Berita Badung

Kerugian Rp 13,8 M Tak Masuk Akal, Komisi III DPRD Badung Panggil Direksi PDAM

Kerugian Rp 13,8 M Tak Masuk Akal, Komisi III DPRD Badung Panggil Direksi PDAM, Dirut PDAM Akui Titik Kebocoran Sangat Tinggi

Tribun Bali/I Komang Agus Aryanta
Situasi Rapat Kerja yang dilakukan Komisi III kepada jajaran Direksi PDAM Badung, Rabu 27 Januari 2021 - Kerugian Rp 13,8 M Tak Masuk Akal, Komisi III DPRD Badung Panggil Direksi PDAM 

Politisi asal Desa Dauh Yeh Cani Abiansemal itu menjelaskan ketika terjadinya penurunan pendapatan, harusnya terjadi penurunan produksi.

Namun, situasi di PDAM Tirta Mangutama justru sebaliknya.

“Ini kan lucu, terjadi kontradiktif. Produksi 43 juta, sedangkan terjual 22 juta. Ini hampir 50 persen. Jika dikatakan harus disiapkan produksinya lebih karena mengantisipasi tingkat kebocoran, titik-titik rawan yang diprediksi harusnya sudah diketahui,” terangnya.

Jika terkait subsidi ke masyarakat saat pandemi Covid-19 pihaknya mengaku, tidak mempermasalahkan.

“Subsidi ke masyarakat di tengah pandemi merupakan kebijakan. Itu tidak masalah,” tegasnya.

Pencurian Air

Sementara, Wakil Ketua Komisi, Wayan Sandra, meminta minimal setiap tiga bulan sekali harus ada kontrol antara Dewan dengan Perumda Tirta Mangutama.

Hal ini agar ada pengawasan yang jelas arah perusahaan ke depannya.

“Kebocoran 43,61 persen itu bukan kebocoran biasa, di atas 30 persen artinya sudah terjadi pencurian air. Sekarang baru kelihatan di musim pandemi ini. Jangan saling menyalahkan, tetapi mampu gak kita melakukan efisiensi,” pinta Sandra.

Anggota Komisi III, I Gusti Ngurah Saskara pun mempertanyakan strategi PDAM untuk menekan kerugian dan tingkat kehilangan air ini.

“Apakah kerugian ini tidak bisa ditekan? Seharusnya, PDAM memiliki strategi menurunkan tingkat kehilangan air dan investasi di industri air melalui inovasi, yang hingga saat ini belum dilakukan,” kata Saskara.

Akui Rugi

Direktur Utama (Dirut), I Ketut Golak, mengakui adanya kerugian yang dialami PDAM Badung.

Ia beralasan kerugian dialami lantaran produksi air tidak bisa dikurangi dengan cepat.

Selain itu, ia menyebut tingkat kebocoran sangat tinggi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved