Berita Bali

Kunjungan Kerja ke Buleleng Bali, Menteri Kelautan dan Perikanan Borong Garam Pemuteran

Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono melakukan kunjungan kerja ke BBRBLPP di Dusun Gondol Buleleng

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Dokumentasi Pemprov Bali
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono (dua dari kiri) melakukan kunjungan kerja ke Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP) di Dusun Gondol, Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Rabu, 20 Januari 2021 - Kunjungan Kerja ke Buleleng Bali, Menteri Kelautan dan Perikanan Borong Garam Pemuteran 

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono melakukan kunjungan kerja ke Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP) di Dusun Gondol, Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, Rabu 20 Januari 2021.

Dalam kunjungan kerjanya itu, Wahyu Trenggono meninjau produksi garam lokal Pemuteran, laboratorium hingga proses pembenihan tuna, kerapu sunu, pembenihan abalon dan pembenihan lobster.

Didampingi Gubernur Bali, Wayan Koster dan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, Wahyu Trenggono melihat produk lokal khas Buleleng yang berupa garam Pemuteran sudah mampu menjadi daya tarik bagi Jepang.

Mendengar hal itu, Wahyu Trenggono kemudian ikut memborong garam lokal khas Pemuteran Buleleng ini untuk dibawa ke Jakarta.

Baca juga: Petani Garam di Amed Karangasem Tak Beroperasi Sementara Karena Cuaca Buruk

Baca juga: Hanya Tersisa 2 Orang, Desa Kelating Tabanan Krisis Regenerasi Petani Garam

Baca juga: Tips Bikin Tumis Kangkung Super Enak dari Chef, Tambahkan Garam Saat Panaskan Minyak

Kepala BBRBLPP, Bambang Susanto mengatakan, garam Pemuteran yang memiliki nama 'Bali Salt' ini setiap bulannya mampu diekspor ke Jepang sebanyak 2 ton.

Menurutnya, garam ini diminati karena selain memiliki fungsi untuk makanan, juga dimanfaatkan untuk treatment spa.

Gubernur Bali, Wayan Koster menilai, keunggulan produk lokal berupa Garam Pemuteran yang mampu menjadi pasar ekspor perlu dukung bersama sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali.

Seimbangkan Struktur Perekonomian Bali, Koster Mohon Dukungan ke Menteri Kelautan dan Perikanan

Gubernur Bali, Wayan Koster mengaku bakal menyeimbangkan struktur perekonomian Bali antara pariwisata, pertanian, kelautan, dan industri.

Hal itu dilakukan karena potensi Pulau Dewata di bidang pertanian, kelautan dan industri cukup besar.

Dalam upaya menyeimbangkan struktur ekonomi tersebut, khususnya di bidang kelautan, Koster memohon dukungan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan RI.

Permintaan dukungan itu disampaikan karena Koster berkeinginan agar potensi laut Bali dikembangkan dalam pembudidayaan hingga menjangkau pasar luar negeri atau ekspor.

"Mohon dukungan Pak Menteri Kelautan dan Perikanan RI, karena potensi laut ini akan kami kembangkan pembudidayaan, industri, dan pasar ekspornya," kata Koster.

Hal ini Koster sampaikan saat kunjungan kerja Menteri Kelautan dan Perikanan ke Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP) di Dusun Gondol, Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Rabu 20 Januari 2021.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono mengaku mendukung keinginan Koster untuk menjadikan Pulau Bali sebagai salah satu wilayah pengembangan budidaya, industri dan pasar ekspor hasil laut dan perikanan.

"Saya mendukung Pak Gubernur, karena selain Bali sebagai destinasi wisata dunia

Namun Bali juga memiliki potensi yang harus terbangun budidaya dan industrinya dibidang kelautan dan perikanan," jelasnya.

"Apalagi Bali sangat selaras dan berkesinambungan di dalam menjaga lautnya dengan pendekatan culture (atau) kebudayaan, karena Bali tidak pernah menghancurkan, untuk itu saya mendukung Pak Gubernur," imbuhnya.

Wahyu Trenggono menegaskan, dengan adanya kemampuan dalam membuat benih lobster, kerapu sunu, abalon hingga tuna di Buleleng maka sudah saatnya industri dan volume ekspor, khususnya ekspor ikan tuna sudah bisa dilakukan.

 "Ada sesuatu ekonomi baru di wilayah laut ini yang bisa dikembangkan dan siap mendukung Pak Gubernur," tegasnya lagi. (*).

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved