Human Interest Story
Kisah Made Rai, 10 Tahun Jadi Petugas Laundry RSUP Sanglah Denpasar, Waswas Pakaian Pasien Covid-19
Made Rai yang bekerja di Instalasi Binatu RSUP Sanglah sempat merasa takut saat harus mencuci pakaian pasien Covid-19
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Komang Agus Ruspawan
Sebelum bekerja di Instalasi Binatu hampir 10 tahun, Made Rai juga sempat bekerja di Bidang Perawatan hampir 18 tahun, di ruangan Angsoka satu tahun dan di ruangan Anggrek selama tiga tahun.
Disortir Sebelum Dicuci
Made Rai kemudian menjelaskan bagaimana proses pakaian untuk pasien dibersihkan.
"Pertama kami menerima linen kotor setelah itu ditimbang dan dilakukan pemilihan atau sortir pada pakaian yang infeksi dan non infeksi,” katanya.
“Jika pakaian tersebut digunakan oleh pasien yang menderita penyakit infeksi maka kantong plastiknya akan berwarna kuning," tambahnya.
Setelah itu pakaian akan memasuki proses pembilasan di mesin cuci.
Pakaian yang telah digunakan oleh pasien dengan penyakit infeksi khususnya Covid-19, sudah dilakukan pemisahan dan mesin cucinya juga sudah disediakan khusus.
Setelah semua pakaian selesai dicuci, selanjutnya dibawa ke mesin pengering.
"Setelah semua pakaian pasien sudah kering akan dilakukan proses penggosokan atau disetrika di sebuah mesin,” ujar perempuan asal Gianyar ini.
Selanjutnya, kata dia, pakaian itu dikemas dalam plastik lalu didistribusikan ke setiap ruangan yang ada pasien.
Deterjen yang digunakan untuk membersihkan baju pasien pun khusus.
"Terdapat enam macam detergen yang meliputi penghilang noda serta penghilang lemak,” katanya.
“Sedangkan yang membedakan Binatu untuk baju pasien di RSUP Sanglah dengan binatu lainnya adalah pada penanganan khusus pakaian yang telah digunakan oleh pasien terutama yang memiliki penyakit infeksi," terang ibu dari dua anak ini.
Baca Juga: Bali Siap Sukseskan Target Nasional Vaksinasi Covid-19 Tahap Kedua, Ini Metode Anyarnya
Baca Juga: Bali Sasar 340 Ribu Lansia dan 7 Ribu Pelaku Wisata untuk Divaksin Covid-19 Tahap II