Berita Klungkung

Meski Harga Daging Babi Mahal di Pasaran, Peternak di Klungkung Bali Tak Berani Pelihara Babi Banyak

akibat dari pandemi virus ASF (african swine fever) yang menyerang ternak babi warga di Bali pada awal tahun 2020 lalu.

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Seorang peternak di Klungkung sedang membersihkan kandang babi miliknya belum lama ini. Perlu waktu setahun bagi peternak untuk mengembalikan kondisi peternakan babi, pasca wabah ASF. 

Yakni Harga bibit dan pakan mengalami peningkatan harga, juga karena peternak tidak berani beternak dalam skala besar," ujar Kasubag Perekonomian Pemkab Klungkung, Tjokorda Istri Agung Wiradnyani, Selasa 26 Januari 2020.

Kondisi ini juga merupakan imbas lanjutan dari virus ASF (african swine fever) yang menyerang ternak babi warga di Bali pada awal tahun 2020 lalu.

 Sehingga peternak masih khawatir untuk memelihara ternak babi dalam jumlah banyak.

Sementara Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida mengungkapkan, tingginya harga daging babi dipasaran merupakan fenomena mekanisme pasar.

Dimana saat ini populasi ternak babi, mengalami penurunan cukup signifikan pasca virus ASF.

Belum lagi pasca merebaknya virus ASF, Pemerintah Provinsi Bali juga tidak bisa sembarangan dalam mendatangkan babi dari luar pulau.

" Pasca merebaknya virus ASF, tentu lalu lintas ternak babi antar pulau masih diperketat. 

Jangan sampai longgar mendatangkan babi dari luar daerah, justru kembali membawa virus ASF, dan membuat rugi peternak lokal" ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved