Myanmar
Profil Min Aung Hlaing, Panglima Militer di Balik Kudeta Myanmar
Dia pernah mengisyaratkan niat terjun ke dunia politik setelah usia 65 tahun, umur ketika dia harus pensiun dari angkatan bersenjata.
TRIBUN-BALI.COM, NAYPYIDAW - Pusat perhatian masyarakat dunia hari ini tertuju ke Myanmar dan seorang tokoh yang berada di balik kudeta militer di negeri itu.
Sosok yang menyedot perhatian tersebut adalah Panglima tertinggi Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing (64).
Setahun menjelang pensiun dari militer, Jenderal Min Aung memimpin kudeta dengan cara menahan pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi, Presiden Myanmar dan sejumlah tokoh lainnya pada Senin dini hari 1 Februari 2021.
Bukan sekali ini dia bertindak kontroversial. Dunia sempat mengecam Min Aung Hlaing karena memimpin penindasan terhadap populasi Rohingya tanpa kewarganegaraan Myanmar tahun 2017.
Facebook memblokir akunnya karena memicu ujaran kebencian terhadap kelompok minoritas yang dianiaya tersebut.
• Aung San Suu Kyi Serukan Rakyat Myanmar Terus Melawan Kudeta militer
• Profil Myanmar, Negara Kaya Batu Giok yang Kini Dalam Situasi Darurat
• Begini Kronologi Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Tokoh Senior Partai NLD Myanmar
Penyelidik PBB meminta jenderal itu dan para pemimpin militer lainnya dituntut untuk kasus genosida.
Namun, Jenderal Min Aung Hlaing dengan tegas membantah hampir semua tuduhan pelanggaran HAM.
Ia menyatakan operasi militer yang membuat sekitar 750.000 etnis Rohingya melarikan diri ke Bangladesh, sebagai langkah tepat untuk menangkal pemberontak.
Kantor berita AFP pada Senin 1 Februari 2021 mewartakan, Min Aung memimpin militer Myanmar tahun 2011, tepat ketika generasi pemimpin militer sebelumnya sedang mentansisikan sistem parlementer, setelah hampir 50 tahun Myanmar terbelenggu kediktatoran militer.
Jenderal Min Aung Hlaing menginisiasi program ambisius berbiaya mahal, untuk melengkapi tentara dengan peralatan modern, membekalinya dengan senjata dari China, Rusia, Israel, serta negara produsen besar lainnya.
Kudeta militer sekarang diprediksi sebagai langkah Min Aung Hlaing untuk berkuasa.
Dia pernah mengisyaratkan niat terjun ke dunia politik setelah usia 65 tahun, umur ketika dia harus pensiun dari angkatan bersenjata.
"Dia tergoda mencalonkan diri sebagai warga sipil," ungkap analis Myanmar, Herve Lemahieu, dari Institut Lowy Australia.
Lemahieu memaparkan, sang jenderal mungkin berharap mendapat bantuan partai politik yang didukung militer, meski pada pemilu Myamnar tahun lalu kalah telak dari partai Aung San Suu Kyi.
"Dia mungkin sudah berhitung sekarang bahwa... tidak ada sarana pemilu yang bisa membuatnya tetap berkuasa," kata Lemahieu.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/min-aung-hlaing.jpg)