitnya tersebut sering dihubung-hubungkan dengan cetik ini.
Terkena cetik, ada yang mengenai, terkena angin, begitulah biasanya kata orang terkait penyakit tersebut.
Dalam buku Leak Ngamah Leak karya I Wayan Yendra (Mangku Alit Pakandelan) dikatakan bahwa cetik biasanya dibuat dari bahan tunggal atau bahan campuran (ramuan).
Berikut beberapa jenis cetik yang paling berbahaya dan mematikan.
Cetik ini merupakan cetik ramuan dan menyerang otak.
Menurut Jiwa Atmaja dalam bukunya Jejak Bhairawa di Pulau Bali, cetik crongcong polo ini merupakan cetik yang paling menakutkan.
Cetik crongcong polo dipersepsikan sebagai racun yang paling menyakitkan dan berbahaya.
"Persepsi ini tentu saja terbentuk dari pemaknaan kata crongcong polo yang diartikan racun yang menyerang otak," tulis Jiwa Atmaja dalam buku tersebut.
Ditambahkannya lagi, dalam lontar Usadha Cetik, crongcong polo hanya disebutkan tiga kali, yakni pada bait ke-2, 112, dan 139.
Baca juga: Tolak Cetik dan Bala, Tumbuhan Uli Dipercaya Miliki Khasiat Khusus
Baca juga: Perlu Ritual Khusus, Cukli Diklaim Ampuh Bantu Atasi Cetik
"Menurut ketiga bait tersebut, cetik crongcong polo memang menyerang otak dengan gejala-gejala mata merah, badan terasa panas (bait ke-2), telinga penderita terasa pecah, seperti diseruduk 'dilumbih beduda,' mata merah (bait ke-112) gejala-gejala yang sama juga disebutkan dalam bait ke-113," tulisnya lagi.
Selain itu, dalam buku Leak Ngamah Leak juga dituliskan gejala-gejala orang terkena cetik crongcong polo yaitu sebagai berikut.
• sakit kepala berat sebelah atau seluruhnya
• mata merah melotot, tetapi tidak sakit
• benda-benda yang dilihatnya terasa berputar
Cetik ini dianggap paling menakutkan dan mematikan oleh sebagian masyarakat.
Akan tetapi menurut beberapa sumber cetik jenis ini bisa diobati.
Dalam buku Leak Ngamah Leak disebutkan bahwa obatnya, yaitu ditutuh dengan bahan campuran kakul kraca, welirang bang, dan madu klupa serta air jeruk.
Sementara dalam buku Berbagai Cara Pengobatan Menurut Lontar Usdha Pengobatan Tradisional Bali yang disusun oleh I Ketut Suwidja dituliskan bahwa obatnya siput kakaraci, madu klupa, air jeruk, belerang merah, lalu ditutuh pada bagian hidung.
Pengobatan ini juga dijelaskan dalam buku Jejak Bhairawa di Pulau Bali karya Jiwa Atmaja.
Baca juga: Ngereh, Tahapan Berubah Wujud Leak, Ketahui Juga Sarana Penangkeb hingga Cetik
Baca juga: TRIBUN WIKI - Ini 25 Jenis Cetik atau Racun Tradisional Bali, Crongcong Polo Paling Mematikan
Berdasarkan lontar Usadha Cetik yang ia kutip, sarana penyembuhannya, yaitu keong kraca, madu klupa (madu kental seperti menyan), air jeruk, belerang merah.
Sarana ini digunakan untuk metutuh atau diteteskan pada hidung.
"Dalam bait ke-139, barulah dijelaskan bahwa bahan-bahan berupa air basuhan belerang merah dimasak atau dikukus, ditambah dengan keong kraca, madu, air jeruk, minyak kelapa, lalu diteteskan pada hidung.
Pada pelipis penderita lalu ditempelkan pada daun kelor dicampur dengan minyak ular," tulis Jiwa Atmaja.
Akan tetapi tidak dijelaskan apakah daun kelor tersebut diulek dan dicampur minyak ular baru ditempelkan di pelipis atau ditempelkan begitu saja di pelipis.
Menurut buku Jejak Bhairawa di Pulau Bali, cetik jenis ini adalah cetik berbahaya kedua setelah cetik crongcong polo.
"Tidak disebutkan pusat yang diserang oleh cetik reratusan, tapi dapat diperkirakan bahwa perutlah yang diserang, jika dilihat dari bahan-bahan yang digunakan, yakni reratusan atau campuran," tulis Jiwa Atmaja.
Ciri-ciri orang terkena cetik ini, yaitu sebagai berikut.
• perut penderita kembung dan muntah darah
• batuk-batuk
• merasa kedinginan
• bila melihat pohon dirasakan bergerak-gerak
• bingung seperti orang mabuk
• kaki juga dingin
• pucat tidak bertenaga
• kekurangan darah
Baca juga: Kenali Lebih Dini Jika Terkena Cetik Reratusan, Ini Ciri dan Pengobatannya
Baca juga: Cetik Kerikan Gangsa, Begini Ciri-ciri Orang yang Kena Racun Ini
Adapun sarana obat yang digunakan, yaitu daun sirih tua, bawang dibakar, gula, air kelapa mulung yang muda, lalu diminum.
Sementara dalam buku Leak Ngamah Leak karya Mangku Alit Pakandelan (I Wayan Yendra) ciri-ciri terkena cetik reratusan yaitu tampak seperti orang bodoh, diam membisu (apatis).
Untuk mengobatinya menurut buku ini, yaitu dengan minum campuran kembang sepatu putih, kelembak kasturi, sari kuning ditambah air, obat lulur dari daun mangga muda.
(*)