Berita Buleleng
Angka Kemiskinan di Buleleng Bali Bertambah 0.13 Persen
Dampak Pandemi Covid-19, Angka Kemiskinan di Buleleng Bali Bertambah 0.13 Persen
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Angka kemiskinan di Buleleng, Bali, sejak Maret 2019 hingga Maret 2020 mengalami peningkatan sebesar 0.13 persen.
Atau dari yang sebelumnya berjumlah 34.260 jiwa, bertambah menjadi 35.250 jiwa.
Peningkatan ini salah satunya terjadi akibat dampak dari pandemi Covid-19.
Kepala BPS Buleleng, Made Bimbo Abdi Suardika mengatakan, meski angka kemiskinan meningkat hingga sekitar seribuan jiwa, indikator indeks kedalaman kemiskinan cenderung meningkat ke arah yang lebih baik, dari yang sebelumnya 5.19 persen, menjadi 5.32 persen.
Baca juga: Istri Gubernur Bali Minta Masyarakat Tak Ragukan Efektivitas Vaksin Covid-19
Baca juga: Pemkab Klungkung Tagetkan Angka Kemiskinan Jadi Tiga Persen,Tahun 2021 Fokus Tuntaskan Kemiskinan
Baca juga: Atasi Masalah Kemiskinan hingga Infrastruktur, Bupati Suwirta Bedah Desa di Tanglad dan Batukandik
Peningkatan ini salah satunya terjadi karena program pengentasan kemiskinan khususnya dalam meningkatkan konsumsi rumah tangga miskin yang dilakukan oleh pemerintah atau instansi lain sudah semakin membaik.
"Contohnya dulu konsumsinya hanya Rp. 100 ribu, sekarang sudah Rp. 300 ribu. Memang masih dalam ketegori miskin. Namun posisinya sudah mendekati dari garis kemiskinannya. Kalau sebelumnya rata-rata konsumsinya jauh sekali dari garis kemiskinan," terangnya.
Sementara disinggung terkait penyebab meningkatnya jumlah masyarakat miskin di Buleleng, Bimbo mengaku salah satunya terjadi akibat pandemi Covid-19, yang terjadi sejak November 2019 lalu.
Masyarakat Bali yang sangat bergantung pada pariwisata akhirnya kehilangan penghasilan, akibat menurunnya jumlah wisatawan yang datang.
"Di Buleleng Covid memang mulai mewabah sejak Maret 2020. Tapi Covid sebelumnya kan sudah mulai ditemukan di Cina sejak November 2019, sehingga terjadi penurunan wisman, perdagangan dengan Cina juga lesu. Jadi ada penurunan pendapatan warga di Bali yang sangat bergantung pada pariwisata. Nanti dampak pandemi selama Maret 2020 ke bawah, akan kami hitung di bulan Maret 2021 nanti," jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas Sosial Buleleng, I Putu Kariaman, membenarkan jika angka kemiskinan di Buleleng meningkat.
Hal ini disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19 yang menyebabkan banyak masyarakat yang dirumahkan atau pendapatannya menurun.
Hal ini juga berdampak pada para pedagang, karena daya beli masyarakat ikut menurun.
Atas hal tersebut, pemerintah pusat dan daerah sedang berupaya meningkatkan daya beli masyarakat lewat program BLT, BST, BPNT Sembako dan Bansos PKH.
Bantuan-bantuan tersebut khusus diberikan kepada masyarakat kategori miskin, rentan miskin, disabilitas, dan lansia yang sudah masuk dalam data DTKS.
Satu Keluarga di Buleleng Positif Covid-19 Setelah Jaga Pasien Rawat Inap
Kasus baru terkonfirmasi covid-19 di Buleleng pada Rabu, 20 Januari 2021 terus meningkat.
Dimana, ada 35 orang yang tersebar di delapan kecamatam dinyatakan positif corona.
Sekda Buleleng juga sebagai Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa mengatakan, puluhan kasus terkonfirmasi ini ditemukan dari hasil tracing terhadap kasus sebelumnya.
Dengan rincian 12 orang asal Kecamatan Buleleng.
12 orang asal Kecamatan Sukasada.
Enam orang asal Kecamatan Gerokgak.
Satu orang asal Kecamatan Busungbiu.
Satu asal Kecamatan Kubutambahan.
Satu asal Kecamatan Banjar.
Satu asal Kecamatan Sawan. Dan satu orang lainnya asal Kecamatan Seririt.
Suyasa menyebut, dari puluhan kasus terkonfirmasi ini, ada delapan orang diantaranya yang merupakan klaster keluarga.
Mereka berasal dari Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada.
Mereka terpapar covid, setelah sempat menjaga salah satu keluarganya yang tengah menjalani rawat inap di rumah sakit.
"Sebelumnya pasien yang dirawat inap ini belum dinyatakan positif covid. Sehingga ada beberapa keluarganya yang menjaganya di rumah sakit.
Setelah beberapa hari dirawat, pasien kemudian di swab test, dan hasilnya ternyata positif covid.
Sehingga swab test juga langsung dilakukan kepada seluruh keluarganya yang sempat menjaga pasien tersebut.
Hasilnya, seluruh keluarganya berjumlah delapan orang juga dinyatakan positif covid," terang Suyasa.
Selain itu, Suyasa menyebut virus corona juga menular pada keluarga salah satu tenaga kesehatan (nakes,) yang tinggal di Kelurahan Banyuning.
Nakes tersebut ditegaskan Suyasa, bukan terpapar covid dari kasus terkonfirmasi yang selama ini berada di wilayah Banyuning.
Melainkan dari kasus yang ada di kelurahan lain yang ada di Buleleng.
Sehingga, saat ini pihaknya belum memutuskan apakah akan memperpanjang pengawasan ketat terhadap aktivitas masyarakat di wilayah setempat, atau dihentikan sesuai jadwal, yakni pada Kamis, 28 Januari 2021.
"Jadi kasus terkonfirmasi hari ini ada yang dari klaster keluarga, dan yang lain satu-satu kasus namun tersebar diberbagai tempat.
Mereka rata-rata tidak bergejala.
Diketahui positif covid setelah ditracing oleh tim surveilance.
Yang tidak bergejala ini akan segera diisolasi di hotel yang ada di Denpasar," terangnya.
Mengingat kasus terkonfirmasi belakangan ini terus mengalami lonjakan, Suyasa pun berharap kepada masyarakat agar disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Apakah ada kemungkinan Buleleng akan menerapkan PPKM?
"Yang menentukan itu pusat. Jadi kami menunggu saja keputusan mereka," jawab mantan Kadisdikpora Buleleng ini. (*).