Jenderal Min Aung Keluarkan Perintah Agar Militer Lebih Keras Menindak Demonstran

Berulangkali Jendeal Min Aung Hlaing meminta para demonstran kembali bekerja atau mereka akan menghadapi langkah militer yang lebih tegas.

Editor: DionDBPutra
News.com.au
Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar Min Aung Hlaing. Dia meminta para demonstran kembali bekerja atau mereka akan menghadapi langkah militer yang dia sebut sebagai tindakan efektif. 

TRIBUN-BALI.COM, NAYPYIDAW – Penguasa tertinggi pemerintahan militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing perintakan tentara bertindak lebih keras terhadap demonstran yang memprotes aksi kudeta.

Berulangkali Jendeal Min Aung Hlaing meminta para demonstran kembali bekerja atau mereka akan menghadapi langkah militer yang dia sebut sebagai tindakan efektif.

Tindakan efektif bisa saja berupa langkah tegas ala militer yang berpeluang menimbulkan korban terluka dan korban jiwa.

Jenderal Min Aung Tunjuk Para Tokoh Ini Sebagai Menteri, Suu Kyi Ditahan Sampai Akhir Bulan

Profil Min Aung Hlaing, Panglima Militer di Balik Kudeta Myanmar

Jenderal Min Aung mengeluarkan perintahnya tersebut setelah para demonstran turun ke jalan-jalan menggelar aksi demo yang sudah berlangsung sepekan terakhir.

Secara umum aksi unjuk rasa di Myanmar berlangsung damai. Militer sempat menanggapi aksi unjuk rasa dengan gas air mata, meriam air, dan peluru karet. Bahkan muncul laporan adanya penggunaan peluru tajam.

Pada Kamis malam 11 Februari 2021, Jenderal Min Aung Hlaing menyerukan agar pegawai negeri kembali bekerja setelah beberapa hari melakukan pemogokan nasional.

"Karena hasutan oknum, beberapa aparatur sipil negara gagal menjalankan tugasnya," ujarnya.

"Tindakan efektif akan diambil,” kata Min Aung tanpa memerinci lebih lanjut apa yang dimaksud dengan tindakan efektif tersebut.

Militer Myanmar menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan sejumlah tokoh lainnya serta melakukan kudeta pada 1 Februari 2021.

Sejak kudeta itu Panglima Militer Myanmar Min Aung Hlaing mendapuk dirinya memegang kekuasaan tertinggi di legislatif, yudikatif, dan eksekutif.

Rakyat Myanmar marah dan menyerukan pembangkangan terhadap kudeta. Mereka pun menyerukan pembebasan Suu Kyi dan tokoh senior lainnya yang ditahan.

Demonstran kembali menggelar reli dengan damai pada Kamis di Naypyidaw dan Yangon. Puluhan ribu orang dilaporkan membanjiri jalan-jalan.

"Jangan pergi ke kantor," teriak sekelompok pengunjuk rasa di luar bank sentral Myanmar di Yangon, mendesak orang untuk mogok kerja dan menekan junta militer.

Markas Besar Partai Aung San Suu Kyi di Yangon Dihancurkan Militer Myanmar Setelah Aksi Demo 4 Hari

"Kami tak hanya melakukan ini selama sepekan atau sebulan, kami bertekad melakukan ini sampai akhir ketika (Suu Kyi) dan Presiden U Win Myint dibebaskan," kata seorang pengunjuk rasa yang merupakan pegawai bank kepada AFP.

Komunitas dari etnik Karen, Rakhine, dan Kachin ikut serta daalm aksi protes. Beberapa di antaranya telah menghadapi penganiayaan berat dari tentara.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved