Human Interest Story

Kisah Tumpek Landep Dirangkai dengan Mamitang, Pembuatannya Berawal dari Mimpi Memegang Keris Hitam

AA Ngurah Mahendra Putra dari Kerobokan Badung menuturkan, ia membuat keris digunakan untuk ngayah.

Tribun Bali/Rizal Fanany
Pande Putu Yuga Wardiana melakukan persembahyangan Tumpek Landep di Pande Keris Urip Wesi Tapa Karya di Gang Pacar, Jalan Ratna, Denpasar, Sabtu 13 Februari 2021. Hari Raya Tumpek Landep yang biasa disebut sebagai otonan besi diperingati setiap enam bulan sekali tepatnya pada Saniscara Kliwon Wuku Landep. Pada saat hari raya ini, segala bentuk peralatan yang terbuat dari besi seperti keris, tombak, pisau, hingga barang elektronik dan kendaraan bermotor juga turut diupacarai - Kisah Tumpek Landep Dirangkai dengan Mamitang, Pembuatannya Berawal dari Mimpi Memegang Keris Hitam 

Untuk bahan keris sendiri tergantung dari tujuan dibuatnya keris tersebut.

Jika untuk agem-ageman cukup dengan unsur tri datu yakni besi, nikel dan baja.

Apabila untuk melinggih menggunakan panca datu maupun sapta datu.

Panca datu ini terdiri atas besi, baja, nikel, emas dan perak, sedangkan satpa datu terdiri atas panca datu ditambah timah dan mirah.

“Setiap ada yang akan membuat keris, saya tanya kegunaannya untuk apa. Sehingga bisa ditentukan bahan yang digunakan,” katanya.

Dalam masa pandemi Covid-19 ini, memang produksi keris mengalami sedikit penurunan.

Walaupun demikian, pemesanan keris ini tidak tergantung ekonomi, melainkan tugas atau pawisik yang diterima orang yang mau memesan.

“Tapi memang harus membuat pusaka ini ada yang untuk tujuan ngayah, sehingga ngayah ini lebih utama daripada kondisi Covid-19 nya,” katanya.

(I Putu Supartika)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved