Berita Bali
Kisah Clekontong Mas, Dibayar Rp 45 Juta Tampil Hanya 20 Menit, Kini Kembali Berjuang dari Nol
Dalam waktu dekat ini, grup bondres Bali Clekontong Mas rencananya akan merilis beberapa film
Penulis: Karsiani Putri | Editor: Komang Agus Ruspawan
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Nama Clekontong Mas Balinese Art Production merupakan grup lawak Bali paling populer saat ini.
Bayarannya pun terbilang paling tinggi. Kelompok bondres asal Bali ini bahkan pernah dibayar Rp 45 juta hanya untuk durasi 20 menit.
Meski banderolnya tinggi, Clekontong Mas tetap laris manis sebelum adanya pandemi Covid-19.
Bahkan dalam sebulan mereka pernah tampil 40 kali. Artinya, dalam 10 hari mereka harus tampil dua kali di panggung berbeda.
Di sisi lain, mereka juga tetap mengusung visi untuk ngayah (sukarela). Mereka kadang juga tampil tanpa harus dibayar.
Berikut ini kisah suka duka grup bondres Clekontong Mas Balinese Art Production sejak awal berdiri hingga menuai masa emas, dan perjuangan mereka bertahan di masa pandemi Covid-19 ini.
Bondres Clekontong Mas beranggotakan tiga orang, yakni I Komang Dedi Diana (Tompel), I Ketut Gede Rudita (Sokir), dan I Nyoman Ardika (Sengap).
Ketika ditemui Tribun-Bali.com di Yamaha FFS Bali, salah satu personil Clekontong Mas Balinese Art Production, yakni I Komang Dedi Diana (Tompel) menuturkan cikal bakal terbentuknya Clekontong Mas Balinese Art Production hingga akhirnya bisa sangat dicintai oleh masyarakat karena berbagai lawakannya yang lucu, kreatif, dan inovatif.
“Clekontong Mas Balinese Art Production muncul dari tanggal 8 Oktober 2012. Setelah itu kami menyatukan persepsi karena dulunya dibentuk dari beberapa grup, baik grupnya Sengap Tompel Sokir Pokokne (STSP) dan Luh Kembung dan Cablek. Tapi, karena Luh Kembung dan Cablek lepas dari grupnya sehingga kami membentuk komitmen di tanggal tersebut untuk lebih serius dan tidak ingin namanya terlalu panjang juga,” ucap I Komang Dedi Diana (Tompel).
Kemudian dari sanalah terbentuk Sanggar Clekontong Mas hingga Yayasan Clekontong Mas Batayang dengan harapan dapat menjadi wadah bagi generasi berikutnya dalam memproduksi banyak hal dalam bidang kesenian Bali.
“Kata Clekontong sebenarnya berarti sarana upakara dan kalau di Hindu namanya tempat berstananya Ida Sang Hyang Widhi Wasa, sedangkan Mas artinya mulia. Harapan kita Clekontong Mas ini adalah sebagai wadah, tidak hanya sebagai wadah untuk seniman pemula tapi juga untuk seniman-seniman lainnya,” ungkapnya.
Masing-masing anggota Clekontong Mas Balinese Art Production ini pun memiliki ciri khasnya sendiri baik dari segi karakter maupun penampilannya.
Sifat dan penampilan Tompel sendiri terinspirasi dari karakter topeng yang diciptakan para penglisir terdahulu, kemudian Sokir terinspirasi dari tokoh-tokoh yang ada di pewayangan dan sedangkan Sengap terinspirasi dari senior Bondres Bali seperti Dolar dan Lolak.
Clekontong Mas Balinese Art Production sendiri memiliki ciri khas, yakni pada kemampuan masing-masing personil yang kemudian saling melengkapi ketika berada di atas panggung.
Tompel memiliki kemampuan dalam bidang tari, kemudian Sengap memiliki skill di bidang keagamaan khususnya Dharma Wacana serta Sokir yang memiliki skill di kesenian kerawitan.
“Apapun dan dimana pun kami pentas, kami akan mencoba mengeksplore baik dari tema, tempat, situasi dan siapa yang kami akan berikan hiburan. Selama ini yang saya dengar dari penonton adalah Clekontong Mas Balinese Art Production mampu mengangkat informasi tentang fenomena dan informasi terupdate yang terjadi di masyarakat. Itulah yang kemudian membuat penonton menyukai kami,” kata I Komang Dedi Diana (Tompel).
Menurutnya, setiap kali akan mempersiapkan materi lawak, pihaknya akan mengandalkan sumber-sumber yang mereka miliki.
Sumber-sumber tersebut berasal dari tontonan, bacaan serta pergaulan sehari-hari mereka bertiga dan dari sumber tersebutlah mereka akan olah untuk menjadi lawakan sesuai ciri khas mereka.
“Yang dulunya hanya tampil di Pura-pura lalu kami beranjak ke dunia modern, baik itu mengisi acara ulang tahun hingga perayaan acara. Dari berbahasa Bali kemudian beranjak ke bahasa Indonesia, dan untuk bahasa inggris kami hanya menggunakannya sedikit. Kami ingin tetap berinovasi, belajar dan mencoba memberikan kepuasan kepada penonton itu sendiri,” ungkapnya.
Clekontong Mas Balinese Art Production kemudian menjelam menjadi grup Bondres kenamaan Bali yang telah memiliki jam terbang yang tinggi.
Bahkan pernah dalam sebulannya total sebanyak 40 pementasan dilakukan oleh Clekontong Mas Balinese Art Production.
Sejak tahun 2012, berbagai pengalaman suka maupun duka telah dialami oleh Clekontong Mas Balinese Art Production mengingat hingga tahun 2021 ini kurang lebih 2000an pementasan telah digelar baik di Indonesia maupun luar negeri.
“Sebelum ada pandemi Covid-19 kami pernah mendapatkan bayaran di sekitar angka Rp 45 juta untuk tampil dengan durasi 20 menit. Bahkan kami pentas tidak dibayar pun pernah karena konsep Ngayah kami tetap ada sampai sekarang,” tutur Tompel.
Ditambahkan, di Clekontong Mas Balinese Art Production mereka betul-betul ngayah karena memiliki program Ngayah Gratis.
“Kami membawa peralatan sendiri ketika pentas, hanya saja kami minta kepada panitia untuk menyediakan konsumsi saja,” tambahnya.
Baca Juga: Lebih Dekat dengan Clekontong Mas Balinese Art Production, Sebulan Bisa Pentas Hingga 40 Kali
Baca Juga: Kisah Tumpek Landep Dirangkai dengan Mamitang, Pembuatannya Berawal dari Mimpi Memegang Keris Hitam
Beralih Transformasi Digital
Untuk di tahun 2021 ini, Tompel menuturkan Clekontong Mas tengah mencoba untuk tranformasi digital serta mengusung konsep adaptasi mengingat kondisi pandemi yang saat ini belum jelas kapan berakhirnya.
Beberapa gebrakan yang Clekontong Mas Balinese Art Production lakukan di tahun ini, yakni mulai dari mengaktifkan sosial media Clekontong Mas Balinese Art Production dengan menampilkan berbagai konten menarik.
Dalam beberapa kali kesempatan Clekontong Mas melakukan pementasan off air, dengan menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.
“Pesan saya mari kita berdoa agar apa yang menjadi musibah bersama ini bisa cepat selesai dan kita sebagai seniman bisa kembali berkarir, berkreativitas dan berkarya seperti biasa,” katanya.
Baca Juga: Penyanyi Nonok Hadir Sebagai Bintang Tamu Dalam Acara Makedekan Ajak Clekontong Mas
Tompel pun menyatakan Clekontong Mas kini harus beradaptasi dengan kondisi pandemi, dan berjuang kembali dari nol.
“Yang jelas untuk saat ini, pesan kepada semua orang termasuk saya sendiri, mari kita beradaptasi dengan situasi seperti sekarang ini, jangan membanggakan kejayaan tahun lalu karena itu hanya akan membuat kita sedih. Mari kita mulai dari nol lagi untuk berjuang bersama-sama agar bisa mencapai kesuksesan yang baru,” pesannya.
Kini seluruh informasi mengenai update kegiatan hingga karya-karya Clekontong Mas Balinese Art Production dapat dinikmati masyarakat melalui sosial media Clekontong Mas Balinese Art Production.
Tentunya ini dapat menjadi angin segar bagi fans Clekontong Mas Balinese Art Production dalam mengobati kerinduannya terhadap lawakan Sengap dkk.
Terhitung sejak awal terbentuk hingga saat ini, Clekontong Mas Balinese Art Production telah melahirkan berbagai karya mulai dari Sabde Praya, Sugih Nagih, Balian Alihan.
Dalam waktu dekat ini, Clekontong Mas rencananya akan merilis beberapa film. (*)