Berita Badung
Belum Tahu Soal Isu Virus Nipah, Peternak Babi Made Sudiarta Harapkan Ada Perhatian Pemerintah
Isu terkait virus Nipah yang bisa membahayakan babi belum diketahui sebagian peternak di Badung, Bali.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Isu terkait virus Nipah yang bisa membahayakan babi belum diketahui sebagian peternak di Badung, Bali.
Namun para peternak babi berharap Pemerintah bisa dengan cepat memberikan solusi terkait sebelumnya ada wabah babi mati yang membuat rugi para peternak.
Sampai saat ini para peternak babi masih was-was untuk memelihara babi.
Selain babi yang sangat mahal, vaksin terkait wabah sebelumnya yang diduga African Swine Fever (ASF) juga belum ada.
• Peternak Babi Tak Perlu Takut, GUPBI Bali Pastikan Indonesia Aman dari Virus Nipah
• Meski Virus Nipah Belum Ada di Indonesia, Dinas Pertanian Badung Imbau Peternak Terapkan Biosecurity
• Epidemiolog: Virus Nipah Berpotensi Jadi Pandemi, Jauh Lebih Besar dari Covid-19
Hal itu pun membuat trauma para peternak babi khususnya di Kabupaten Badung
Salah satu peternak babi asal Banjar Semana, Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung, Made Sudiarta mengaku tidak mengetahui isu virus tersebut.
Kendati demikian pihaknya sangat berharap diperhatikan oleh Pemerintah.
“Belum tau saya tentang isu itu. Jangankan virus baru yang dulu saja sampai sekarang belum ada solusinya,” ujarnya saat dihubungi Rabu 3 Februari 2021.
Pihaknya mengaku terpaksa kembali memelihara babi lantaran tidak ada pekerjaan di tengah pandemi Covid-19 ini.
Kerja pemborong bangunan yang pernah dirinya geluti sebelumnya pun juga sangat sepi.
“Memelihara babi ini saja satu-satunya jalan sekarang untuk usaha. Meski dulu saya sudah rugi sampai Rp 100 juta lebih,” jelasnya.
Saat ini pihaknya mengaku, bibit babi susah dicari.
Bahkan jika ada harganya mencapai Rp 1,3 juta di umur 35 hari.
Hal itu pun membuat dirinya was-was dan takut jika wabah sebelumnya terulang kembali.
“Saat ini di kandang saya ada babi sebanyak 26 ekor, yakni penggemukan atau anaknya sebanyak 18 ekor, induk 7 ekor dan pejantannya 1 ekor,” ucapnya.