Penanganan Covid

PENTING: Begini Cara Kerja Vaksin Covid-19 di Dalam Tubuh Setelah Disuntikkan

PENTING: Begini Cara Kerja Vaksin Covid-19 Sinovac di Dalam Tubuh Setelah Disuntikkan

Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi vaksinasi Covid-19 - PENTING: Begini Cara Kerja Vaksin Covid-19 di Dalam Tubuh Setelah Disuntikkan 

TRIBUN-BALI.COM - Pemerintah Indonesia mulai melakukan kegiatan vaksinasi Covid-19 mulai Rabu (13/1/2021).

Sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat juga telah disuntikkan vaksin Covid-19.

Nantinya, program vaksinasi Covid-19 di Indonesia juga bakal terus berlanjut hingga menyasar masyarakat umum.

Jenis vaksin yang disuntikkan itu adalah vaksin Covid CoronaVac dari Sinovac Biotech Ltd yang bekerjasama dengan PT Bio Farma.

Lalu, bagaimana cara kerja vaksin Covid-19 Sinovac di dalam tubuh setelah disuntikkan?

Untuk diketahui, semua jenis vaksin yang ada saat ini mempunyai mekanisme kerja yang sama dalam tubuh.

Hal itu diungkapkan oleh Pakar Biologi Molekuler Indonesia, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo PhD.

Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Tribun Bali/Rizal Fanany)

"Vaksin Sinovac dan vaksin lain itu mekanisme utamanya sama," kata Ahmad kepada Kompas.com, Kamis (14/1/2021).

Ahmad menjelaskan, dada dasarnya dosis vaksin yang telah dimasukkan melalui suntikkan ke dalam tubuh akan memunculkan antibodi.

Baca juga: 17 Pejabat di Bali Sudah Disuntik Vaksin Covid-19, Koster Bakal Kembali Ikuti Vaksinasi Tahap Kedua

Khusus jenis vaksin yang disuntikkan di bahu, umumnya akan membentuk atau memunculkan antibodi dengan tipe IgG.

Dijelaskan Ahmad, antibodi dengan tipe IgG utamanya akan melindungi organ dalam (vital) tubuh, seperti paru-paru.

Kendati memunculkan antibodi tipe IgG, tetapi vaksin Sinovac ini kecil kemungkinannya untuk menghasilkan antibodi dengan tipe IgA, di mana antibodi tipe ini biasanya muncul di rongga atas atau pernapasan.

Baca juga: Anggota DPR RI Ribka Tjiptaning Menolak Divaksin, dr Tirta Kesal: Dulu Minta Pejabat Divaksin Duluan

"Maka vaksin saat ini belum atau tidak terbukti mampu mencegah infeksi, artinya virus masih bisa masuk ke rongga napas atas," jelasnya.

Sehingga, jika setelah disuntik vaksin Covid entah dosis pertama ataupun dosis kedua sekalipun, saat virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 masuk melalui saluran pernapasan, maka gejala infeksi di saluran pernapasan masih bisa terjadi.

Ahmad menambahkan, infeksi pada rongga atas ini sebenarnya bisa membuat seseorang terinfeksi Covid-19 tapi tidak bergejala.

"Nah, karena infeksinya di rongga atas juga, ada proteksi alamiah dari imunoglobulin tipe A (IgA). Sementara, infeksi rongga bawah proteksi butuhnya IgG," kata dia.

Hal ini menandakan bahwa setelah seseorang disuntikkan vaksin corona beragam jenis yang ada saat ini, itu tidak menjamin orang tersebut tidak mungkin atau terhindar dari infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Akan tetapi, cara kerja vaksin Covid yang ada saat ini memang bisa mencegah atau melindungi penerima vaksin dari potensi terjadinya gejala-gejala yang berat jika sampai terinfeksi virus SARS-CoV-2.

Seperti diketahui, gejala-gejala berat pasien terinfeksi Covid-19 cenderung banyak memengaruhi organ vital dalam tubuh pasien, terlebih terhadap orang-orang dengan penyakit komorbid seperti kardiovaskular, paru, hipertensi, diabetes dan lain sebagainya.

"Ini berlaku untuk semua vaksin yang disuntikkan ke bahu, maka sekarang ada upaya membuat vaksin Covid-19 inhaler atau tets hidung," ujarnya.

Efikasi 65,3 persen
Sebelumnya, izin penggunaan darurat alias emergency use authorization (EUA) vaksin Covid-19 Sinovac telah dikeluarkan oleh BPOM pada Senin (11/01/2021). 

Kepala BPOM, Penny K Lukito mengatakan, efikasi Sinovac mencapai 65,3 persen.

"Sesuai persyaratan WHO di mana efikasi minimal sebesar 50 persen. Angka efikasi 65,3 persen ini menunjukkan harapan bahwa vaksin Sinovac mampu menurunkan kejadian infeksi hingga 65,3 persen," ucap Penny.

"Efikasi adalah estimasi bagaimana nanti efektivitasnya (vaksin). Di atas 50 persen itu sudah ada jaminan, ada harapan vaksin akan menurunkan kejadian penyakit," kata Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM) Penny K Lukito.

Vaksin Sinovac yang telah diuji coba tahap ketiga di Bandung telah memenuhi standar keamanan yang disyaratkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers pengumuman pemberian izin penggunaan darurat vaksin atau emergency use authorization (EUA) yang digelar pada Senin (11/1/2021).

Baca juga: Sindiran Menohok Sherina Munaf: Halo Raffi Ahmad, Setelah Divaksin Bukan Berarti Keluyuran Rame-rame

"Pertama, hasil evaluasi terhadap data dukung keamanan yang diperoleh dari studi klinis fase ketiga di Indonesia, Brasil, dan Turki secara keseluruhan aman dengan kejadian efek samping ringan hingga sedang," ujar Penny dalam konferensi pers secara virtual itu.

Jika di Indonesia 65,3 persen, hasil uji klinis di Brasil sebesar 91,25 persen, dan 78 persen berdasarkan uji klinis di Turki.

Uji klinis ini dilakukan sebanyak 3 fase yang dilakukan di Bandung, Jawa Barat.

"Badan POM pemberian persetujuan emergency use authorization (EUA) untuk vaksin pertama kali kepada vaksin coronaVac produksi Sinovac," kata Penny, Senin (11/1/2021).

Sementara itu, efek samping yang dirasakan setelah disuntikkan vaksin sinovac sejauh ini antara lain nyeri, iritasi, serta pembengkakan yang tidak bahaya dan dapat pulih kembali keesokan harinya.

(Kompas.com/Ellyvon Pranita)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Suntik Vaksin Covid-19, Seperti Ini Cara Kerja Vaksin Dalam Tubuh dan Tribunnews.com dengan judul Di Tengah Keraguan Sejumlah Pihak, Berikut Fakta Vaksin Sinovac

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved