Human Interest Story

Kisah Made Rai, 10 Tahun Jadi Petugas Laundry RSUP Sanglah Denpasar, Waswas Pakaian Pasien Covid-19

Made Rai yang bekerja di Instalasi Binatu RSUP Sanglah sempat merasa takut saat harus mencuci pakaian pasien Covid-19

Kisah Made Rai, 10 Tahun Jadi Petugas Laundry RSUP Sanglah Denpasar, Waswas Pakaian Pasien Covid-19 - ni-made-rai-di-rsup-sanglah.jpg
Tribun Bali
Ni Made Rai saat bekerja bersama karyawan lainnya di Instalasi Binatu RSUP Sanglah Denpasar pada Senin 15 Februari 2021.
Kisah Made Rai, 10 Tahun Jadi Petugas Laundry RSUP Sanglah Denpasar, Waswas Pakaian Pasien Covid-19 - suasana-di-instalasi-binatu-rsup-sanglah-1.jpg
Tribun Bali/Luh Putu Wahyuni Sari
Suasana di Instalasi Binatu RSUP Sanglah pada, Senin (15 Februari 2021).
Kisah Made Rai, 10 Tahun Jadi Petugas Laundry RSUP Sanglah Denpasar, Waswas Pakaian Pasien Covid-19 - suasana-di-instalasi-binatu-rsup-sanglah.jpg
Tribun Bali/Luh Putu Wahyuni Sari
Suasana di Instalasi Binatu RSUP Sanglah pada, Senin (15 Februari 2021).

Instalasi Binatu di RSUP Sanglah sendiri memiliki mesin cuci sebanyak 5 buah, dengan kapasitas tiga mesin cuci sebanyak 100 kg dan dua mesin cuci sebanyak 50 kg. Dalam seharinya binatu RSUP Sanglah dapat membersihkan pakaian pasien sebanyak 1.300 kilogram. “Sehari kita menghabiskan enam derigen detergen untuk mencuci pakaian pasien,” kata Made Rai.

Selama ini, Made Rai mengaku jarang menemukan jarum yang tertempel di pakaian yang dikenakan oleh pasien.

Kalaupun menemukan jarum pada pakaian pasien, belum sampai melukai pekerja binatu.

Jika ditemukan beberapa baju pasien yang mengalami kerusakan seperti robek atau bolong, Made Rai langsung menjahitnya di mesin jahit yang sudah tersedia di ruang instalasi Binatu. (*) 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved